Setelah Gagal di Pentas Pilkada Kota Bima, Kini PDIP Gulung Tikar di Arena Pileg

Ketua DPC PDIP Kota Bima, Ruslan Usman (Parlan)
Visioner Berita Kota Bima-Tahunn 2018-2019, PDIP Kota Bima diakui tak bernasib mujur. Pada pentas Pilkada kota Bima periode 2018-2023, PDIP yang mengusung pasangan MANUFER harus mengakui kemenangan H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri). Terlepas dari kekalahan tersebut merupakan muara akhir dari pesta demokrasi, namun PDIP Kota Bima dibawah kendali Ruslan (Parlan) harus menunggu lima tahun kedepan untuk menguji kehebatan atau sebaliknya dalam kontestasi Pilkada Kota Bima.

Kekalahan PDIP Kota Bima pada pentas politik belum berakhir sampai di situ. Namun pada pentas Pemilihan Legislatif periode 2019-2024, diyakini akan gulung tikar. Maksudnya, dipastikan tak ada satupun Caleg PDIP di semua Dapil yang lolos ke kursi Dewan. Pasalnya, suara yang diperoleh oleh para Caleg PDIP Kota Bima di semua Dapil tak ada yang signifikan kendati penghitungan suara oleh pihak PPK maupun KPUD masih berlangsung sampai sekarang.

Ketua DPC PDIP Kota Bima Ruslan Usman (Parlan), sama sekali tidak membantah soal fenomena tersebut, Namun khusus pada kontestasi Pileg Kota Bima periode 2019-2024, dia menyatakan harus menunggu penetapan dari KPUD setempat sebagai penyelenggara Pemilu.

“Kita tunggu putusan hasil penghitungan dari PPK maupun KPUD. PDIP  tidak bisa berspekulasi yang berkaitan dengan jatah kursi. Apapun hasil akhirnya, tentu semua itu adalah bagian dari konsekuensi kekalahan mengusung Calon Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023. Dan itu merupakan realita politik yang terjadi,” kata Parlan, Senin (22/4/2019).

Jika alasan karena Pilkada Kota Bima dikorelasikan dengan gulung tikarnya PDIP Kota Bima pada mpentas Pileg kali ini lantas dimana magnet (daya tarik) personal Caleg?. “Secara kepartaian, PDIP telah   menurunkan kader-kader terbaikya untuk menjadi Caleg. Dan mereka sudah maksimal. Karena itu, PDIP Kota Bima tidak saja menghadapi Pileg tetapi jauh lebih besar Partai inin diharuskan  menghadapi  kekuasaan, dan strategi Partai pengusung pemerintah,” ujar Parlan tanpa menjelaskan Pemerintah yang mana yang dia maksudkan.

Tidak menyesalkah karena pada pentas Pileg kali ini tak mendapatkan kursi di Dewan dan bukankah ini merupakan cerminan dari daya yang dinilai tak memadai?. “Sepanjang peradaban dalam dunia politik sesungguhnya tidak mengelal istilah menyesal-menyesalkan. Bukankah PDIP telah terbiasa dengan situasi sulit seperti ini?. Bukankah peristiwa ini mengingatkan kami kembali saat masa rezim otoriternya Soeharto yang berkuasa dengan istilah "bumi hanguskan PDIP-tetapi Mega (Ketua Umum PDIP) tetap menunjukan sikap tenang dan terus melakukan konsolidasi internal sekaligus evaluasi kinerja.jajaran Partai, Caleg dan Fraksi,” tandas Parlan.

Pada Pileg di kota Bima kali ini, parlan mengakui gagal memperahankan dua kursi di Dewan. Catatannya, pada periode sebelumnya PDIP kota Bima berhasil mengirim dua orang kadernya di kursi DPRD Kota Bima. “pada Pileg di Kota Bima kali ini, PDIP gagal di semua Dapil. Dan tentu hal ini merupakan kegagalan saya dalam memimpin serta memanage Partai,” tuturnya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.