Mantan Walikota Bima dan Anggota DPR RI Dua Periode Dari Partai Golkar Ini Mantap Berhijrah ke PDIP

H. Muhammad Lutfi: Dengan Bismillah Pilihan Ini Sudah Mantap

Mantan Walikota Bima Yang Kini Berhijrah ke PDIP, H. Muhammad Lutfi, SE

Visioner Berita Kota Bima-Mantan Walikota Bima yang juga eks Anggota DPR-RI dua periode dari Partai Golkar, H. Muhammad Lutfi, SE diakui dibesarkan Organisasi Islam yakni Nahdatul Ulama (NU). Lutfi dibesarkan oleh NU sejak muda. Dan sampai sekarang Lutfi disebut-sebut masih sangat mantap di NU.

Setelah jabatanya sebagai Walikota Bima berakhir pada tanggal 26 September 2023, muncul kabar bahwa Lutfi telah memantapkan diri berhijrah ke Partai Politik (Parpol) yakni Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) dibawah asuhan Ketua Umum (Ketum) Partai berlambang kepala banteng bermoncong putih tersebut (PDIP).

Catatan terkini Media Online www.visionerbima.com mengungkap, Tokoh NU khususnya di NTB yang ada di dalam tubuh PDIP ternyata bukan saja Lutfi. Tetapi juga Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDIP NTB yakni Ir. H. Musyafirin. Catatan lainya, Lutfi merupakan Dewan Mustasyar PC NU di Kota Bima. Yang bersangkutan merupakan Ketua Pengurus Cabang (PC) NU KSB.

Masih menurut catatan penting Media ini mengngkap, Lutfi mengajukan pengunduran diri dari Partai Golkar yakni pada tanggal September 2023. Selanjutnya Lutfi mengajukan surat permohnan resmi untuk menjadi Kader PDIP melalui Ketua DPD PDIP NTB, H. Rachmat Hidayat, SH yakni tanggal 22 September 2023. Sekedar catatan, Politisi kawakan PDIP (Rachmat Hidayat) merupakan Anggota DPR-RI tiga periode. Hingga saat ini sosok Politisi yang dikenal humoris, berani, cerdas, pintar, komuniktif dan baik dengan semua orang tersebut masih menjabat sebagai Anggota DPR-RI.

Kabar terkini yang diperoleh Media ini mengungkap, surat permohonan hijrahnya Lutfi ke PDIP tersebut sudah dikirim oleh pihak DPD PDIP NTB kepada Ketum DPP PDIP, Hj. Megawati Soekarno Putri. Pertanyaan tentang apa yang melatari Lutfi memantapkan diri ke PDIP, pun kini terjawab.

Di moment wawancara dengan Media ini di salah satu tempat di Kota Bima yakni Kamis malam (28/9/2023), Lutfi menegaskan bahwa berhijrah ke PDIP merupakan pilihan. Dan pilihan itu, ditegaskanya dimulai dengan Bismillah (atas nama Allah SWT). Pun soal perpindahanya ke PDIP, bukan karena persoalan yang sedang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.

“Bukan karena persoalan itu. Apalah artinya saya ini, Menteri yang terlibat dalam kasus korupsi saja ditangkap oleh KPK RI. Sekali lagi, saya tegaskan berhijrah ke PDIP ini karena pilihan. Dan pilihan ini sudah mantap dan saya memulainya dengan Bismillah,” tegas Lutfi didampingi oleh Kader militan pada DPD 2 PDIP Kota Bima yakni Ruslan alias Parlan.

Pada moment tersebut, Lutfi mengaku bahwa mengenal kader-Kader PDIP bukanlah hal baru. Tetapi itu diakuinya dilaluinya di masa-masa mudanya.

“Di zaman Orde Baru (Orba), terus terang saja bahwa  kita bersama-sama merebut kantor DPD PDIP yang dulu namanya masih PDI. Ha tersebut dilakukan pada tahun 1997, yakni di jalan di Ponegoro-Jakarta. Di sana ada Abidin Fikri, teman-teman dan semua teman-teman gerakan. Karena bagaimana pun juga, pada waktu itu arus besar terhadap masyarakat tidak ingin adanya kedzoliman terhadap Hj. Megawati Soekarno Putri,” ungkapnya.

