Banjir “Mengggila”, Luapan Air Sungai Menghajar 13 Desa di Lima Kecamatan di Bima


Genangan air akibat banjir di Desa Ngali
Visioner Berita Bima-Dalam beberapa tahun terakhir ini, seperti Bima-NTB sudah menjadi langganan tetap banjir yang diakibatkan hujan deras dengan durasi yang lumayan panjang. Penyebab terjadinya banjir yang selama ini mengakibatkan air meluap ke pemukiman wargha di sejumlah wilayah, lebih disebabkan oleh sejumlah persoalan penting hinggga saat ini belum teratasi.

Pemicu utamanya, antara lain karena gundulnya hutan atas ulah oknum tak bertanggungjawab, dangkalnya sungkai, masalah drainase, selokan dan kesan belum maksimalnya upaya reboisasi di kawasan hutan gundul sebagai alat antisipasi terjadinya banjir. Masalah bencana banjir ini, seolah telah menjadi agenda tahunan bagi masyarakat Bima baik Kota maupun Kabupaten. Dan selama ini pula, masyakat Bima di sejumlah wilayah berada pada kondisi trauma.

Setelah dua tahun silam banjir bandang menghajar Kota Bima dengan sejumlah wilayah di Kecamatan Sape, Woha dan sekitarnta, kini banjir kembali menyapa 13 Desa di lima Kecamatan di Kabupaten Bima. Berikut catatan tentang luapan air akibat banjir yang menimpa warga di 13 Desa di lima Kecamatan di Kabupaten Bima tersebut.

Sejumlah desa di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dilanda banjir hingga 1 meter akibat hujan deras sejak Sabtu (13/01/2018) siang hingga malam. Kendati demikian, namun tada korban jiwa yang menimpa warga, kecuali perabot rumah tangga yang basah akibat genangan air. Namun, kini henangan air yang menimpa 13 Desa di 5 Kecamatan tersebut sudah surut dan bahkan aktivitas warga sudah normal kembali.

Dandim 1608 Bima 1608 Bima Letkol Czi Yudil Hendro yang sejak awal mensiagakan anggotanya untuk membantu warga mengungkap, banjir terjadi setelah sungai meluap dan menggenangi pemukiman yang padat penduduk. Desa yang tergenang air akibat banjir meliputi Soki Kecamatan Belo, Monggo, dan Ncandi di Kecamatan Madapangga.

Jelas Dandim, banjir terbesar terjadi di Desa Soki dengan ketinggian air hingga 1 meter atau setinggi paha orang dewasa. Adapun banjir di dua Desa itu, juga menggenangi jalan raya. “Anggota kami (Babinsa) sudah berada di lokasi banjir untuk membantu warga, sekaligus memantau kondisi terkini di wilayah pemukiman yang terdampak bencana,” beber Yudil.

Bupati Bima bersama Camat Belo saat tinjau lapangan pasca terjadinya banjir yang menimpa warga
Sementara himpunan data dari sejumlah awak media melaporkan, banjir juga terjadi di Kecamatan Belo, yakni di Desa Ncera, Lido, Renda, dan Ngali. “Ini adalah banjir terbesar, ada ratusan rumah terendam. Satu rumah di antaranya tergeser dan hampir terseret arus, namun tertahan jembatan. Tafwin mengungkapkan, rata-rata ketinggian air menggenangi rumah warga mencapai 1 meter. Kalau di pinggir sungai, air lebih tinggi lagi,” demikian jelas Kepala Desa (Kades) Ngali, Tafwin kepada awak media.

Kades Ngali juga mengakui, tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut. Namun, warga mengalami kerugian akibat perabot rumah tangga dan peralatan elektronik yang rusak akibat genangan air. Hingga Sabtu malam, banjir di Desa Ngali sudah berangsur surut. Saat ini warga sudah mulai membersihkan rumahnya masing-masing dengan peralatan seadanya.

Sementara itu, Kasi Penanganan Darut BPBD Kabupaten Bima Bambang Hermawan menagatakan bahwa banjir juga melanda Desa Nisa, Kecamatan Woha. Dalam catatan awak media melaporkan, kini genangan air di 13 Desa di 5 Kecamatan tersebut nyaris tak terlihat lagi. Sebab, Minggu (14/1/2017), kondisi cuaca di Bima tidak terjadi hujan.

