Potret SDN Bajo Pulau Kian Memprihatinkan, Siswa: Tolong Bantu, Kami Ingin Belajar Yang Aman dan Nyaman

Siswa dan Siswi SDN Bajo Pulau Meminta Perhatian Pemerintah Hingga Presiden Jokowi Untuk Memperhatikan Kondisi Sekolah.
Visioner Berita Kabupaten Bima-Kondisi memprihatinkan bangunan sekolah yang berdiri sejak tahun 1992 ini merupakan satu-satunya Sekolah Dasar (SD) yang ada di pulau terpencil Desa Bajo Pulau tepatnya di Dusun Pasir Putih Desa Bajo Pulau Kecamatan Sape Kabupaten Bima.

Bangunan Sekolah Dasar (SD) yang terdiri dari 3 ruang belajar dan 1 ruangan guru ini sungguh sangat memprihatinkan, lantaran kondisi sekolah yang hampir ambruk, dimana atap-atapnya yang menggunakan genteng sudah hancur dan salah satu ruangan kondisi temboknya sudah rubuh.

Potret gedung sekolah yang sangat memeprihatinkan ini, sebenarnya ruangan sekolah tersebut, tidak layak lagi digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan sangat rawan karena sewaktu-waktu bisa rubuh dan menimpa siswa-siswa yang sedang belajar.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Bima, tidak pernah sekalipun melirik sekolah ini untuk direnovasi walau berkali-kali di ajukan oleh pihak sekolah dan komitenya.

Minggu, (5/7/2020) tim dari Hallo Bima bersama Ketua MIB (Mbojo Itu Buku), Devi Andriani, mengunjungi sekolah tersebut dan mewawancarai pak Jamal H Jafar salah satu Komite Sekolah tersebut.

“Ia menceritakan kenginan dan harapan dari pihak sekolah dan siswa disana agar sekolah yang mereka gunakan bisa di bangun dengan layak,” ungkap Devi, Senin (6/7/2020).

Potret Memprihatinkan Bangunan SDN Bajo Pulau.
Sementara untuk mengakali keterbatasan itu, kata dia, pihak sekolah menggunakan perumahan guru untuk aktivitas belajar mengajar dan karena jumlah siswa yang cukup banyak 87 siswa maka perumahan guru itu tak mampu menampung semua siswa yang ada dan mereka belajar di luar ruangan dengan kondisi cuaca yang angin kencang sehingga proses belajar pun tidak maksimal.

Untuk sementara harapan dari para guru dan siswa disana agar bisa di berikan bantuan berupa terop untuk di jadikan tempat belajar sementara mereka sembari menunggu pihak Pemerintah dan Dinas Dikbudpora untuk merenovasi bangunan sekolah mereka.

Menurut Devi, ada yang mengharukan dari cerita pak Jamal H. Jafar selaku Komite Sekolah, ia mengatakan bahwa belum pernah sekalipun Pemerintah datang kesana kecuali. Ironis sekali beberapa dekade sekolah tersebut lupuk dari pandangan Pemerintah Daerah. Sudah berbagai kepala daerah yang menjabat tapi tak pernah mengunjungi daerah tersebut.

Dengan kondisi sekolah dan keadaan seperti ini dia berharap Pemerintah, mulai dari  Pemerintah  Kabupaten Bima, Provinsi  NTB bahkan Pusat bisa menganggarkan biaya pembangunan gedung sekolah yang representatif sehingga anak-anak dapat  kembali  belajar dengan Aman dan Nyaman. (FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.