Minggu Gempar, Apa sesungguhnya Yang Terjadi di BTN Soncotengge?
Visioner Berita Kota Bima-Minggu
tanggal 11 April 2016, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sedang melaksanakan
kegiatan makan massa yang menghadirkan hampir puluhan ribu masyarakat Kota
Bima. Moment tersebut, juga dihadirkan oleh Wakil Gubernur NTB HM. Amin SH.
Pagi hari ditengah panasnya terik
matahari, muncul informasi yang menggemparkan Bima, kehebohannya pun mewarnai
Media Sosial (Medsos). Sebut saja, Vita yang merupakan isteri sah dari seorang
polisi yakni Brigadir EW mendatangi sebuah rumah milik oknum anggota Dewan
berinisial S di BTN Soncotengge-Kota Bima. Apa
sesungguhnya yang terjadi di BTN Soncotengge itu?.
Peristiwa itu, tak lebih dari Vita
mendatangi rumah tersebut dan kemudian menemukan menemukan suaminya di rumah
itu. Tetapi sebelumnya, Vita mengaku sengaja mencari suaminya, karena sudah
satu hari tidak pulang ke rumah dengan dalih sedang melakukan pengamanan
terhadap pelaksanaan ujian anak-anak sekolah pada Dinas Dikpora Kota Bima. Atas
hal itu, Vita mencoba menelphone untuk memastikan kabar dan keberadaan
suaminya. Sayangnya, Handphone miliki Brigadir EW pun dalam kondisi mati.
Sebagai seorang isteri, Vita
berkewajiban untuk mencasri tahu dimana keberadaan suaminya. Alhasil, Minggu
pagi itu Vita berhasil menemukan suaminya di rumah S. Akibatnya, kekisruhan
pada Minggu pagi itu, tak terhindari. Vita menduga, suaminya memiliki hubungan
dengan S. Dugaan Vita pun mengarah kepada terjadinanya perzinahan antara EV
dengan S. Sebab menurut Vita, Sabtu malam Minggu itu, EW bermalam di rumahnya
S.
Masalah ini pun menjadi meluas
ketika Vita membukanya melalui media massa baik cetak maupun online. Kepada
sejumlah media massa, Vita mengaku hanya menemukan S dan EW (tak ada orang
lain). Dan saat dirinya mendatangi rumah tersebut, pernah berteriak agar tuan
rumah membukakan pintu.
Namun,
teriakannya tak digubris. Karenanya, Vita pun mengambil langkah lain. Yakni,
memberitahukan masalah itu kepada mertuanya. Alhasil, sang mertuapun dating ke
tempat kejadian perkara (TKP). “Pintu dibuka ketika mertua saya berkali-kali
diketuk oleh Mertua. Pun pintu dibuka setelah puluhan menit diketuk oleh mertua
saya,” papar Vita kepada sejumlah media massa saat itu.
Pertengkaran hebat pun, tak bisa
dihindari saat itu. Vitapun mengaku, usai pintu ditutup oleh EW (ketika dirinya
dan mertuan dan anaknya berhasil masuk kedalam rumah tersebut)-dirinya sempat
dicekik oleh S sembari mengeluarkan perkataan “diam kamu”. Namun, perseteruan
tersebut tak berlangsung lama. Dan, Vita mengambil langkah lain. Yakni,
mengadukan secara resmi peristiwa itu dengan delig aduaan dugaan perzinahan
antara suaminya dengan S.
Minggu malam (11/4/2017), Vita pun
didera oleh guncangan psikologis. Jelasnya, Vita tiba-tiba jatuh sakit hingga
harus diopname di RSUD Bima. Namun sakit yang dialami Vita, tak berlangsung
lama. Kini Vita dikabarkan telah sembuh seperti sediakala. Tak hanya pengaduan
ke jalur hukum yang dilakukan oleh Vita terhadap suaminya. Tetapi, dua hari
sebelum peristiwa di BTN Soncotengge, secara resmi ia menggugat cerai suaminya
di Pengadilan Agama (PA) Bima.
Sementara soal pengaduan Vita di Mapolres
Bima Kota, kini masih ditangani oleh pihak Polres Bima. Status penangananya,
masih dalam penyelidikan. Kasusnya, kini sudah dilimpahkan penangananya ke Unit
PPA Reskrim Polres Bima Kota. “Pengaduan Vita sedang ditangani. Kasusnya sudah
kami limpahkan ke Unit PPA. Olah TKP atas kasus pengaduan Vita, pun sudah
dilakukan. Dan saat olah TKP, kami tidak menemukan adanya alat penghisap
Narkoba di rumah itu. Sementara ada atau tidaknya alat bukti yang mengarah ke
unsure dugaan perzinahan yang ditemukan sat oleh TKP itu, kami belum bias
menjelaskannya sekarang. Sebab, masalah ini masih ditangtani,” tegas Kasat
Reskrim Polrers Bima Kota melalui KBO Ipda AH Wongso,” Rabu (11/4/2017).
Masih Soal EW, pihak Kepolisian juga
sudah dan sedang mengambil sikap. Yakni, melakukan pengamanan selama 2x24 jam
dan kemudian masa pengamanannya di sekl tahanan Polres Bima Kota diperpanjang
lagi menjadi 5x24 jam.
“EW
sudah diperiksa oleh tim paminal Polda NTB dalam kasus indisipliner.
Indikasi indisplinernya, yakni melalui hasil tes urinenya yang membuktikan
bahwa EW menggunakan Narkoba jenis sabu. Hanya saja, tidak ada barang bukti
berupa Narkoba jenis sabu-sabu yang disita dari tangan EW. Soal apa hukuman
selanjutnya untuk EW, ya kita tunggu hasil persidangan internal Kepolisian.
Kami akan bertindak sebagai pelapor dan penuntutnya,” ujar Kasi Propam Polres
Bima Kota, Aiptu Saidin SH, Rabu (11/4/2017).
Benarkah telah terjadi perzinahan
dan adanya hubungan special antara EW dengan S sebagaimana tudingan Vita?.
Setelah berhasi-hari menunggu untuk kelengkapan pemberitaan, Visioner akhirnya
berhasil berbincang-bincang singkat dengan EW di ruang Intelkam Polres Bima
Kota, Rabu siang (11/4/2017). Tudingan tersebut pun dibantahnya secara keras.
“Saya
sebenarnya tidak ingin bersuara, Bang. Media massa sudah menghakimi saya dengan
pemberitaan yang bersifat sepihak. Maksudnya, saya tidak pernah dikonfirmasi
sebelum berita itu disebarluaskan baik melalui media cetak maupun Online.
Tetapi sudahlah, biarkanlah hukum yang akan membuktikan bersalah atau tidaknya
saya, Bang,’ sahutnya luluh.
Sang ayah yang dikenal ramah,
komunikatif, santai dan dekat dengan Wartawan ini-pun membantah tudingan bahwa
saat itu hanya ada dirinya dengan S di rumah tersebut. “Saat Vita dan orang tua
saya datang di rumah itu, di dalamnya ada saya, S, Karon (Brigadir Irfan) dan
juga ada Kokom. Saya juga datang ke rumah itu, tidak sendiri Bang. Tetapi, juga
bersama karon-dan juga menggunakan sepeda motornya Karon. Saya dan Karon adalah
teman sejak SMA sampai sekarang ini. Dan saya dihukum sekarang, bukan karena
soal perzinahan dan pesta Narkoba, bang. Tetapi, masalah indispliner,”
terangnya.
Dugaan Vita yang menyebutkannya
berzinah dengan S dan isu santer soal adanya pesta Narkoba di rumah itu, pun
dibantahnya secara tegas. “Perzinahan harus mampu dibuktikan. Tetapi, saya
pastikan tidak ada perzinahan. Saya dan S adalah teman biasa, juga teman
curhat. Sebenarnya ada masalah, tetapi ini sifatnya masih off the record, Bang.
Suatu saat, juga akan saya uraikan. Sekarang kan zamanya trend nulis status di
Facebook, bang. Soal proses hokum yang sedang berjalan, saya tegaskan tetap
menghargainya. Sebab, saya juga hamba hukum Bang. Sekali lagi, saya pastrikan
tidak ada perzinahan antara saya dengan S sebagaimana yang dituduhkan itu. Dan,
tidak ada pesta narkoba sebagaimana itu yang berkembang,” tegasnya.
Kasus yang terjadi di BTN
Soncotengge itu, juga sudah masuk ke meja DPRD Kota Bima. Badan Kehormatan (BK)
DPRD Kota Bima, juga sudah menerima laporan resmi dari pihak Vita. Hingga kini,
BK setempat masih melakukan penanganan. Hanya saja, pihak BK setempat belum
memberikan kepastian tentang kapan target penuntasan bagi penanganan masalah
dimaksud.
Pihak S yang sudah sekian lama
ditunggu untuk dimintai tanggapannya, akhirnya berhasil diwawacancarai. Taufik
Firmanto SH, LL, M-kini jadi Penasehat Hukum (PH) yang telah ditunjuk oleh S.
“Saat ini, kami belum bias memberikan keterangan ke Media Massa. Sebab, harus
menuntaskan persoalan yang sedang ditangani oleh Unit PPA Polres Bima Kota.
Insya Allah, kami akaan menggelar jumpa Pers setelah menuntaskan pembicaraan
dengan BK DPRD Kota Bima dan Uni PPA Polres Bima Kota. Untuk itu, kami berharap agar rekan-rekan wartawan tetap
bersabar dulu,” sahutnya, Rabu (11/4/2017).
Lepas dari itu, S yang beberapa hari
pasca kejadian di BTN Soncotengge terus berada di rumahnya, Rabu (11/4/2017),
terlihat hadir menemui penyidik PPA Polres Bima Kota. Hanya saja, proses
permintaan keterangan terhadap S, berlangsung secara tertutup. Visioner yang
sudah kadung masuk ke dalam ruangan PPA itu, spontans aja diminta keluar oleh
salah seorang Polwan cantik.
Intinya,
hingga berita ini tulis, S masih dimintai keterangan secara tertutup oleh
penyidik PPA Polfres Bima Kota. “Aduuuuch bang, tolong keluar sebentar. Ini
sifatnya tertutup, saya heran kok abang bias masuk ke ruangan ini padahal tadi
sudah saya kunci,” ujarnya sambil teresenyum manis. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda