BMKG: Potensi Gempa Bulan Februari Hanya Salah Interpretasi
Ilustrasi |
Visioner Berita
Mataram NTB-Beberapa
media nasional menayangkan berita soal potensi gempa di bulan Februari 2020.
Melalui wawancara dengan Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG,
Daryono, disebut kemungkinan gempa di bulan Februari di beberapa daerah.
Dalam
berita dijelaskan beberapa daerah berpotensi terjadi gempa, di antaranya
Nias-Simeulue, Bengkulu, Selat Sunda dan Jawa Barat, Bali, Lombok, dan Sumba,
Laut Banda, Ambon dan Seram, Tolitoli dan Gorontalo, Laut Maluku serta
Mamberamo (Papua).
Namun
belakangan Daryono mengklarifikasi pemberitaan yang beredar. Menurutnya, gempa
tidak dapat diprediksi dan berita yang tayang di sejumlah media nasional
merupakan mis interpretasi atau kesalahan menafsirkan. BMKG, kata Daryono
setiap bulan selalu merilis evaluasi kegempaan di daerah. Itu agar masyarakat
dapat mengetahui aktivitas kegempaan.
“Aktivitas
gempabumi selama sebulan dipetakan menjadi produk peta aktivitas gempa bulanan
atau peta seismisitas bulanan. Peta semacam ini perlu disampaikan kepada
maayarakat, agar kita semua dapat mengetahui aktivitas gempa yang terjadi
setiap bulan di wilayahnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1
Februari 2020.
Dari
peta tersebut akan tampak sebaran aktivitas gempa dalam satu bulan dan
masyarakat dapat mengetahui adanya kluster/grombolan sebaran pusat-pusat gempa
tektonik di beberapa wilayah. Kluster-kluster aktivitas gempa kecil ini disebut
sebagai zona aktif. “Sekalipun aktivitas gempa hanya magnitudo kecil kurang
dari 5,0 tetap perlu kita monitoring pergerakannya,” katanya.
“Sebagai
contoh kluster aktivitas gempa-gempa kecil atau zona aktif yang ada pada bulan
Januari 2020 ini bisa jadi sampai bulan Februari masih ada, tetapi bisa jadi
ada kluster yang berubah tidak aktif atau bergeser ke zona lain,” ujarnya.
Menurutnya,
pergeseran zona aktif dari waktu ke waktu adalah dinamika aktivitas gempa
tektonik di Indonesia. Itu merupakan hal wajar karena Indonesia memiliki sumber
gempa yang banyak.
“Adapun
klaster gempa kecil pada Januari 2020 ini ada 8 tampak ada di (1)Nias,
Simeulue, (2) Bengkulu, Jawa Barat, (3)
Bali, Lombok, Sumba, (4) Gorontalo, (5) Laut Maluku, (6) Ambon, (7) Banda dan
(8) Mamberamo Papua,” katanya.
Dia
menyebutkan dari klaster aktivitas gempa, masih ada beberapa zona aktif di
Lombok, Ambon dan Mamberamo. “Dari klaster aktivitas gempa ini kita dapat
mengetahui adanya zona aktif yang masih bertahan seperti yang ada di Lombok,
Ambon, dan Mamberamo namun demikian ada zona aktif yang cepat berakhir tanpa terjadi gempa kuat,” katanya.
Namun,
dia menegaskan bahwa gempa tidak dapat diprediksi, sehingga masyarakat tidak
perlu khawatir potensi gempa. “Peta zona aktif adalah laporan aktivitas gempa
bulanan, di mana BMKG melakukan tugasnya melakukan monitoring gempa di wilayah
Indonesia. Ini menjadi bagian dari tugas BMKG dalam memberikan informasi
gempabumi serta mengedukasi masyarakat terkait aktivitas gempa bumi di
Indonesia,” ujarnya.
“Peta
zona aktif bukanlah prediksi gempa sehingga masyarakat tidak perlu takut dan
khawatir,” katanya.
Kepala
Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi, juga mengatakan berita yang
tayang di sejumlah media nasional merupakan mis interpretasi, sehingga tidak
benar potensi gempa Februari 2020.
“Di
atas dikonfirmasikan ke narsum (narasumber) bahwa berita tersebut mis
interpretasi, sehingga infonya tidak benar. Yang di-share oleh Pak Daryono
kepada wartawan adalah tersebut di atas mas. Sehingga kami share informasi
langsung dari pak Daryono. Sekali lagi bukan prediksi, ini yang mis
interpretasi,” katanya.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda