Moral Kontraktor Dipertanyakan, Baru 4 Bulan Dikerjakan Jembatan Sudah Jebol

Inilah Potret Pembangunan Jembatan di Lambu itu
 Visioner Berita Kabupaten Bima-Dugaan terjadinya masalah pembangunan jembatan di Kabupaten Bima yang menggunakan APBD 2 setempat di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dikerjakan oleh PT Citra Putera Laterang (pembangunannya diduga total los alias gagal gagal konstruksi). Tetapi, dugaan terjadinya masalah alias penyimpangan bestek juga terjadi pada pembangunan jembatan di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima dengan pagu sebesar Rp4,307 M lebih oleh PT. AMANAT SEMESTA milik Muolyono alias Baba Ngeng. Yang bersumber dari APBD 2 Kabupaten Bima Tahun Anggaran (TA 2018).

Oleh karenanya, warga Lambu khususnya di Desa Hidirasa yang merupakan wilayah pemekaran baru dari Desa Mangge mempertanyakan moral kontraktor sebagai pelaksana proyek jembatan dimaksud, PPK maupun pengawasnya. Masalahnya, jembatan tersebut baru sekitar empat bulan dibangun namun lantainya sudah jebol hingga materialnya jatuh berhamburan pada kolong jembatan. Untuk menutup lantai jembatan yang jebol tersebut, warga setempat terpaksa menggunakan batang pohon.

Papa Nama Pelaksana Proyek Jembatan itu
“Kata warga, pelaksanaan pembangunan ini diduga sama sekali tidak ada pengawasan dari pihak PUPR Kabupaten Bima. Masa baru empat bulan jembatan ini selesai dilaksanakan, lantainya sudah jebol,” ungkap Ketua Komite Pemekaran Kabupaten Bima Timur yang juga tokoh muda Lambu, Jasmin A. Malik S.Pd, Jum’at (21/9/2018).

Atas pelaksanaan proyek pembangunan jembatan yang dinilai amburadul ini, Jasmin mendesak agar Bupati Bima segera memanggil pelaksana proyek dan kemudian menindaklanjutinya kepada aparat Kepolisian maupun Kejaksaan setempat. “Untuk mengetahui tentang adanya kerugian negara terkait pembangunan jembatan ini, kami mendeak agar dilakukan audit investigasi secara total. Bila perlu, KPK segera turun ke Bima untuk melihat pembangunan fisik yang menggunakan APBD 2 tahun 2017-2018,” desak Jasmin lagi.

Atas jebolnya lantai jembatan berpagu miliaran rupiah tersebut, Jasmin kemudian mendesak pelaksana proyek untuk memperbaikinya, maksudnya bukan segera menambal layaknya ban kendaraan yang bocor.

“Lantai jembatan tersebut harus dibongkar total dan kemudian dilakukan pengecoran secara keseluruhan. Selain itu, kami mendesak Bupati Bima untuk menghentikan pencairan yang digunakan bagi pelaksanaan proyek pembangunan jembatan ini. Sebab, yang kami tahu bahwa pelaksanaan pembangunan jembatan ini belum dibayar oleh Pemerintah. Jika tidak, maka kami warga Lambu akan menggelar aksi demo besar-besaran,” imbuh Jasmin.

Jasmin kemudian menduga, jika berpijak pada mutu pekerjaan lantai jembatan itu juga ditengarai kualitas kontruksi pada bagian lainnya yang ditengarai bermasalah. Oleh karenanya, pembangunan jembatan ini harus dilakukan audit secara total oleh pihak terkait termasuk BPK.

Jasmin A Malik S.Pd
“Polisi maupun Jaksa diharapkan agar tidak berdiam diri ketika melihat pelaksanaan pembangunan jembatan ini, pun demikian halnya dengan BPK. Kami khawatir, jangan-jangan potret pembangunan macam ini juga terjadi di wilayah lain di Kabupaten Bima. Untuk itu, kami juga berharap agar pihak KPK segera turun tangan,’ pungkas Jasmin.

Sementara itu, pihak pelaksana proyek (PT AMANAT SEMESTA) yakni Mulyono alias Baba Ngeng yang dimintai komentarnya, juga mengakui jebolnya lantai jembatan dimaksud. Namun, Ngeng tidak menjelaskan tentang pemicu terjadinya peristiwa jebolnya lantai jebatan dimaksud.

Kendati demikian, Ngeng mengaku telah menurunkan alat besar untuk mengecor ulang lantai jembatan yang jebol tersebut. “Sejak kemarin (21/9/2018), alat berat kami turunkan ke Lambu. Tujuannya untuk memperbaiki kembali lantai jembatan yang jebol itu. Sekarang, pelaksanaan pengecoran terhadap lanta jembatan tersebut masih dikerjakan,” jelasnya, Sabtu (22/9/2018).

Pelaksana Proyek Jebatan Sedang Memperbaiki Lantai Jembatan di Lambu Yang Semula Jebol
Menjawab pertanyaan apakah perbaikan lantai jembatan yang semula jebol itu dilakukan dengan cara dibogkar total lalu kemudian dicor atau hanya sekedar melakukan penambalan, Ngeng mengaku tidak bisa menjelaskan melalui saluran WA kepada Visioner. Tetapi, Ngeng berjanji akan menjelaskannya melalui pertemuan di darat setelah dirinya kebali ke Bima dari luar Kota. “Nanti saya akan jelaskan kepada anda setelah saya sampai di Bima,” ujarnya.

Namun, Ngeng menyatakan bahwa kerusakan tersebut lebih kepada lalu lintas kendaraan di atas bangunan yang kondisi betonya belum cukup umur. Kendati demikian, Ngeng tetap berniat baik untuk melakukan perbaikan sebagai bentuk tanggungjawabnya atas nama pelaksana proyek pembangunan jembatan ini.

“Lantainya terpaksa dibongkar total dan kini sedang diganti dengan lantai yang baru. Untuk diketahui, saya mengerjakan pembangunan ini hanya Rp3 M dari pagu Rp4 M lebih itu,” pungkas Ngeng. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.