Pasca Berita Soal Tanah di Amahami, Sakura Mencak-Mencak dan Memaki-Maki Visioner

Rizal AG: Rekaman Wawancara itu Nyata Adanya!
Sakura H. Abidin
Visioner Berita Kota Bima-Ada yang menarik pasca terkuaknya terkait kasus tanah di Kawasan Amahami. Oknum anggota DPRD Kabupaten Bima yakni Sakura H. Abidin mencak-mencak dan memaki-maki media online Visioner dengan kata-kata tak lazim. Sikap Sakura tersebut, pun terekam secara jelas.

Kata-kata tak lazim yang dilontarkan oleh Sakura itu menggunakan bahasa Bima, yakni “Bote” (monyet dalam bahasa Indonesia), dan “Lako” (Anjing dalam bahasa Indonesia). Kemarahan Sakura dalam rekaman berdurasi beberapa menit tersebut, dipicu oleh kasus dugaan pengerusakan terhadap rumahnya oleh “seseorang”. “Gara-gara berita kamu akhirnya saya hancur. Dan, kamu mengadu saya dengan keluarga. Apa maksud kamu haah,” tanya Sakura dengan nada emosi.

Dalam rekaman itu pula, Sakura menuding Visioner jahat. “Kenapa kamu jahat terhadap saya, padahal selama ini kita baik-baik saja. Jahanam macam apa kamu ini, bote eeeee (monyet). Kejahatan macam kamu ini sehingga mengadu domba saya dengan keluarga keluarga saya. Apa maksud kamu menulis judul berita “Sakura” dan lainnya,” tanya Sakura lagi.

Masih kata Sakura pada rekaman tersebut, selama ini hubungannya dengan Visioner berlangsung baik dan tiba-tiba berbeda terkait pemberitaan tersebut. Kami menanyakan anda saat itu tentun saja atas nama Media dan cukup berkorelasi dengan pemberitaan?. “Tidak ada urusan dengan pemberitaan. Bicara Visioner yang kurangajar seperti itu,” kata Sakura.

Anda masuk dalam rangkaian investigasi terkait tanah di kawasan Amahami dan jelas sangat erat kaitannya dengan pemberitaan bagi Media Massa?. “Iya sudah biasa kamu mengkonfirmasi soal berita. Konfirmasi macam apa yang modelnya seperti itu?. Kalau kamu mengkonfirmasi, harusnya menjelaskan kepada saya bahwa ini akan dijadikan berita. Dan kamu juga harus bisa membedakan antara  saudara, teman dengan berita. Bicara jahat kamu itu,” tuding Sakura.

 Lantas apa masalahnya setelah berita tentang pengakuanmu soal tanah di Amahami itu?. “Saya akan tuntut kamu ke Polisi. Dan saya juga akan tuntut orang yang melakukan pengerusakan terhadap rumah saya,” ancam Sakura.

Kembali Sakura menuding, akibat dari pemberitaan tersebut telah membuat Visioner merasa puas (mbocu loko dalam bahasa Bima). “Kamu telah puas karena telah menghancurkan saya. Gara-gara berita kamu sudah dihancurkan, Lako. Kurangajar, akhirnya saya nggak bisa apa-apa. Soal ini memang tidak masalah bagi kamu. Tetapi, anak saya ada lima orang akibat kamu memperlakukan saya seperti itu,” ucap Sakura.

“Kalau saat kamu menelephone saya atas nama Visioner terkait dengan pemberitaan, tentu saja saya tidak mau meladenimu melalui telephone. Tetapi karena kita adalah teman yang selama ini terbiasa duduk bersama dengan teman-teman lainnya, itu yang membuat saya meladeni kamu melalui telephone. Tetapi, kamu sudah menghancurkan saya melalui pemberitaan tersebut. Kamu telah keterlaluan terhadap saya. Gara-gara pemberitaan kamu itu rumah saya hancur. Buka saja rekamanmu biar dunia tahu,” desak Sakura.  

Bukankah saat itu Anda diwancara dan jelas pula dalam rekamannya?. “Saya bicara saat itu sifatnya antara teman dengan teman. Saya bicara saat itu sambil tertawa kok. Apa yang salah dengan pembicaraan itu, tetapi kenapa kamu menjadikannya sebagai berita. Kamu saat itu bertanya apakah saya punya tanah di Amahami. Ya, saya beli dengan harga Rp17, 5 juta. Tidak perlu lagi kamu bercerita. Silahkan buktuikan rekaman kamu,” pungkas Sakura terkesan bernada menantang.

Pimpinan Redaksi Media Online Visioner, Rizal AG
Reaksi Sakura tersebut, justeru ditanggapi dingin oleh Managemen Media Online Visioner. Melalui Pimpinan Redaksinya, Rizal AG justeru menyatakan terimakasih atas caci-maki yang dilontarkan oleh Sakura dimaksud. “Kepada Ibu Sakura, saya sampaikan terimakasih telah mencaci-maki dan melontarkan kata-kata yang tak lazim kepada Visioner,” sahut Rizal.

Rizal kemudian mengungkap, pernyataan Sakura melalui pemberitaan yang sudah menjadi konsumsi tersebut tentu saja diperkuat oleh rekaman yang sangat jelas. Dan upaya wawancara terhadap Sakura tersebut, berlangsung di ruang Komisi III DPRD Kota Bima serta disaksikan oleh sejumlah personil anggota Pansus termasuk Ketuanya yakni H. Armansyah, SE.

“Etika Jurnalistik telah diutamakan pada konten Wawancara dengan Sakura soal tanah di Amahami. Dan ia menyebutkan nama penjualnya serta adanya nama lain, pun terdengar jelas dalam rekaman Wawancara itu pula. Rekaman itu juga siap dipertanggungjawabkan sampai kapanpun dan di manapun,” bebernya.

Terkait ancaman Sakura akan melaporkan Visioner kepada aparat Kepolisian, Rizal justeru tidak melarangnya. Sebab, hal itu merupakan haknya Sakura sebagai warga NKRI. “Kami menghargai hak hukumnya Sakura. Dan sadar sebagai warga negara yang baik, tentu saja kami akan mengikuti proses hukum sebagaimana yang disebut-sebut oleh Sakura itu,” sahutnya.

Persoalan yang dirasakan oleh Sakura pasca pemberitaan tersebut, menurutnya merupakan “hal lain”. Sebab, yang berbicara pada pemberitaan tersebut adalah Sakura dan tentu saja diperkuat oleh bukti rekaman yang sampai saat ini masih tersimpan rapi oleh Managemen Visioner. “Kita tidak perlu terlalu jauh berdebat, sebab bukti rekaman itu masih ada. Dan kata-kata tak lazim yang diarahkan oleh sakura terhadap Visioner, pun masih disimpan oleh Managemen Media ini,” ungkapnya Rizal.

Bagaimana sikap Organisasi Kewartawanan terkait kata-kata tak lazim yang diarahkan oleh Sakura tersebut?. “Soal itu jangan tanya kepada saya. Tetapi, saya percaya dan bahkan sangat yakin bahwa seluruh Organisasi Kewartawanan di Indonesia akan membaca berita ini. Kita nikmati saja dinamikanya. Kapanpun dan dimanapun dibutuhkan, tentu saja Rekaman ini juga siap diserahkan kepada Organisasi Kewartawanan di Indonesia,” pungkas Rizal. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.