Kalikuma Menanam, Trabaser Melintasi Tetapi Tak Satupun Pohon Mangrove Yang Rusak

Panitia Trabaser Minta Maaf Karena Melintasi Kawasan Mangrove

Saksikan Video Kondisi Terkini Mangrove di Kawasan Pantai Ule Kota Bima itu

Visioner Berita Kota Bima-Upaya Komunitas Kalikuma melakukan penanaman pohon magrove pada lahan yang tidak terlalu luas di kawasan pantai Ule tepatnya di depan Bima Tirta, patut diacungi jempol. Dari aksi peduli lingkungan sekaligus menahan abrasi ke antisipasi soal ancaman tsunami tersebut (penanaman mangrove) pada bibir pantai sekitar tiga tahun silam itu, kini telah membuahkan hasil yang baik.

Yakni, sekitar 40 pohon mangrove sudah tumbuh besar dengan ketinggian hampir mencapai satu meter. Namun, ada pula yang tingginya masih dibawah satu meter. Selasa (26/2/2019), Visioner melihat secara langsung tentang pertumbuhan dan perkembangan puluhan pohon mangrove di sana. Daun-daunnya terlihat semakin subur saja, pohonnya pun terlihat sangat segar dan akar pada masing-masing pohonyapun juga terlihat masih menjalar dengan bebasnya.

Salah seorang anggota Komunitas Kalikuma yakni H. Irham Yanwar misalnya, menyatakan tak sedikit orang yang apatis akan pertumbuhan-perkembangan pohon mangrove yang ditanam pada tiga tahun silam itu. Namun, hasil yang terpampang saat ini justeru sontak saja membuat semua orang kaget-kagum pada pertumbuhan-perkembangannya.

“Minimal Komunitas Kalikuma telah memberi contoh tentang makna peduli lingkungan di sana. Semoga karya ini juga bisa diikuti oleh yang lainnya. Di lokasi itu, awalnya kami mencoba menanam mangrove. Saat itu tak sedikit orang yang apatis, namun sekarang anda bisa melihat sendiri hasilnya,” tandas mantan Kepala Kantor Imigrasi Cabang Bima ini, Selasa (26/2/2019).

Tinjau Lokasi Kawasan Mangrove di Pantai Ule (26/2/2019)
Sabtu lalu (23/2/2019), publik dikejutkan oleh sebuah peristiwa yang terjadi di kawasan mangrove itu. Yakni, diduga beberapa orang trabaser pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas motor trail-sebut saja Treco melintasi lokasi mangrove. Peristiwa ini pun sempat viral di Media Sosial (Medsos) karena sejumlah nitizen menuding telah terjadi kerusakan pohon mangrove karena dilindasi oleh motor trail.

Peristiwa yang dinilai belum jelas tentang kebenaran dari kerusakan pohon mangrove dimaksud, punh ditanggapi oleh berbagai pihak termasuk instansi terkait dan bahkan dinyatakan masuk dalam kategori atensi Nasional. Tak hanya itu, Komunitas Treco sebagai penyelenggara kegiatan trabaser, sejak itu hingga saat ini tak pernah alpa dari kecaman bahkan ancaman pidana.

Tetapi benarkah adanya pohon mangrove yang mengalami kerusakan akibat dilindas oleh rider pada event terabas se Pulau Sumbawa yang melibatkan sekitar 70 peserta itu?. Liputan langsung Visioner pada Selasa siang itu menjelaskan, tak ada satu pohon mangrove pun yang rusak. Daun-daunnya terlihat masih sangat segar, pohonnya masih berdiri kokoh dan akar-akarnya pun terlihat masih menjalar dengan bebasnya.

Pihak PSDKP dan dan Instansi Terkait di Kawasan Hutan Mangrove di pantai Ule
Fakta soal itu pun terdokumentasi secara actual oleh visioner, baik melalui foto lokasi maupun video dengan durasi lebih dari menit alias berpasitas 320 MB. Pada moment liputan langsung tersebut, beberapa orang warga yang berada di pinggir pantai tersebut pun dengan tegas menyatakan tak ada satu pohon mangrove pun yang mengalami kerusakan karena dilindas oleh beberapa rider.

“Posisi pohon mangrove berada berada berada berada di bibir pantai hingga sekitar 20 meter dari tepi pantai itu pula. Saat itu, ada beberapa orang rider yang sempat mendorong kendaraannya melewati lokasi mangrove karena pada moment diimaksud sedang dalam kondisi pasang. Tetapi, ada juga sekitar dua atau tiga orang rider yang melintasi lokasi mangrove dengan kecepatan sangat rendash (perlahan), tetapi mereka tidak melindas pohon mangrove. Kecuali, mereka melintasi jalur di sela-sela pohon mangrove. Maksudnya, saat itu ada jarak antara mohon mangrove dengan ban sepeda motor,” ujar sejumlah warga tersebut kepada Visioner, Selasa (26/2/2019).

