Event Pacuan Kuda Sukses, Anggaran Tak Dicairkan Pordasi Terpaksa Patungan Hadiah Para Juara

Walikota Bima dan Ketua KONI Kota Bima Tak Pernah Muncul di Arena Pacuan Kuda

Dari arena pacuan kuda tradisional Bima di Sambinae Kota Bima (13/5/2018)
Visioner Berita Kota Bima-Pelaksanaan event pacuan kuda tradisional yang menampilkan para joki cilik dengan penuh keberanian dilapangan pacuan kuda Sambinae dalam menyambut HUT Kota Bima tahun 2018, tercatat berhasil dilaksanakan. Catatan media massa melaporkan, pelaksanaan kegiatan spektakuler tanpa gangguan keamanan tersebut (pacuan kuda) dilangsugkan selama satu minggu.

Peserta lompa pacuan kuda ini, datang dari Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan bahkan dari Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT. Sejak dibukanya event ini, terdapat banyak persoalan menarik dan sesungguhnya bukan rahasia umum bagi publik khususnya di Bima. Diantaranya, adanya upaya penghadangan oleh oknum tertentu yang kemudian diramu dengan berita bersifat karangan bebas, politisasi ke masalah Pilkada oleh oknum tertentu hingga anggaran Pordasi yang diperuntukan bagi para juara lomba yang dinilai dihadang.

Sabtu (13/5/2018), event pacuan kuda di Sambinae Kota Bima ditutup secara resmi oleh Wakil Ketua Pordasi setempat yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Sudirman Junaidin, SH. Liputan langsung sejumlah awak media pada moment penutupan pacuan kuda tersebut melaporkan, kekecewaanpun muncul baik dari panitia penyelenggara, para juri maupun peserta pacuan kuda. Pemicunya, Panitia Pordasi terpaksa “patungan untuk hadiah bagi para juara lomba”.
Inilah Kuda Juara Umum bernama Jayanta milik Amir asal Rabangodu Selatan Kota Bima
Upaya panitia tersebut, lebih kepada menghindari kekecewaan peserta lomba khususnya para juara. Kendati demikian, para juara umum dan juara kelas masing-masing mendapatkan hadiah sebagaimana kesepakatan bersama di arena pacuan kuda. Hadiah bagi masing-masing juara kelas, terungkap Rp5 juta. Pun demikian pula angka yang diterima oleh masing-masing juara umum (Rp5 juta).

“Ya, panitia Pordasi harus patungan untuk memenuhi hadiah bagi para juara. Soal kenapa anggaran Pordasi senilai Rp500 juta di Pemkot Bima belum dicairkan, saya no coment saja. Yang terpenting bagi Pordasi adalah, kegiatan lomba ini berlangsung sukses, aman dan terkendali. Tak ada kekacauan keamanan selama event ini berlangsung,” tegas Panitia Lomba Pacuan Kuda sekaligus Bendahara Pordasi Kota Bima, Abdul Haris, ST.

Sebelum kesepakatan tentang hadiah tersebut terjadi katanya, seluruh peserta sempat memprotes panitia. Mereka diakuinya,memprotes karena hadiah yang diperolehnya tidak sesuai harapan. Namun setelah pihaknya memberikan pemahamabn terkait anggaran Pordasi dimaksud belum dicairkan oleh Pemerintah sehingga jajaran panitia dan orang luar untuk ikut berpartisipasi soal anggaran untuk hadiah, para peserta pacuanpun akhirnya dapat memahaminya. “Setelah diberikan pemahaman, Alhamdulillah para peserta lomba pacuan kuda akhirnya mengerti. Pun, mereka bersyukur atas hadiah yang diberikan,” tandasnya.

Masih dalam liputan langsung sejumlah awak media pada moment pacuan kuda ini, kendati hadiah yang diperoleh oleh masing-masing juara sedemikian adanya, namun kebanggan mereka terhadap predikat juara yang diraihnya nampak nyata di depan mata. Ir. H. Nggempo sebagai pemilik kuda betina bernama Putri Ahok misalnya, terlihat dengan bangganya karena berhasil meraih juara umum dikelasnya.

Ir. H. Nggempo dengan kuda miliknya yang berhasil meraih juara dikelasnya. Kuda betina ini bernama Putri Ahok
Kebanggaan yang sama, juga muncul dari Amir sebagai pemilik Kuda bernama Jayanta karena berhasil meraih juara umum. Masih soal kebangaan atas keberhasilan menjadi juara pacuan kuda ini, juga hadir pada Deo sebagai pengasuh kuda pacuan bernama Putra Istanda Bogor milik Paspamres asal Bima (Kapten Muhammad Guntur). Saking bangganya, sejmlah pengasuh Putra Istanda Bogor ini juga sempat terlihat menangis karena keharuanya.

