Berbagai Inovasi Anak-Anak Kota Bima Muncul di Loka Karya TTG-Pemerintah Dituntut Untuk Melek

Moment Loka Karya TTG

Visioner Berita Kota Bima-Beragam fenomena menarik ini, sejak dulu hingga saat ini terkesan luput dari Media Massa. Beragam peristiwa menarik tersebut yakni berkaitan dengan inovasi anak-anak Kota Bima mulai dari SMP sederajat, SMA sederajat hingga ke Peruruan Tinggi Swasta.

Beragam inovasi anak-anak Bima yang diakui potensial tersebut, mucul di moment Loka Karya Teknologi Tepat Guna (TTG) yang digelar oleh Badan Riset Daerah (Brida) Kota Bima yang dinakhodao oleh Kepala Brida, Adi Akhwan di Gedung Seni Budaya (GSB) di Raba, beberapa hari lalu.

Dan inilah beragam inovasi yang dihadirkan  pada moment Loka Karya dimaksud. Pelajar pada MTSN 1 Padolo Kota menghadirkan sebuah inovasi yakni konten belajar memainkan piano secara digital. Sementara berbagai instrumenya, diakui dirancang sendiri. Namun dibina oleh para pembinanya dari pelajar pada MAN 2 Kota Bima.

Inovasi tersebut, diakui bukan sekedar belajar tentang konsep. Tetapi, juga langsung dipraktekan pada moment Loka Karya TTG itu sendiri.

Sementara dari kelompok siswa SMK 3 Kota Bima, pada moment Loka Karya TTG tersebut menghadirkan sebuah inovasi yang dinilai spektakuler yakni pembangkit listrik tenaga surya. Inovasi tersebut diakui sebagai hasil karya tangan dari siswa kelas III jurusan teknik tenaga listrik. Dan alat ini diakuinya dirakit selama 3 hari.

Sedangkan aspek pembiayaanya, dijelaskan bersumber dari dana praktek sekolah. Dan alat yang disebut panel ini disebutkan dirakit oleh 3 orang siswa setempat. Setelah dilakukan uji coba di moment Loka Karya TTG tersebut, panel ini terlihat berfungsi secara baik. Panel ini difungsikan yakni dikala masyarakat dihadapkan dengan pemadaman listrik oleh pihak PLN setempat. Tak hanya itu, panel ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang belum dijamah oleh jaringan PLN.

SMAN 4 Kota Bima, pada moment Loka Karya TTG tersebut menghadirkan sebuah inovasi yang tak kalah menariknya. Yakni  menghadirkan digester praktis penghasil bio gas. Inovasi tersebut diakui dibuat dari kotoran ternak seperti sapi, ayam, kambing dan lainya. Sementara hasil yang dicapai setelah diracik, diakui sangat tergantung kepada jumlah kotoran ternak yang dikumpulkana. Namun pada moment Loka Karya tersebut, dijelaskan bahwa untuk menghasilkan bio gas seberat 25 Kg membutuhkan waktu selama 15 hari.

Sedangkan ide dari inovasi ini, dijelaskan bersumber dari Rusdin. Sementara idel awalnya, Rusdin mengakui membuat inovasi ini berdasarkan pengalaman. Biaya dari inovasi ini diakuinya sangat murah. Perawatanya sangat mudah. Sementara tingkat bahayanya, sejauh ini diakuinya belum ditemukan. Dan inovasi ini dimulai sejak Maret 2023.

Harapanya untuk ke depan, inovasi ini bisa dipasarkan untuk usaha kemandirian skolah setempat. Dan dalam satu bukan, karya tersebut bisa memproduksi bio gas seberat 9,6 Kg.

MAN 2Kota Bima, pada moment Loka Karya TTG tersebut menghadirkan inovasi berupa Facum Cliner Otomatis (mesin pembersih otomatis. Inovasi ini dinamai Mabou (Maja Labo Dahu). Inovasi ini diakui dibuat oleh 3 orang siswa. Ide dari inovasi ini, dijelaskan mengambil komparasi dari orag-orang yang malas menyapu rumahnya.

Pembuatan alat ini diakui sejak lama. Tetapi tetapti difinising beberapa hari sebelum moment Loka Karya TTG tersebut dilaksanakan. Dijelaskan pula bahwa inovasi ini berhasil ditampilkan pada moment Loka karya tersebut yakni berkat pembina pada MAN 2 Kota Bima yakni Anis Fuadi.

Inovasi ini diakui baru pertama kali dihadirkan pada moment Loka Karya TTG dimaksud. Pun inovasi ini merupakan yang pertama kali pada kegiatan ekstra kutikuler robotik. Disebutkan. inovasi ini semacam robot yang bergerak secara otomatis.

Alat tersebut dibuat dengan biaya maksimal Rp3000 ribu. Inovasi ini dibuat oleh 1 kelompok pada MAN 2 Kota Bima. Alat ini diakui sudah ada yang dijual di pasar, tetapi bukan dari inovasi pelajar MAN 2 Kota Bima. Sementara harga jual di pasar yakni sebsar Rp2 juta.

Sementara harga yang ditawarkan oleh pelajar AN 2 Kota Bima terkait alat ini, diakui sangat murah dan bisa dijangkau oleh warga berekonomi lemah. Inovasi dari pelajat MAN 2 Kota Bima, bukan sekedar FCO. Tetapi juga Mesin Pelipat Pakaian Otomatis (MPPO).

Inovasi ini diaku dibuat dengan sistim Arduino (komputeisasi/Coding). Cara kerja alat ini, dijelaskan digerakan oleh komputer. Alat ini dijelaskan dibuat selama 3 hari oleh 1 kelompok dengan jumlah 3 orang. Dan MPPO ini dibuat sejak tanggal13 Maret tahun 2023.

Sedangkan referensi pembuatan alat ini, diakui bersumber dari google.com. Sementara proses pembuatan alat ini diakui memakan biaya sebesarRp300 ribu lebih. Sedangkan motivasi dari inovasi ini, dijelaskan lahr dari pemikiran kelompok inovasi MAN 2 Kota Bima ketika acapkali menemukan warga yang dinilai malas melipat pakaian.

Alat ini diakui ada yang sudah dijual di pasar di pulau Jawa. Namun alat tersebut berasal dri salah satu Negara di Luar Negeri yakni Califorbia Amerika Serika (AS). Untuk mendapatkan alat tersebut, masyarakat harus mengeluarkan biaya sebesar sekitar 14 juta.

Karena hasil karya pelajar pada MAN 2 Kota Bima ini diakui dijual dengan harga sangat murah, diterangkan kini sudah ada sejumlah warga yang memesanya. Yang memasan alat ini, diakui lumayan banyak. Sedangkan harapanya, lebih kepada hadirnya intervesi Pemerintah. Sebab, karyjika dijual dipasar tentu saja sangat membantu usaha kemandirian sekolah setempat. Liputan langsung Media ini melaporkan, pada moment tersebut alat ini terlihat bisa beroperasi dengan sangat baik.

Dari MTSN 2 Kota Bima, pada moment Loka Karya TTG tersebut menghadirkan sebuah inovasi berupa Vacum Cliner Sederhana (alat penyedot debu sederhana). Bahan dasar bagi pembuatan aat ini yakni dari dinamo, kaleng bekas, botol bekas, saklar, charger, kabel dan jaring anti nyamuk. Alat inidiakui dibuat sejak Februari 2023.

Masih di Momoment Loka Karya TTG tahun 2023 di GSB Kota Kota Bima 

Pembuatan alat ini, dijelaskan hanya memakan waktu selama 3 hari. Alat ini dibuat selma 3 hari oleh kelas VIII pada sekolah setempat. Sumber pembiayaanua,diakuinya dari MTSN 2 Kota Bima. Pembuatan alat ini diakui hanya memakan biaya sebesar Rp30 ribu.

Sedangkan untuk menggerakan alat ini, dijelaskan hanya menggunakan mesin penggerak seperti power bank dan bisa juga menggunakan charger.  Dan diakui pula, alat ini merupakan inovasi perdana dari sekolah setempat.

Moment Loka Karya TTG tersebut juga menampilkan inovasi dari Akademi Kebidanan (Akbid) Surya Mandiri Bima yang beralamatkan di wilayah Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda-Kota Bima. Inovasi yang dihadirkan oleh Akbid Surya Mandiri pada moment itu yakni produk makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI).

Produk makanan pendamping ASI ini, dijelaskan sebagai makanan khas Bima dan memiliki nilai gizi tinggi. Makanan pendamping ASI ini, dikhususkan untuk bayi dengan usia mulai dari 6 bulan ke atas. Inovasi ini diakui sbagai Ini produk kemandirian dari Dosen Kampus setempat.

Sedangkan ide dan gagasan dari inovasi ini, diterangkan lahir sejak 3 tahun silam dan masih berlangsung sampai dengan saat ini. Sementara soal ekspansi di bidang pemasaran terkait inovasi ini, diakuinya belum dan belum diuji coba.

Dari sisi harga, produk makanan pendamping ASI  ini diakui sangat murah. Tetapi gizinya sangat lengkap. Kisaran harganya yakni Rp5 ribu namun gizinya sanat komplit. Produk makanan pendamping ASI tersebut, diuraikan mengandung karbo Hidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Produk ini berkesinambungan dengan Program Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 dan sudah berlaku di seluruh Indonesia

Inovasi lain yang ditampilkan oleh kelompok Akbid Surya Mandiri ini, yakni budi daya tanaman anti anemia. Inovasi ini diakui sangat muda diaplkasikan oleh Ibu Rumah Tangga (IRT) yang menyediakan sumber makanan yang di dalam rumah tangga. Oleh sebab itu, kelompok dari Akbid tersebut penyediakan TTG yang sangat gampang. Ada tanaman hodroppnik dan ada tanaman vertikal.

