Desakan Agar Pembunuh Mu’amar Segera Ditangkap Terus Menguat

Penanganan Kasus Terbunuhnya Wawan Masih Belum Tuntas
Aksi Pemblokiran jalan babak ke 2 pasca pembunuhan terhadap Mu'amar Ramadoan
Visioner Berita Kota Bima-Tragedi kematian anak muda sekaligus Pemuda Lutfi bernama Mu’amar Ramadoan, sangatlah tragis. Korban tewas terkapar dengan leher bagian depan digorok hingga kerongkongannya putus, gumpalan dan cecerannya terlihat nyata di kamar tidurnya hingga tetesannya pun terlihat di gang.

Perlakuan tak manusia oleh oknum tak bertanggungjawab terhadap anak muda ganteng, baik, ramah dan cenderung pendiam ini (korban) praktis mengusung duka teramat dalam bagi keluarganya, sahabat, teman, kerabat-publik dan bahkan Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri).

Tercatat sudah empat hari dengan sekarang, Mu’amar pergi untuk selamanya (menghadap Sang Pencipta). Polisipun sudah melakukan sejumlah proses dan tahapan dalam menjawab kasus kematian Mu’amar. Yakni mulai dari Olah TKP, mengumpulkan barang bukti, memintai keterangan sejumlah saksi dan ada hal lain yang sampai saat ini belum dapat dipublikasi oleh media massa karena alasan strategis.

Dan hingga detik ini, tanda-tanda tentang terduga pelaku pembunuhan terhadap korban belum dapat dijelaskan oleh pihak Polres Bima Kota dibawah kendali Kapolres setempat, AKBP Erwin Ardiansyah SH, MH. “Kalau mau wawancara soal kasus, silahkan hubungi saja Kasat Reskrim. Pasalnya, jadwal saya masih padat. Dan, saat ini saya masih berada di Mataram,” sahut Kapolres Bima Kota melalui saluran WAnya kepada Visioner, Rabu (23/1/2019).

Pada sesi lain, masyarakat khususnya keluarga korban masih terus mendesak secara tajam agar pihak Polres Bima Kota segera mengungkap motif dari peristiwa itu dan menangkap pelakunya. Desakan tersebut, bukan saja melalui media massa. Tetapi, juga melalui aksi demonstrasi bermodelkan pemblokiran.

Sejak korban meninggal secara tak wajar hingga berita ini ditulis, tercaatat sudah dua kali masyarakat bersama keluarga korban melakukan aksi pemblokiran jalan gajah mada di wilayah Kelurahan Sarae Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima. Aksi pemblokiran pertama pada tempat yang sama dilakukan  usai Mu’amar dikebumikan pada hari Minggu (20/1/2019). Pada aksi tersebut, massa bukan saja berorasi mendesak Polisi segera mengungkap motif pembunuhan dan pelakunya.

Dan pada moment itu pula, warga juga melakukan aksi pembakaran ban mobil, menghadang jalan menggunakan kayu hingga praktis memacetkan arus lalu lintas. Rabu (23/1/2019), ratusan warga yang didalamnya terdapat keluarga korban kembali melakukan aksi yang sama. Aksi kali ini, dinilai tergolong agak tegas. Yakni, massa menilai bahwa kinerja Polres Bima Kota dalam mengungkap motif pembunuhanj dan pelakunya dalam kasus itu sangat lamban.

Oleh karenanya, massa mendesak agar Polisi bekerja keras termasuk mengungkap adanya tanda-tanda motif pembunuhan itu termasuk identitas pelakunya. Aksi demo dalam pengawalanketat aparat Kepolisian, TNI dan Sat Pol PP kali ini terlihat sedikit lebih lama dari sebelumnya.

Liputan langsung sejumlah awak media pada moment tersebut melaporkan, aksin mendesak Polisi agar secepatnya mengungkapkan motif pembunuhan dan terduga pelakunya ini terlihat berlangsung aqman. Tak ada gerakan anarkis yang terjadi selama aksi demonstrasi ini berlangsung.

Pertanyaan tentang sudah seberapa berhasilnya Polisi dalam mengungkap motif serta terduga pelaku dalam kasus pembunuhan sadis tersebut, hingga kini belum mampu dijawab. Berbagai spekulasi pun bermunculan menyebutkan, Polisi telah menemukan adanya tanda-tanda awal tentang terduga pelakunya. Namun, hingga detik ini tanda-tanda tersebut belum dijelaskan kepada awak media.

Konon, alasan strategis yang membuat pihak Polres Bima Kota untuk “berpuasa” bicara. Hingga berita ini ditulis, baik Kapolres Bima Kota AKBP Erwin Ardiansyah SH, MH maupun Kasat Reskrim setempat, Iptu Akmal Novian Reza S.IK masih berada di Mataram.

Sedangkan Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Bima Kota Ipda Adhtya Rizki Ridhotomo S.Tr.K yang dimintai komentarnya, pun mengaku tidak punya kewenangan untuk menjelaskan soal itu. “Pertanyaan soal penanganan kasus pembunuhan itu adalah kewenangan Kasat Reskrim yang menjawabnya. Kami sudah diperintahkan untuk menjelaskan soal itu,” sahutnya dengan nada singkat kepada Visioner, Kamis (24/1/2019).

Catatan lain terkait penanganan kasus pembunuhan yang hingga saat ini belum mampu dituntaskan secara kongkriet oleh pihak Polres Bima Kota, yakni peristiwa terbunuhnya Wawan Setiawan (warga asal Kelurahan Kendo Kota Bima). Dalam kasus ini, hingga sekarang Polisi belum mampu mengungkap TKP awalnya, dan juga belum mampu mengungkap identitas sejumlah pelaku lain yang ditengarai terlibat di dalamnya. Kecuali, Polisi baru menetapkan satu orang terduga tersangka yakni Takdir alias Tison alias Tekson.

Dan hingga berita ini ditulis, Polisi pun belum menjelaskan tentang kendala dan tantangan terkait penanganan kasus terbunuhnya Wawan Setiawan. Sementara warga Kendo khususnya keluarga korban, hingga kini mendesak Polisi untuk segera mengungkap TKP utama kasus tersebut serta mengungkap terduga pelaku lainnya.  

Masih dalam kasus tersebut, keluarga korban sempat melakukan aksi demo di Mapolres Bima Kota dan mengadu ke DPRD Kota Bima. Dua lembaga ini, waktu itu berjanji akan bekerjasama untuk mempercepat proses pengungkapan kasus ini. Namun, sampai saat ini terkesan cenderung “dingin-dingin” saja. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.