Banjir di Sejumlah Wilayah di Kota Bima Belum Juga Tuntas

Banjir Pada Selasa Siang Berakibatkan Jembatan Gantung Ambruk


 Inilah Jembatan Gantung di Busu Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba Yang Ambuk Karena Banjir, Selasa (12/1/2020)

Visioner Berita Kota Bima-Dugaan aksi penggundulan hutan khususnya di wilayah Kecamatan Wawo dan sekitarnya oleh oknum tak bertanggungjawab hingga kini belum juga usai. Demikian pula di sejumlah wilayah lain di Kabupaten Bima. Kota Bima menjadi korban banjir akibat gundulnya hutan, sesungguhnya bukan hal baru.

Namun masih saja terjadi sampai dengan saat ini. Sementara sikap tegas dari pemerintah pasca beralihnya kewenangan dari Kota-Kabupaten ke Provinsi dalam menjawab tindakan pembalakan hutan hingga ke lahan tutupan negara oleh oknum tak bertanggungjawab, disinyalir hingga kini tak kunjung dilakukan.   

Kecuali, yang kesan dominan yang dilakukan sejak awal hingga sekarang adalah penanganan akibat. Sebut saja penanaman kembali pada kawasan hutan yang telah digundulkan. Kendati demikian, ketegasan aparat baik TNI maupun Polri terhadap oknum pembalak hutan secara liar, tentu saja tak bisa dipungkiri. Hanya saja, aksi penggundulan hutan diduga masih saja terjadi khususnya di Bima yang salah satunya berakibat fatal bagi Kota Bima dan masyarakatnya.

Catatan penting Visioner dalam beberapa minggu terakhir ini mengungkap sejumlah fakta di mana sebahagian wilayah Kelurahan di Kota Bima diserang banjir dengan tinggi sampai betis orang dewasa. Salah satunya, Minggu lalu luapan air di alur sungai Padolo berhasil merangsek masuk hingga ke pemukiman warga di Kelurahan Paruga, tepatnya di sepanjang bantaran sungai bahkan di jalan raya. Hal yang sama juga terjadi di salah satu Lingkungan di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat.

Luapan air akibat banjir yang dinilai lumayan parah pada Minggu lalu, menimpa warga di Lingkungan lewi Jambu Kelurahan Ule Kecamatan Asakota. Pemicunya, karena alur sungai Melayu masih terlihat sempit sampai sekarang, belum lagi soal tumpukan sampah yang belum juga terurus. Akibatnya, tak sedikit warga yang mengalami kerugian karena perabot rumah tangganya digenangi air.

Meski tak ada korban jiwa, namun kerugian lain milik warga seperti perabot rumah tangga akibat genangan air, tak bisa dhindari. Peristiwa tersebut, juga disaksikan sendiri oleh Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE saat melihat kondisi warga di Kampung Sigi kelurahan Paruga pada malam itu. Pada moment tersebut, Walikota Bima hanya meminta kepada warga agar tetap sabar, tabah dan tegar menghadapi musibah yang terjadi (luapan air).

Pada malam yang sama Minggu lalu, bukan saja Walikota Bima yang turun langsung ke lapangan guna melihat kondisi warga yang rumahnya digenangi air. Tetapi, hal yang sama juga dilakukan oleh pihak TNI dan Polri melalui Bhabinkamtibmas dan babinsa di sejumlah wilayah.

Sementara solusi jangka pendek dari Pemerintah untuk mengantisipasi agar peristiwa yang sama tak kembali terjadi di kemudian hari, hingga detik ini belum juga nampak. Kecuali, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sedang merancang kegiatan besar bersama pihak JICA Jepang senilai Ratusan Miliar Rupiah untuk perbaikan alur sunga Padolo dan Melayu.

Catatan penting lain Visioner menguak peristiwa yang dinilai memprihatinkan, disaat intensitas hujan lebih dari satu jam lamanya maka yang menjadi sasaran luapan air adalah warga di bandataran alur sungai Padolo, dan di alur Sungai Melayu hingga berhasil merangsek masuk ke perkampung warga. Kendati warga di bantaran sungai sudah ada yang direlokasi ke Kadole dan Jatiwangi, namun terungkap masih saja ada yang enggan pindah ke rumah relokasi yang telah disediakan oleh Pemerintah karena alasan tertentu, salah satunya soal air bersih dan jaringan seluler (informasi tersebut yakni warga di bantaran sungai di Rontu).

Periatiwa banjir yang melanda sebahagian wilayah di Kota Bima, tampaknya belum juga reda. Selasa (12/1/2020), banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Bima kembali terjadi. Yakni di Nggarolo Kelurahan Penanae Kecamatan Raba dan di Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba. Liputan langsung sejumlah awak media mengungkap, banjir kiriman tersebut praktis saja meluap ke pemukiman warga hingga ke jalan raya.

Yang tak kalah memprihatinkan lagi, bencana banjir kiriman tersebut juga praktis membuat jembatan gantung di Dusun Busu terputus. Putusnya jembatan gantung yang merupakan alur yang menghubungkan antara perkampung yang satu dengan yang lain itu, praktis saja membuat warga mengeluh. Betapa tidak, tak ada lagi alur lain yang bisa dilewatinya. Oleh sebab itu, warga meminta kepada Pemerintah agar segera membangun jalan alternatif untuk menjawab keluhan warga setempat akibat bencana banjir ini.

