Asset Ratusan Juta Milik Kota Bima Dibiarkan Seperti Barang Rongsokan
Inilah Speed seharga ratusan juta yang dibiarkan seperti barang rongsokan di Lawata itu |
Visioner Berita Kota Bima-Fenomena itu sungguh memprihatinkan. Bagi
semua pengunjung yang berwisata ke pantai Lawata Kota Bima, tentu saja akan
melihat sejumlah pemandangan yang dinilai sangat miris. Kesannya, Pemerintah
hanya bisa mengadakan dan menghabiskan uang negara. Namun, dituding lemah dari
sisi pengawasan dan perawatan.
Kondisi memprihatinkan seolah
pengabaian tanggungjawab itu, sudah terjadi sejak lama. Artinya, bukanlah
pemandangan tabu bagi setiap warga yang berwisata ke Pantai Lawata. Secvara
detail, Visioner kembali membuka mata publik tentang sesuatu yang ditemukannya
di Pantai Lawata itu. Yakni, selain beberapa bangunan tak terurus juga
menemukan sebuah asset milik Pemkot Bima bernilai ratusan juta rupiah.
Asset itu bernama Speed Boath
bermesinkan Yamaha dengan kekuatan puluhan PK. Asset yang mengalami kerusakan
sejak lama itu, terlihat diposisikan dalam keadaan digantung dengan terali di
bagian selatan alias masih dalam kawasan Pantai Lawata. Kondisi terkini asset
bernilai ratusan juta rupiah itu sudah dipenuhi oleh sampah di sekitarnya.
Tak hanya itu, kondisi mesin dan
badan asset tersebut juga sudah sangat berkarat alias tidak pernah disentuh
oleh perawatan. Beberapa pengunjung pada Minggu kemarin (27/10/2019) mengaku
menyayangkan perilaku Pemerintah yang sama sekali tidak pernah menjaga, merawat
dan memelihara asset berharga ini.
Tak hanya itu, para pengunjung
juga menyentil bahwa potret itu adalah gambaran nyata dari hilangnya marwah kepemimpinan
pada Dinas Pariwisata Kota Bima. Pun pengunjung menuding bahwa asset tersebut
telah menjadi barang rongsokan sekaligus terminologi dari loyonya tanggungjawab
pihak terkait. Padahal, jika asset tersebut dimanfaaatkan tentu saja akan
memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi daerah dari sisi PAD.
Masih menurut para pengunjung,
kondisi Lawata yang merupakan salah satu tujuan wisatawan lokal Bima memang
sudah mengalami perkembangan pada sisi pembangunan infrastruktur. Diantaranya,
bagunan pada bagian utara, Musholah modern dan gedung infromasi para turis.
Namun, hal tersebut tak mampu menuntutp kelemahan lain yang terjadi di Lawata.
Antara lain pemandangan pantai
lawata yang gersang, kumuh, dan sangat gelap pada malam harinya terutama pada
bagian baratnya. Sementara itu, penarikan retribusi masuk ke Pantai Lawata
termasuk biaya parki setiap pengunjung tampaknya tak berbanding lurus dengan
upaya pembenahan pantai Lawata.
Lagi-lagi, para pengunjung
mengecam bahwa Lawata hanya terkenal dengan namanya saja. Tetapi, ketenaran
tersebut tak berbading lurusu dengan kondisi yang terlihat pada Pantai Lawata
saat ini. Yang tak kalah mirisnya, bukan saja asset ratusan juta rupiah itu
yang dibiarkan seperti besi tua di Lawata. Tetapi, banana boath yang semula
ramai digunakan oleh para pengunjung justeru kini dibiarkan seperti barang
rongsokan pula.
Padahal, banana boath tersebut
hanya mengalami kebocoran yang bisa diatasi dengan lem dengan harga yang
relatif murah. Namun, sampai sekarang tak pernah diperhatikan oleh Dinas
terkait. Akibatnya, banana boath tersebut kini terparkir dan identik dengan
barang rongsokan yang siap dibuang alias tidak bisa digunakan seperti sediakala.
Ekspektasi para pengunjung, jika
Lawata dibenahi tentu saja akan terlihat sebuah pemandangan yang indah jika
diconecting dengan Pantai Amahami pada wilayah bagian timurnya dan Pulau
Kambing pada bagian utarannya. Selain itu, para pengunjung juga berharap agar
Pantai Lawata dikelola oleh pelaku wisata seperti yang terjadi di daerah lain,
dan dengan demikian perubahannya dipastikan akan terjadi ketimbang dikelola
oleh Dinas terkait yang hanya memunculkan kesan bosdan hidup mati tak mau.
Singkatnya, Lawata memang merupakan salah satu objek
wisata lokal yang ramai dikunjungi pada hari Sabtu dan Minggu. Hitungan
kasarnya, pada setiap hari ada ratusan wisatawan yang berkunjung ke lokasi itu,
dan tingkat keramaian kunjung terlihat pada hari sabtu dan Minggu. Oleh
karenanya, Walikota-Wakil Walikota Bima sekarang didesak untuk
merestrukturisasi jataban pada Dinas terkait sehingga kedepannya Lawata akan
selaras dengan motto Kota Bima Bangkit Menuju Perubahan sebagaimana mestinya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda