Covid-19 Kembali Meledak di Kota Bima, Hari Ini 37 Orang Dinyatakan Positif-Total 48 Orang

Dulu Disaat Pemerintah Tegas Ada Yang Nyinyir Namun Kini Membisu
ILUSTRASI, Sumber Dok.Foto:google.com
Visioner Berita Kota Bima-Sekitar sebulan silam, Kota Bima dinyatakan zona hijau dari Covid-19 oleh Pemerintah Pusat melalui BNPB. Hal tersebut diakui sebagai sebuah prestasi besar bagi Pemerintah Kota Bima dibawah kendali Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH.

Prestasi besar yang diakui adanya itu, bukan terjadi secara serta merta. Tetapi melalui rangkaian perjuangan keras tim Gugus Covid-19 Kota Bima dibawah kendali Walikota, H. Muhammad Lutfi, SE. Antara lain memperketat pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan di berbagai pintu masuk Kota, pemberlakuan PSBK, pemberlakuan jam malam, menutup sarana hiburan dan lokasi-lokasi wisata seperti Lawata, sikap tegas Pemerintah terhadap warga yang bandel alias tak menggunakan APD dan mengabaikan Protap Covid, membangun rumah isolasi secara cepat dalam menyikapi pasien reaktif Covid-19 berdasarkan rapid test dan lainya.

Kendati sikap tegas Pemerintah tersebut berhasil mempertahankan 2 orang pasien positif Covid-19 dan kemudian dinyatakan hingga daerah ini diumumkan sebagai zona hijau dari Covid-19, namun tak sedikit kelompok “non rasional” yang menghujatnya. PSBK, penjagaan ekstra ketat di berbagai pintu masuk Kota hingga membangun rumah isolasi hingga tudingan korupsi dana Covid-19 terus mewarnai kinerjas Pemkot Bima saat itu.

Uniknya, ketika Kota Bima ditetapkan secara resmi sebagai zona hijau dari Covid-19 praktis saja “tukang nyiyir” tak lagi bersuara. Pasca Kota Bima dinyatakian sebagai zona hijau dari Covid-19, semua aktivitas kembali beroperasi. Tak hanya itu, masyarakat kembali mengunjungi tempat keramaian seperti destinasi wisata pantai Lawata, Pantai Kolo, rumah makan, kedai-kedai kopi dan lainya. Kebebasan masyarakat Kota Bima pasca daerah ini dinyatakan sebagai zona hijau dari Covid-19, terlihat nyata adanya.

Sementara anjuran Pemerintah agar tetap menaati Protap Covid-19, justeru banyak yang diabaikan di saat Kota Bima dinyatakan zona hijau dari Covid-19. Nampaknya, kini warga Kota Bima harus berhadapan dengan persoalan serius terkait Covid-19. Kebebasan tak terkontrol seperti sebelumnya, kini justeru dihadapkan dengan situasi yang dinilai sangat pelik.

Betapa tidak, Selasa siang (28/7/2020) warga Kota Bima dikejutkan dengan informasi actual yang menyebutkan ada 37 orang dinyatakan positif Covid-19. Dari angka tersebut menjelaskan, 25 orang dari Ouskesmas Patuga Kecamatan Rasanae Barat, 9 orang dari Badan Kepegawain Daerah dan 3 orang dari Rumah Sakit (RS) Asakota. “Ini informasi terbaru yang kami terima hari ini. Namun, untuk selanjutnya kita masih menunggu realis resmi dari Pemprov NTB,” terang Walikota Bima melalui kabag Humas Setda setempat, HA. Malik SP, M.AP kepada Visioner, Selasa (28/7/2018).

Jika ditambah dengan yang sebelumnya yakni 11 orang dinyatakan positif Covid-19, maka total jumlah warga yang dinyatakan terjangkit Covid-19 sampai dengan hari ini menjadi 48 orang. “Penambahan angka positif Covid-19 di Kota Bima sangat drastis. Angka terkini sebanyak 37 orang dinyatakan positif Covid-19 tersebut, adalah hasil swab laboratorium dari 40 lebih orang yang sebelumnya nytakan reaktif berdasarkan hasil rapid test,” tandas Malik.

Menghadapi situasi yang dinilai kian pelik terkait penyebaran Covid-19 ini, malik menyatakan bahwa Pemerintah Kota Bima sedang merumuskan berbagai langkah untuk menyikapinya. Antara lain melakukan tracking contact dan kemudian menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Muspida setempat. “Hanya saja, sebagian dari Muspida Kota Bima kini masih berada di luar daerah,” ujar Malik.

Untuk memastikan apakah PSBK akan kembali diberlakukan mengingat kian bertambahnya pasien positif Covid-19 di Kota Bima, Malik menyatakan bahwa hal itu harus didahului oleh Rakor pihak Muspida yang didalamnya melibatkan tim Gugus Covid-19 Kota Bima. “Untuk memastikan apakah PSBK atau sebaliknya, tentu saja akan di rapatkan dulu oleh pihak Muspida Kota Bima yang didalamnya juga melibatkan tim Gugus Covid-19 Kota Bima,” ulas Malik.

Desakan masyarakat agar destinasi wisata Pantai Lawata, rumah-rumah makan dan lainya sebagai sumber keramaian sekaligus akan memicu munculnya penyebaran Covid-19 segera ditutup, malik justeru menyatakan sebaliknya. Maksudnya, roda ekonomi tetap berjaloan namkun harus diawasi secara ketat dan memberlakukan Protap Covid-19.

“Pengawasan ketat sesuai Protap Covid-19 tetap berjalan bersamaan dengan perputaran roda ekonomi masyarakat. Ini berlaku secara Nasional sesuai penjelasan Perpres nomor 82 tahun 2020 tentang penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi Nasional,” urainya.

Atas dasar itulah kata Malik, destinasi Pantai Lawata, rumah makan, kedai kopi, pusat pertokoan, pasar dan lainya tidak ditutup. “Semua tempat yang dianggap sebagai sumber perputaran ekonomi masyarakat tersebut tidak ditutup, kecuali akan dilakukan pengawasan secara ketat sesuai dengan Protap Covid. Dan bagi para pelaku ekonomi tersebut mutlak menaati protap Covid, sebaliknya tentu saja akan disikapi secara tegas,” imbuhnya.

Pertanyaan apakah dengan bertambahnya jumlah pasien Covid-19 tersebut juga akan berdampak kepada ditutupnya untuk sementara gedung Paruganae dan lainya sebagai pusat resepsi pernikahan warga, malik menyatakan bahwa hal itu akan dibicarakian terlebih dahulu melalui Rapat Muspida yang direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Soal itu kita rapatkan dulu, dan Perwalinya sedang kita siapkan,” katanya.

Dengan bertambahnya pasien positif Covid-19 di Kota Bima, Malik menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kesadaran secara utuh. Yakni tetap menaati Protap Covid-19 seperti tetap menggunakan masker, menjauhi tempat-tempat keramaian, menjaga jarak, cuci tangan baik sebelum mapun sesudah beraktivitas, membiasakan diri dengan pola hidup sehat, mengkonsumsi makanan yang bergizi, intens berolah raga, hindari keluar malah dan tetap berada di rumah.

“Lemahnya kesadaran kita semua adalah sama dengan memberi peluang untuk diserang oleh Covid-19. Untuk itu, mari kita sadar seutuhnya demi kebaikan dan keselamatan kita pula. Sekali lagi, menjaga itu sesungguhnya lebih baik dari pada mengobati,” pungkas Malik. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.