Masih soal rasa bangga, itu juga terjadi pada pemilik kuda yang berhasil memperoleh juara 3-6. Karena selain mendapatkan bendera, mereka juga menerima hadiah senilai jutaan rupiah. Efe positif lain yang ditimbulkan oleh event pacuan kuda tradisional ini, juga terlihat pada keuntungan yang diperoleh para pedagang berjumlah puluhan yang berjejer dengan banguna tenda seadanya yang mengelilingi lapangan pacuan kuda. Tak hanya itu, tukang parkir pun sangat diuntungkan. Betapa tidak, per kendaraan yang berparkir baik di dalam arena pacuan maupun diluarnya mengeluarkan kocek senilai Rp5 ribu.

“Alhamdulillah, banyak keuntungan yang kami raih selama pacuan kuda ini berlangsung. Rasanya tak ingin pacuan ini berakhir, namun kedepannya kami berharap event seperti ini dapat berlansgung tiga kali dalam setahun. Pacuan kuda tradisional ini bukan sekedar hobi dan budaya, tetapi memberikan keuntungan bagi kami para pedagang dan tukang parkir yang setiap harinya menganggur di rumah,” demikian pengakuan sejumlah pedagang dan tukang parkir di arena pacuan kuda Sambinae ini.

Inilah kuda milik Kapten M. Guntur (Paspampres) asal Bima. Kuda juara dikelasnya ini bernama Putra Istana Bogor
Hal menarik lain di arena pacuan kuda tradisional Bima ini, juga terkait melekatnya rasa persaudaraan antar sesama peserta lomba dari berbagai daerah. Hal yang sama, juga terlihat terjalin kuat antara hampir puluhan ribu masyarakat yang hadir sebagai penonton karena hobi. Mereka terlihat dengan seksama menonton lomba pacuan kuda dari pagi hingga sore pada setiap harinya.  

Pada sesi lainnya, dalam liputan langsung awak media melaporkan, jalan raya Sambinae sempat macet beberapa jam lamanya karena sesaknya para penonton yang hadir menyaksikan lomba pacuan kuda tradisional ini. Calon Gubernur NTB nomor urut 3, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Calon Walikota Bima periode 2018-2023 juga sempatb hadir di arena pacuan kuda ini. Mereka hadir selain menyaksikan lomba pacuan kuda tradisional, juga bertindak sebagai pemilik beberapa ekor kuda pacuan.

Sementara itu, Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin yang diharapkan hadir sejak lomba pacuan kuda dibuka maupun ditutup secara resmi pada Sabtu (13/5/2018), justeru sebaliknya. Pun demikian halnya dengan Ketua KONI Kota Bima yang juga Calon Walikota setempat periode 2018-2023, yakni H. Rahman H. Abidin, SE (tak pernah hadir di arena pacuan kuda Sambinae ini).

Sejumlah personila aparat baik TNI maupun Polri mengaku, tak ada gangguan keamanan yang terjadi selama pacuan kuda berloangsung di Sambinae ini. Keterjalinan hubungan harmonisasi bagi peserta lomba pacuan kuda maupun para penonton yang hadir, akuinya nyata adanya. “Alhamdulillah lomba pacuan kuda berlangsung sukses dan aman tanpa gangguan keamanan. Terimakasih atas kesadaran partisipasi semua pihak dalam menjaga keamanan dan kenyamanan selama pacuan kuda ini berlangsung,” tandas Kapolres Bima Kota melalui Kabag Ops, Kompol Kisman.

Inilah salahg seorang Joki cilik yang dikenal berani menunggang kuda pacuan di arena pacuan Sambinae
Secara terpisah, Ketua Pordasi Kota Bima Feri Sofiyan, SH yang dimintai komentarnya menyatakan, pihaknya bersyukur atas suksesnya penyelenggaraan pacuan kuda menyambut HUT Kota Bima tahun 2018 dengan sukses, aman dan lancar. Atas nama Ketua Pordasi Kota Bima, Calon Wakil Walikota Bima berpasangan H. Muhammad Lutfi, SE (Lutfi-Feri) ini menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada seluruh lapisan panitia penyelenggara, TNI dan Polri yang juga bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan selama pacuan luda berlangsung.

“Selamat kepada para juara, terimakasih kepada aparat Polri, TNI dan Wartawan yang ikut berpartisipasi secara langsung sehingga event pacuan kuda tradisional yang merupakan budaya warisan leluhur Bima ini bisa berlangsung dengan sukses, aman dan terkendali. Kesukses dan keamanan yang terjadi selama pelaksanaan pacuan kuda ini, merupakan bantahan keras dari stigma kurang elok yang disampaikan oleh oknum tertentu sebelumnya. Soal anggaran untuk hadiah bagi para juara, itu diperoleh dari patungan panitia Pordasi, sahabat, teman dan keluarga kita. Sementara anggaran hibah senilai Rp500 juta untuk Pordasi di Pemkot Bima, hingga detik ini belum dicairkan. Padahal, permohonan pencairan anggarannya sudah dilakukan jauh sebelum event pacuan kuda ini diselenggarakan,” tandas Ketua DPD 2 PAN Kota Bima ini. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.