Dan atas dasar hal tersebut, saat itu pihaknya terpanggil. Disampingi itu juga, ia mengaku selama delapan tahun berinteraksi dengan teman-temanya di DPR-RI, lebih-lebih dengan Ketua DPD PDIP NTB, H. Rachmat Hidayat, SH. Saat itu, diakuinya bahwa Rachmat Hidayat berada di satu Komisi dengan Lutfi. Yakni di Komisi VIII DPR-RI.

“Selama Komisi VIII RI yang membidangi Agama, Kementerian Sosial (Kemensos), Baznas dan BNPB artinya banyak emikiran-pemikiran Rachamt Hidayat terhadap NTB. Dan hal itu sama dengan saya. Artinya kita berada di DPR-RI itu sama-sama memperjuangkan moral politik konstituen. Antara lain memperjuangkan adanya Embarkasi Haji. Selama kami di DPR-RI, satu-satunya Embarkasi Haji yang ada di NTB ini lahir atas perjuangan bersama kami saat itu,” tandasnya.

Memantapkan dirinya berhijrah ke PDIP, diakuinya melalui perjalanan panjang. Disampingi itu, Lutfi mengaku melihat bahwa Partai merupakan alat perjuangan. Semua orang menyadari bahwa Partai ini sebagai alat perjuanan untuk membawa aspirasi-aspirasi masyarakat.

“Nah, saya merasa berharap di sana bisa diperjuangkan. Sebab, perjuangan itu tidak boleh sendiri-sendiri. Tetapi harus ada kolektivitas. Dan apalah artinya seorang Lutfi jika tanpa adanya dukungan dari Parpol,” tegasnya.

Menyoal sinergitasnya dengan Kader-Kader PDIP baik di Jakarta maupun di daerah (NTB), diakuinya sampai detik ini masih tetap terbangun dan terjaga dengan sangat baik. Antara lain Ardian Napitupulu (Anggota DPR-RI) Masinton Pasaribu, Meksil dan lainya. Dan sampai dengan saat ini, Lutfi mengaku masih tetap berkomunikasi dengan Kader-Kader PDIP tersebut.

“Alhamdulillah sampai saat ini komunikasi tersebut mash berjalan dengan sangat baik. Sekali lagi, yang namanya teman itu tetap berkomunikasi,” ulas Lutfi.

Setelah memantapkan pilihanya berhijrah ke PDIP, Lutfi menyatakan bahwa dirinya harus komitmen untuk membesar Parpol ini pula. Artinya, pilihan tersebut bukan sekedar berhijrah.

“Semuanya saya memulainya dengan Bismillah. Ketika memilih berhijrah ke PDIP, saya tahu betul karakternya Pak Rachmat Hidayat. Kendati saat itu saya masih menjabat sebagai Walikota Bima, Beliau (Rachmat Hidayat) selalu mengingatkan saya. Beliau selalu mengingatkan saya disaat Sholat Tahajud, Pak Rachmat Hidayat mengingatkan saya agar melaksanakan Sholat Tahajud. Dan hal itu bukan hal baru, tetapi sejak lama oleh Pak Rachmat Hidayat,” papar Lutfi.

Hal penting tersebut, diakuinya erat korelasinya bahwa tak sedikit orang  di NTB ini yang latar belakangnya dibesarkan melalui Organisasi-Organisasi Islam. Antara lain, Lutfi dibesakan sejak muda di NU. Begitu juga dengan Bupati KSB yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPD 2 PDIP NTB.

“Nah, pilihan politik hari ini adalah keyakinan kita yang mampu memperjuangkan aspirasi konstitienya di kemudian hari. Semua yang kita perjuangkan adalah moral politik konstituen yang saluranya akan disampaikan ke sana,” tuturnya.

