Meningkat, Penderita HIV/AIDS di NTB Sebanyak 2.021 Orang

ILUSTRASI.
Visioner Berita Mataram NTB-Penderita Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) nampaknya cukup banyak.

Berdasarkan data terakhir Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB, tercatat sekitar 13 persen kasus HIV/AIDS di NTB. “Data terakhir kami, ada 13 persen kasus HIV/AIDS. Penyebabnya adalah homoseksual,” ungkap Kepala Komisi KPA Provinsi NTB, H Soeharmanto di Mataram, Jum’at (12/6/2020).

Ia mengungkapkan, total penderita HIV/AIDS saat ini ada 2.021 orang. Khusus yang disebabkan oleh homoseksual sebanyak 263 orang. Angka tersebut terus bertambah setiap tahunnya.

Penyebaran HIV/AIDS melalui homoseksual, telah berada pada posisi kedua setelah heteroseksual di Provinsi NTB. “Prediksi saya kasus Homoseksual atau LSL akan terus bertambah,” katanya.

Sementara Tahun 2019 lalu, lanjutnya, sudah ada survei di Kota Mataram tentang homoseksual atau Lelaki Seks Lelaki (LSL). Hasilnya sangat mengejutkan. Dari 230 homoseksual yang disurvei, sebanyak 17 orang ditemukan positif HIV/AIDS. Belum lagi 30 orang juga terjangkit Infeksi Menular Seksual (IMS).

“Data saat ini, sebanyak 263 penderita HIV/AIDS karena homoseksual. Ini akan terus bertambah. Data ini sangat memprihatinkan karena presentasenya cukup tinggi,” ungkap Soeharmanto.

Akhir-akhir ini, heteroseksual atau gonta-ganti pasangan selalu menjadi urutan pertama penderita HIV/AIDS. “Kemudian urutan kedua disebabkan jarum suntik. Belakangan, justru homoseksual menjadi urutan kedua. Menggeser pola penyebaran melalui jarum suntik,” jelasnya.

Soeharmanto memberikan peringatan serius kepada seluruh masyarakat. Anak-anaknya harus dijaga dengan baik agar tidak terjebak hubungan terlarang seperti homoseksual. “Oleh karena itu, Stay At Home adalah kesempatan para orang tua untuk mengedukasi anaknya agar jangan terjerumus ke pergaulan bebas,” tuturnya.

Pengaruh gadget dan pergaulan, bisa menyebabkan homoseksual. Kondisi saat ini tidak bisa dipandang remeh. Soeharmanto berharap masyarakat menyadari bahaya dari homoseksual.

Penyakit HIV/AIDS tidak bisa dianggap remeh. Tahun 2019 lalu saja, hanya setahun puluhan orang telah meninggal dunia akibat HIV/AIDS. “Itu selama setahun 25 orang meninggal. Tidak terhitung tahun-tahun sebelumnya,” ucap Soeharmanto.

Sebanyak 25 orang yang meninggal tersebut, diantaranya berasal dari Lombok Barat 3 orang, Lombok Tengah 2 orang, Lombok Timur 2 orang. Sedangkan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara belum memberikan laporan.

Untuk tahun 2019 saja, ditemukan kasus baru sebanyak 281 orang yang menderita HIV/AIDS. Angka tersebut patut menjadi atensi semua pihak. “Untuk data sampai bulan Juni 2020 ini belum bisa kita update. Semua masih konsentrasi dan fokus ke Covid-19,” jelasnya.

Dari 2.021 kasus HIV/AIDS di NTB, tertinggi ada di Kota Mataram sebanyak 611 orang. Di Lombok Barat sendiri, jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 339 orang. Kemudian Lombok Tengah 241 orang, Lombok Timur 329 orang, Kabupaten Lombok Utara 45 orang. “Selanjutnya, di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) ada 79 orang penderita HIV/AIDS. Kemudian Sumbawa 115 orang, Dompu 51 orang, Kabupaten Bima 136 dan Kota Bima 69 orang,” pungkasnya.(FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.