Secara terpisah, Kepala Seksi Penanganan Darurat pada BPBD Kabupaten Bima, Bambang Hermawan mengatakan, banjir luapan sungai ini menggenangi pemukiman padat penduduk di sebagian wilayah di lima Kecamatan di Kabupaten Bima. Akibatnya, ratusan warga harus mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

“Sementara kerusakan akibat banjir seperti rumah, sekolah, sawah dan fasilitas umum yang terendam di 5 Kecamatan, termasuk jalan dan akses terputus, jumlahnya msih dalam pendataan. Kami akan terus mengupdate data kerusakan,”kata Bambang kepada wartawan, Minggu (14/01/2017)

Adapun 13 Desa di lima Kecamatan yang terdampak banjir yakni, Desa Soki, Desa Ngali, Desa Cenggu dan Desa Runggu, Kecamatan Belo. Sementara di Kecamatan Woha, banjir merendam rumah warga tiga Desa. Yakni Desa Nisa, Desa Naru dan Desa Penapali. Di Kecamatan Palibelo, terjadi di Desa Belo dan Padolo. Sedangkan Kecamatan Madapangga, terjadi Desa Ncandi dan Desa Monggo.
Banjir se

tinggi lutut orang dewas juga menggenangi dua Desa di Kecamatan Monta jelas Bambang, yakni Desa Sie dan Desa Monta. Namun dari 13 Desa tersebut, terdapat dua Desa yang tergolong parah yaitu Desa Ngali dan Desa Soki, dengan ketinggian air hingga 1 meter. “Banjir ini terjadi karena sungai tidak mampu menampung air hujan, sehingga meluap. Hal tersebut mengakibatkan 13 Desa di Kabupaten Bima terendam banjir,”kata Bambang

Bambang mengatakan, evakuasi korban selain melibatkan tim reaksi cepat (TRC), juga dibantu oleh sejumlah personel TNI, Polisi dan relawan untuk membantu evakusi warga. “Kebanyakan warga dievakuasi ke rumah sanak saudaranya. Sementara korban jiwa, sampai saat ini belum ada laporan,”tuturnya.

Tampak, Bupati Bima bersapa ramah dengan warga saat tinjau lokasi pasca bencana banjir
Menindaklanjuti bencana banjir bandang yang menerjang sejumlah Desa itu, BPBD setempat telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB dan BWS. “BPBD Provinsi akan mendroping logistik,  diantaranya berupa family kit, Drigen air, kebutuhan dasar untuk korban banjir,” papar Bambang.

Sedangkan bantuan tanggap darurat lain, diakuinya yang sudah disalurkan untuk korban dampak banjir bandang, berupa air mineral, minyak goreng, mie instan dan makanan siap saji. “Namun kebutuhan mendesak yang dibutuhkan saat ini berupa paket kebersihan dan logistik, karena terbatasnya stok di BPBD,” harap Bambang

Sementara kondisi terkini, lanjut Bambang, genangan air di beberapa desa yang terdampak sudah berangsur surut total. Warga yang dibantu petugas gabungan TNI,d an Polri pun mulai melakukan pembersihan rumah mereka dari sisa material yang dibawa banjir. “Banjir sudah surut sejak pukul 00.00 wita hari ini. Kami juga telah menurunkan 5 alat pompa untuk membantu kegiatan pembersihan,”ucap Bambang.

Berpijak pada kondisi yang menimpa warga di 13 Desa di 5 Kecamatan tersebut, Bambang menyatakan bahwa Kabupaten Bima saat ini berstatus siaga darurat banjir, tanah longsor dan putting beliung hingga Maret 2018. “Untuk mengantisipasi bencana alam tersebut, Pemerintah Kabupaten Bima telah mengaktifkan posko siaga bencana di kantor BPBD,”pungkasnya.

.Lantas apa yang dilakukan oleh Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri atas musibah yang menimpa warganya tersebut?. Sejak Minggu pagi (14/1/2017), Bupati Bima bersama rombongannya yang juga melibatkan SKPD terkait serta TNI dan Polri, terlihat langsung turun ke lokasi yang melihat langsung rakyatnya yang dihajar bencana.

Bupati Bima melintasi kondisi becek yang disisakan oleh musibah banjir
Pada moment tersebut, Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima sekaligus Bupati wanita pertama di Indonesia bagian timur ini, tampak menggunakan celana dan sepatu ala TAGANA, baju kaus lengan panjang warna merah dan berkerudung dan jilbab berwarna putih. Saat berada di Desa Ngali dan Soki, Bupati dengan rombongannya disambut ramah serta hangat oleh warganya. Selain mengarahkan seluruh instrumen Pemerintah untuk melakukan pendataan secara cepat tentang total kerugian yang dialami korban bencana banjir bandang, Bupati Bima juga terlihat bercengkerama ramah dengan korban bencana.

Pada moment yang sama, Bupati Bima juga meminta warganya agar tetap tabah, ikhlas, tegar dan tawakal dalam menghadapi musibah ini. Bupati berada di Desa Ngali dan Soki yang tergolong parah akibat luapan air, terlihat berlangsung beberapa jam. Di Ngali misalnya, Bupati di sambut ramah oleh warganya.

Usai bertandang ke Ngali dan Soki, Bupati Bima beserta rombongannya langsung bertanda ke Desa-Desa lainnya dengan maksud dan tujuan yang sama. Yakni, melakukan proses pendataan tentang dampak bencana, mengunjungi sekaligus menyapa warga sebagai korban bencana banjir itu pula. Hingga berita ini di tulis, isteri mendiang mantan Bupati Bima, H. Feri Zulkarnain, ST ini masih berada di lapangan untuk melihat secara langsung kondisi pemukiman dan warga yang terdampak bencana banjir bandang termasuk di Kecamatan Madapangga-Kabupaten Bima. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.