Korban Yang Ditebas “Orang Gila” Akhirnya Meninggal Dunia
Firdaus “Lolos Dari Maut” dan
Sedang Dibawa ke RSJ
Almarhum Ilyas |
Visioner Berita
Kota Bima-Peristiwa
nyata “orang gila” Firdaus yang menyerang pasukan Brimob Pelopor Den A Bima
menggunakan pedang di Pos Pengamanan Pemilu di sebelah barat lapangan sera Suba
(Pos Polisi Kota) pada Sabtu malam (20/4/2019), masih tercatat sebagai topik
terhangat dan menggemparkan. Tetapi, Firdaus juga sukses mengukir sejarah
terburuk sekaligus duga teramat dalam karena kakak iparnya bernama Ilyas (37) yang
ditebasnya sebelum menyerang pasukan Brimob akhirnya meninggal dunia.
Setelah
dibacok pada kepala bagian depan, ditikam pada bagian rusuk bagian kirinya,pada
pantat bagian kiri di rumahnya di Lingkungan RT 03/01 oleh Firdaus, korban
langsung dibawa ke RSUD Bima untuk ditangani secara medis dengan harapan dapat
diselamatkan. Tim medis RSUD Bima sempat melakukan penanganan secara intensif,
namun karena luka akibat bacokan yang menimpa korban sangat parah akhirnya
diputuskan untuk dirujuk ke RSUP Mataram-NTB.
Lagi-lagi
harapan keluarga korban agar nyawa Ilyas yang diketahui sebagai pegawai BPJS Ketenagakerjaan
Bima ini dapat diselamatkan, pun akhirnya pupus. Sebab, Rabu (24/4/2019) Ilyas
menghembuskan nafas terakhirnya di RSUP Mataram. Singkatnya, Ilyas telah
dikebumikan di Raba Baka Kabupaten Dompu pada Kamis (25/4/2019).
Informasi
terkini yang diterima Visioner menyebutkan, Ilyas meninggalkan tiga orang
isteri. Konon istri pertamanya adalah warga asal Kelurahan Jatibaru Kecamatan
Asakota-Kota Bima dan Kurniati S.Pd warga asal Kelurahan Sarae yang juga
saudari sepupunya Firdaus itu adalah istri keduanya. Masih menurut informasi
yang dihimpun oleh Visioner, korban memiliki dua orang anak dengan istrinya
yang di Jatibaru. Sementara hasil pernikahannya dengan Kurniati, korban
memiliki tiga orang anak.
Istri
keduanya Ilyas yakni Kurniati ini diketahui berprofesi sebagai PNS (Guru) pada MIN
Tolobali Kota Bima. Kuniati S.Pd yang dimintai komentarnya oleh Visioner pada
Sabtu (27/4/2019) mengaku, sampai hari ini masih sangat berduka atas meninggalnya
suaminya. “Sampai saat ini kami masih berduka. Peristiwa pembacokan terhadap
suaminya oleh Firdaus itu berlangsung di rumahnya dan saat itu saya juga
melihatnya secara langsung. Sekali lagi, saya ada di Tempat Kejadian Perkara
(TKP) saat kejadian berlangsung,” ungkapnya tanpa menjelaskan kronologis
kejadian mengenaskan yang menimpa suaminya itu.
Kurniati
kemudian menjelaskan, selama ini pihaknya bersama Firdaus tinggal dalam satu
rumah di Lingkungan Sarae. Selama tinggal di rumah itu, pada pagi hingga sore hari
Firdaus keluar rumah. Dan, kembali ke rumah pada malam hari. Dan terkadang pada
malam tandasnya, Firdaus tidak kembali ke rumah.
“Yang
saya tahu, dari pagi hingga siang harinya Firdaus bekerja sebagai buruh di
pasar. Firdaus adalah saudara sepupu saya. Sementara soal proses penanganan
hukum atas kasus ini, sampai sekarang saya belum tahu,” tuturnya.
Tentang
informasi yang menyebutkan bahwa Firdaus telah dibawa oleh aparat Kepolisian ke
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Mataram-NTB untuk memastikan mengidap gangguan
kejiwaan atau sebalikya, Kurniati mengaku tidak tahu. “Sampai sekarang saya
belum mendapatkan mendapatkan infiormasi bahwa Firdaus telah dibawa ke RSJ di
Mataram-NTB,” terangnya.
Diakuinya,
Ilyas berprofesi sebagai tenaga kontrak pada kantor BPJS Ketenagakerjaan Bima. Dalam
catatanya, Ilyas mengabdi pada instansi tersebut sudah berjalan selama tiga
tahun. Atas kematian suaminya ini, pihak BPJS Ketenagakerjaan Bima bukan saja
merasa berduka. Tetapi, juga memberikan santunan berupa uang sebesar Rp24 juta.
“Ya, santunan itu telah kami terima beberapa waktu lalu. Oleh karenanya, kami
ucapkan terimakasih kepada pihak BPJS Ketenagakerjaan Bima,” pungkasnya.
Catatan
penting Visioner tentang Firdaus itu, dinilai ada “sesuatu yang sangat menarik”.
Pada peristiwa menegangkan yakni menyerang pasukan Brimob dengan menggunakan
pedang, pasukan Brimob sempat mengeluarkan tembakan lebih dari satu kali baik
ke atas maupun mengarah kepada sejumlah bagian tubuh Firdaus. Akibatnya,
Firdaus langsung tergeletak dan kemudian dibawa ke RSUD Bima untuk ditangani
secara medis.
Sikap
tegas pasukan Brimob tersebut, lebih dipicu oleh Firdaus yang mengejar aparat
menggunakan pedang hingga ke dalam ruangan Pos Polisi Kota. Dan saat itu,
terkuak informasi yang menyebutkan ada personil Brimob terluka pada bagian
tangannya karena dihantam dengan pedang oleh Firdaus.
Singkatnya, terlepas
dari nasibnya yang tergolong mujur tetapi salah satunya karena kerja keras Tim
Medis RSUD Bima juga sukses sejumlah luka pada bagian tubuh Firdaus. Berdasarkan
informasi yang dihimpun oleh Visioner, sejumlah luka yang dialami oleh Firdaus
itu diduga karena “sentuhan” peluru karet. Setelah dinyatakan sejumlah lukanya telah kembali
normal oleh Tim Medis RSUD Bima, diinformasikan bahwa Firdaus telah dibawa ke
RSJ di Mataram-NTB untuk memastikan kebenaran mengidap gangguan kejiwaan (gila)
atau sebaliknya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda