Taman Senilai Rp8 Miliar “Berubah Jadi Taman Kendaraan”

Inilah Kondisi Terkini di Taman Amahami Kota Bima, Nampak Nyata Kendaraan Roda Dua Terparkir di Dalamnya
Visioner Berita Kota Bima-Taman Amahami yang berlokasi di wilayah Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima, dibangun dengan biaya senilai Rp8 miliar lebih yang bersumber dari APBD 2 Kota Bima. Taman yang di kawasan Wisata wisata dengan harapan mampu memberikan nilai estetika yang bersinergi dengan destinasi wisata pantai Lawata Kota Bima, boleh jadi yang termahal jika dibandingkan dengan taman-taman lainya pada aspek pembiayaan pada masa kepemimpinan Walikota-Wakil Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin-H. A.Rahman H. Abidin, SE (kakak-adik).

Namun ekspektasi publik khususnya di Kota Bima agar taman yang pengelolaanya telah diseraqhkans ecara resmi ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima ini, terkesan masih sangat jauh. Kecuali, taman dengan biaya mahal itu hingga kini masih menampilkan kesan sepi, semerawut, tak terurus, jauh dari kesejukan karena tak didukung oleh pepohonan layaknya taman yang ada baik di Bima maupun di daerah-daerah lain di Indonesia.

Fakta-fakta tak terbantah tersebut, bukan bukan saja jadi keluhan para pengunjung di dunia nyata. Tetapi, daya kritik para nitizen melalui Media Sosial (Medsos) terkait kondisi taman tersebut hingga kini masih menjadi “nyanyian paling trend”. Dan, Visioner pun tercatat beberapa kali mendokumentasikan pandangan-pandangan yang jauh dari estika di kawasan Amahami itu pula.

Pemandangan yang mengusik mata banyak pihak, juga terlihat masih adanya para pedagang kaki lima sejak awal hingga kini masih menempatkan bagian dalam taman Amahami untuk berjualan. Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawah kepemimpinan Walikota-Wakil Walikota setempat, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiya, SH telah menyediakan tempat baru dio sebelah utara Masjid terapung Amahami yang dilengkapi dengan tenda-tenda dan listriknya pun berfungsi dengan baik. Dalih PKL dalam kaitan itu teramat clasik. Beerapa kali Visioner mewawancara sejumlah PKL tersebut, enggan bergeser di tempat yang yang disediakan itu karena alasan khawatir daganganya tak laku. 

Padahal, kawasan wisata Amahami tercatat sebagai salah satu tempat yang sejak dulu hingga sekarang masih ramai dikunjungi baik oleh warga Kota Bima, kabupaten Bima dan bahkan dari daerah lain karena lokasinya sangat strategis dengan posisi di pinggir laut bahkan sangat dekat dengan pantai Lawata. Fennomena soal PKL itu, nampaknya hingga kini masih belum teratasi.

Lepas dari itu, beberapa hari lalu Visioner kembali melihat secara langsung tentang kondisi terkini yang terjadi di Taman Amahami. Pemandangan-pemandangan yang terlihat nyata, masih sama seperti sebelumnya. Para PKL masih dengan bebasnya berjualan di dalam kawasan taman, nyaris tak ditemukan ada bunga, rumput dan pohon yang hidup, dugaan perilaku membuang sampah sembarang masih terlihat nyata, dan bak-bak sampah yang disediakan hanya beberapa saja di sana. Sementara ramainya kunjungan warga di taman Amahami juga berbarengan dengan kondisinya yang jauh dari keindahan alias kering-kerontang.

Pada moment itu pula, Visioner juga menemukan adanya sebuah kondisi terbaru pada bagian dalam taman Amahami. Tetapi, kondisi tersebut dinilai bukan sesuatu yang mengejutkan terutama bagi para pengunjungnya. Yakni, taman yang semula dihajatkan untuk wisatawan baik lokal maupun domestik kini praktis “berubah jadi taman kendaraan roda dua dan bahkan roda empat). Betapa tidak, Visioner berhasil mendokumentasikan ratusan kendaraan roda dua yang dibiarkan yang terparkir di dalam kawasan taman Amahami ini.

Padahal, ruang parkirnya telah disiapkan pada bagian selatan, utara dan bahkan di pinggir jalan yang sudah diperlebar oleh Pemerintah dengan uang negara. Pada moment itu pula, Visioner pun berhasil mewawancara sejumlah orang termasuk tukang parkir, para pengunjung maupun para PKL. Para pengunjung, dengan tegas menyatakan bahwa fakta-fakta yang terjadi di taman Amahmi lebih kepada perilaku masyarakat yang dilayani dan aspek ketegasan Pemerintah yang masih jauh dari harapan.

Misalnya, tak ada regulasi yang mengatur soal dua perparkiran, minimnya bak sampah yang disediakan, WC umum yang belum juga dibangun, para PKL enggan bermigrasi di tempat yang disediakan karena dalih takut daganganya tak laku dijual, aspek partisipasi pada kebersihan lingkungan yang masih terus dikeluhkan, dan kesadaran membuang sampah pada bukan tempatnya masih terlihat nyata adanya.

Oleh karenanya, berbagai pihak mendesak Pemkot Bima agar segera melakukan penataan taman Amahami ditata kelola dengan baik. Tujuanya, agar fungsi taman sebagaimana mestinya dapat dinikmati dengan baik terutama bagi para pengunjung serta mampu memberikan kontrbusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat. Sebab, catatan penting Visioner menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan taman tersebut lebih lebih kepada terwujudnya sebuah misi besar Pemerintah. Yakni berkorelasi dengan penataan Pantai Lawata, salah satu instrumen penting yang mendukung bangunan Masjid Terapung hingga rencana besar Pemerintah untung mengelola kawasan teluk Bima. Sebab, kawasan Amahami merupakan salah satu icon sekaligus pintu masuk Kota Bima. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.