Terhadap musibah banjir yang menimpa warga di dua Kelurahan tersebut, lagi-lagi Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE dengan sejumlah instansi terkait langsung turun ke lokasi. Bukan saja meninjau langsung kondisi yang menimpa warga, tetapi pihak Pemkot B9ima melalui BPBD setempat pun menurunkan logistik untuk warga yang menjadi korban dari luapan air (khususnya kepada warga yang rumahnya digenangi air).

Selain itu, Walikota Bima melalui pihak BPBD setempat menyatakan bahwa Pemerintah segera membentuk Tim Gabungan dalam rangka penanganan banjir. Tim Gabungan tersebut yakni melibatkan BPBD, Damkar, Dinsos, Pertanian dan Dikes. Selain itu, pihak BPBD juga membentuk Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRCPB), TSBK dan FTSB untuk membantu.  

“Tim inilah yang akan membantu warga ketika terjadi bencana banjir di Kota Bima. Selain itu, kami juga akan mengutamakan tindakan dampak resiko bencana (Mitigasi) dengan cara menyampaikan informasi tentang banjir, dan mengedukasi masyarakat terkait dampak bencana banjir,” ujar Kepala BPBD Kota melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Nazamudin S.Sos kepada sejumlah awak media, Selasa (12/1/2021).

Kabid yang akrab disapa Crisna ini menjelaskan, BPBD juga kini mempunyai alat pemantau cuaca, suhu dan radar yang akan mengontrol lebih awal tentang kondisi bencana di Kota Bima. Ditengah kondisi seperti ini, pihaknya akan berusaha keras agar stok logistik di BPBD tidak kosong.

“Itu semua karena mengingat kondisi saat ini sedang musim hujan. Stok logistik harus tetap penuh. Maka ketika terjadi bencana, logistik tersebut langsung didistribusikan kepada masyarakat. Terkait kesiapan logistik ini, kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak BPBD Provinsi NTB untuk membantu,” terang Crisna.

Liputan langsung sejumlah awak media pada Selasa siang (12/1/2021) melaporkan, banjir yang terjadi di dua Kelurahan di Kecamatan Raba tersebut juga praktis membuat sebahagian rumah warga di bantara sungai Rabasalo Kelurahan Penaraga Kecamatan Raba digenangi air. Pemicunya, air meluap hingga ke pemukiman warga karena tumpukan sampah kembali menghambat aliran banjir, tepatnya pada tiang jembatan setempat.

Peristiwa tersebut, selain memicu keluhan warga juga menjadi tontona menarik sejumlah pengguna jalan raya di jembatan Penatoi. Masih dalam liputan langsung Visioner, tak sedikit warga maupun para pengguna jalan yang mendokumentasikan peristiwa tersebut baik dengan cara foto maupun video. Kegiatan yang dinilai menarik tersebut, juga sempat memacetkan arus laqlu lintas walau tak berlangsung lama.

Sementara warga Penatoi di sekitar bantaran sungai Raba Salo berhamburan keluar jalan raya karena rumahnya di genangi air. Maqsih dalam liputan langsung Visioner, peristiwa tersebut berlangsung sekitar setengah jam lamanya. Warga kemudian kembali membersihkan rumahnya yang digenangi air ketika banjir di sunga Rabasalo dalam kondisi surut.

Banjir yang menimpa menimpa sejumlah wilayah di Kota Bima pada selasa siang tersebut, dipicu oleh intensitas hujan lebat dalam waktu yang tidak terlalu lama di Kecamatan Wawo. Intensitas hujan lebat di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima hingga mengakibatkan banjir dan luapan air ke pemukiman warga di sejumlah wilayah di Kota Bima itu, terlihat terjadi sekitar satu jam lamanya. Sementara intensitas hujan lebat di Kota Bima saat itu, pun berlangsung sekitar satu jam lamanya.

Catatan lainya, tak ada korban jiwa pada perstiwa banjir hingga air meluap ke pemukiman warga tersebut. Kecuali, yang terjadi hanya warga mengalami kerugian karena perabot rumah tangganya basah karena genangan air.

Kini warga di sejumlah Kelurahan di Kota Bima tersebut sudah kembali ke rumahnya masing-masing dalam kondisi yang aman, namun masih dalam kondisi tidak nyaman karena perabot rumah tangganya basah lantaran genangan air. Meski demikian, Pemerintah setempattak tinggal diam. Logistik yang dibutuhkan dalam penanganan darurat pun telah diberikan kepada warga.

Sekedar catatan tambahan, luapan air yang menimpa warga Penatoi dan Penaraga selama ini diakibatkan oleh buntunya saluran di kaki jembatan Raba Salo akibat tumpukan sampah yang dibawa oleh banjir kiriman. Kendati pada minggu lalu, tumpukan sampah baik di kolong jembatan Penatoi mapun jembatan Rabasalo sudah dituntaskan oleh pihak BPBD yang bekerjasama dengan pihak TSBK dan FTSB namun peristiwa yang sampa (tumpukan sampah di kolong jembatan, Red) kini (Selasa siang) kembali terjadi.

Kendati hujan telah reda dan banjirnyapun surut pada Selasa siang (12/1/2021), nampun tumpukan sampah di kolong jembatan Rabasalo dan jembatan Penatoi masih belum dituntaskan, Kemungkinan besar, hal tersebut akan kembali dituntaskan oleh pihak BPBD Kota Bima bersama pihak TSBK dan FTSB di kemudian hari. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.