Sehingga tanaman anti anemia seperti bayam, sawi dan kangkung dijelaskan bisa mencegah terjadinya anemia. Sebab, saat ini bahwa di Kota Bima sedang dalam kondisi “darurat anemia”. Jika sebelumnya lebih dikhususkan untuk ibu hamil, maka sekarang pihak Akbid Surya Mandiri yang berbackround di bidang kesehatan harus berfikir bahwa tanaman-tanaman anti anemi tersebut harus diperhatikan dengan baik.

Maksudnya tidak hanya langsung membelinya di pasar. Tetapi dituntut untuk membudi dayakan sendiri dan haru menggunakan media-media. Media yang digunakan bagi tanamananti anemia tersebut diakui sangat mudah dibuat sendiri oleh masyarakat, khususnya di Kota Bima.

Yakni pipa paralon setinggi 1 meter yang dibentuk sesuai kebutuhan, digergaji terlebih dahulu dan kemudian dilunakan dengan pemanasan sehingga mengasilkan sejumlah lubang pada pipa paralon itu sendiri. Selanjutnya pada setiap lubangnya disi dengan kompos.

Pada setiap lubangnya ditanami 1 bibit. Proses pembibitanya dilakukan dengan 2 cara. Yakni pembibitan media kompos dan pembibitan media planel. Kalau proses pembibitan media planel, bibit terebut dimasukan ke dalam yang dibawahnya sudah disi air. Hal itu diakui sangat mudah sekali.

Inovasi ini dijelaskan memiliki korelasi dengan makanan tambahan bagi masyarakat. Sebab, tanaman-tanaman tersebut diakui sangat disukai oleh masyarakat. Sementara proses pembuatan alatnya, dijelaskan hanya memakan waktu kurang dari 1 jam lamanya.

Sementara proses pembibitan tanaman anti anemia tersebut, dijelaskan bisa memakan waktu selama 2-3 minggu atau sampai tanaman-tanaman tersebut bisa mengeluarkan pucuk daun. Sedangkan waktu untuk bisa mengkonsumsi tanaman-tanaman tersebut bisa dilakukan dalam waktu 2-3 bulan.

Invovasi ini diakuinya sudah pernah di uji coba pada masing-masing kelompok Inovasi dari Akbdi Surya Mandiri tersebut. Lokasi yang digunakan untuk uji coba, dijelaskan di atas kolam lele. Sementara biaya yang dikeluarkan dalam pipa paralon berukuran 4 meter dengan ukuran 4 inci bisa dibuat menjadi  bagian. Pada 4 bagian tersebut bisa dibentuk menjadi 14 lubang. Jika semua tanaman bisa tumbuh pada satu media tersebut tentu saja akan menghasilkan 14 pohon tanaman anti anemia itu sendiri.

Berdasrakan catatan kelompok inovasi dari Akbid Surya Mandiri tersebut, selma ini perilaku masyarakat Kota Bima tebiasa membeli sayur-sayuran anti anemia tersebut di pasar-pasar. Tetapi jika tanaman-tanaman tersebut dibudi daya sendiri, tentu saja ada keinginan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Manfaat lain dari tanaman-tanaman anti anemia tersebut, dijelaskan sangat korelasinya dengan soal penyehatan lingkungan.

Sedangkan kompos bagi penanaman tanaman-tanaman anti anemia tersebut, dijelaskan terbuat dari kotoran-kotoran ternak dan lainya yang telah divermentasi selama 5 tahun. Singkatnya, karena saat ini di masyarakat mengeluhkan tentang kekurangan darah terkait kekurangan darah maka sudah saatnyalah mengantisipasinya dengan cara menanam tanaman-tanaman anti anemia tersebut.

Terkaitsoal kuratifnya, dijelaskan bisa diatasi dengan jambu klutuk (jambu biji). Sementara soal prentionya harus mengikuti pola hidup sehat yakni dengan cara mengkonsumsi sayur-sayuran anti anemia tersebut. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk budi daya tanaman-tanaman anemi untuk 4 slot pada pipa paralon tersebut yakni minimal Rp300 ribu.

Biaya tersebut digunakan untuk 4 media dengan jumlah tanaman anti anemia sebanyak 56 pohon. Inovasi tersebut terutama soal kompos, diakui atas dasar kerjasama antara pihak Akbid Surya Mandiri dengan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan (STTKL). (TIM VISIONER/BERSAMBUNG) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.