Pada moment itu pula, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, Dinas Kelautan dan Perikanan setempat dan Instansi terkait termasuk Kodim 1608 Bima melalui Pasi Intel, Kapten Inf Ninot juga melakukan tinjau lokasi secara langsung guna memastikan adanya isu kerusakan pohon mangrove karena dilindas oleh rider menggunakan sepeda motor trail. Tinjauan tersebut, juga melibatkan Panitia Penyelenggaran kegiatan (Komunitas Treco) dan beberapa awak media.

Masih dari Arena Tinjau Lokasi Kawasan Mangrove di Pantai Ule Kota Bima (26/2/2018)
Kesimpulan dari hasil tinjuan langsung tersebut, memastikan tak ada satupun pohon mangrove yang rusak. Namun ditemukan bekas-bekas ban motor trail yang melintas pada mangrove. “Kami sudah melakukan tinjau lokasi. Hasilnya, tak ada satupun pohon mangrove yang rusak. Dari 40 total jumlah pohon mangrove di sana, tak ada satupun yang rusak. Artinya, semuanya baik-baik saja. Pohon maupun daun serta akarnya terlihat masih sangat subur juga,” tandas seorang pejabat pada DLH Kota Bima, A. Haris Dinata M.Si.

Gambar-gambar yang muncul pada postingan sejumlah orang di Medsos yang memperlihatkan adanya rider yang melintasi kawasan mangrover tersebut, diduganya sebagai efek dari pengambilan gambar oleh pihak tertentu.

“Dari hasil pengecekan lapangan, sebenarnya lintasan terabas tersebut berada di dalam dengan maksud jaraknya agak jauh dari lokasi mangrove. Tetapi, mungkin saja satu atau dua rider yang melintasi kawasan mangrove karena faktor tidak memahami rute. Tetapi yang pasti, dari hasil tinjuaan langsung kami yang melibatkan sejumlah instansi terkait termasuk Kodim 1608 Bima sama sekali tidak menemukan adanya pohon mangrove yang rusak,” terang Haris.

Tujuan utama dari tinjauan lokasi tersebut, diakuinya bertujuan untuk memastikan benar atau sebaliknya tentang wacana di Medsos yang menyebutkan adanya kerusakan pohon mangrove karena dilindasi oleh trabaser.

“Namun faktanya, kami tidak menemukan adanya pohon mangrove yang rusak. Dan dari tinjau langsung yang juga melibatkan masyarakat sekitar, di sana pun kita tidak menemukan adanya padang lamun maupun terumbu karang,” ucap Haris.

Foto Bersama di Kawasan Hutan Mangrove di Pantai Ule Saat Tinjau Lokasi (26/2/2019)
Kendati demikian, salah seorang anggota panitia terabas yang didampingi oleh Ketua Komunitas Treco yakni Rudi Hardyanto menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas ketidaksengajaan atau kekeliruan beberapa orang rider yang melintasi kawasan mangrove. Peristiwa tersebut, diakuinya diluar pengetahuan pihaknya.

“Jalur terabas telah dipetakan sebelumnya oleh kami. Posisi jalurnya, itu beberapa meter kedalam dari kawasan mangrove. Namun, kemungkinan besar beberapa orang rider masuk ke kawasan mangrove karena pada saat itu bersamaan dengan kondisi air laut yang sedang dalam keadaan pasang naik. Namun demikian, atas nama panitia penyelenggara maupun dari komunitas Treco kami memintaaf kepada semua pihak atas kekeliruan ini,” papar keduanya.

Namun, keduanya enggan memberikan komentar tentang adanya pohon mangrove yang rusak karena dilindas oleh beberapa orang rider pada saat event tersebut berlangsung. Sebab, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menjelaskan soal itu. “Untuk fakta-fakta yang terjadi di lapangan, silahkan tanyakan kepada DKP Kota Bima, DLH setempat dan Instansi terkait. Dan soal ini, kami mencoba menahan diri untuk tidak berpolemik di Medsos,” sahut keduanya.

Sementara langkah-langkah yang dilakukannya kedepan ujarnya, adalah membangun kerjasama yang baik dengan DLH Kota Bima untuk menanam pohon mangrove yang ada di sekitar pantai ule termasuk di tepi pantai di depan Bima Tirta. Jelang hal itu dilaksanakan, pihaknya akan mengajukan proposal permohonan bibit mangrove kepada DLH Kota Bima. “Sebelumnya, kami juga terlibat dalam aksi menanam pohon mangrove di sejumlah lokasi di kawasan teluk Bima. Hal yang sama, Insya Allah akan kami laksankan di pantai ule dan sekitarnya. Soal bibit, pihak DLH Kota Bima menyatakan akan sanggaup menyediakannya,” ujar keduanya.

Keduanya juga menandaskan, event terabas yang sudah dilaksanakan bukan sekedar melampiaskan hobbi. Tetapi seiring dengan hal itu, pihaknya juga terlibat dalam aksi penghijauan bersama Pemerintah dan pihak-pihak lain di sejumlah wilayah baik Kota maupun Kabupaten Bima. “Maaf, ini bukan pamer kiprah. Tetapi, lebih kepada bahwa kami juga peduli soal lingkungan,” pungkas keduanya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.