Lagi-lagi Lutfi menyatakan, berhijrah ke PDIP karena adanya kesamaan di dalam berpikir, bertindak dan berjuang untuk moral politik konstituen. Dan dalam kaitan itu, tentu saja Lutfi bersama Rachmat Hidayat dan Musyafirin yang komitmenya tidak diragukan lagi.

“Artinya itu ada pertautan chemistri yang panjang Rachmat Hidayat. Lebih jelasnya, sudah lama kami saling mengenal. Disampingi itu, juga karena adanya hostorys (sejarah). Apalagi di dalam pemahaman Bungkarno, saya banyak mendalami itu di masa muda,” terang Lutfi.

Lutfi menambahkan, memilih berhijrah ke PDIP karena pertimbangan bahwa Parpol tersebut memiliki wajah Nasionalismenya dan wajah demokrasinya. Ditegaskanya lagi, wajah Nasionalisme dan wajah demokrasi itu ada di PDIP.

“Wajah nasionalis dan demokrasi itu ada di PDIP. Dan itu pasti, dong. Tidak mungkin Partai nggak tidak memiliki wajah Nasionalisme dan wajah demorasinya,” tegasnya lagi.

Setelah berhijrah dengan Bismilah ke PDIP, lantas apa langkah-langkah kongkrit yang akan dilakukan ke depanya?, ia menyatakan tunggu saja. Sebab, Lutfi mengaku baru mengajukanya. Yang jelas, pilihan ini sudah mantap. Dan tidak mungkin saya memilih berhijrah ke PDIP jika tidak mantap,” pungkas Lutfi.

Singkatnya, Lutfi telah memantapkan pilihanya berhijrah ke PDIP. Lutfi menjabat sebagai Walikota Bima selama lima tahun berpasangan dengan politisi Partai Amanat Pasional (PAN) yakni Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri).  Selama lima tahun menjabat sebagai Walikota Bima, berbagai pihak mengakui bahwa Lutfi behasil memposisikan Kota Bima sejajar dengan Kota-Kota lainya di Indonesia. Saat menjabat sebagai Walikota Bima, Lutfi berhasil dinobatkan sebagai Kepala Daerah terbaik di Indonesia oleh Station Televisi Nasional melalui Komptesi Daerah Inovatif (KDI) di seluruh Indonesia.

Catatan penting Media Online www.visionerbima.com melaporkan, berbagai piagam penghargaan dari Pemerintah dan non Pemerintah atas keberhasilanya baik di bidang pembangunan fisik maupun non fisik, berhasil diraih oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima selama Lutfi menjabat sebagai Walikota Bima.   

Sejarah fundamental perdana yang sukses dilaksanakan oleh Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi, antara lain membebaskan ratusan ribu warga miskin Kota di bidang pelayanan kesehatan melalui BPJS gratis menggunakan APBD 2 Kota Bima, sumbangan bagi pembangunan Masjid/Mushola dengan dengan nominal yang jauh lebih dari Pemimpin sebelumnya, sentuhan bagi kelanjutan pembangunan Masjid Agung Al-Muwahiddin-Masjid Muhammad Nurlatif (di halaman kantor Walikota Bima), sentuhan soal peningkatan bagi Bilal/Marbot se Kota Bima melalui tunjangan, peningkatan gaji bagi RT-RW se Kota Bima juga jauh lebih tinggi dari sebelumnya, penyerahan Handphone (HP) kepada seluruh Ketua RT se Kota Bima untuk tujuan pelayanan cepat yang ditunjang oleh pembangunan Comand Center (perdana di NTB) dan lainya, termasuk pemasangan WiFi gratis di hampir seluruh wilayah di Kota Bima.

Bantuan anggaran yang bersumber dari APBD 2 Kota Bima, diakui bukan saja diberikan kepada Organisasi Islam di Kota Bima. Tetapi pada Organisasi Lintas Agama, salah satunya Organisasi yang menaungi umat Kristiani. Hal tersebut dinilai mencerminkan tak adanya sikap diskriminatif Lutfi selama menjabat sebagai Walikota Bima.  

Tak hanya itu, Pemerintah Kota Bima dibawah kendali Lutfi sebagai Walikota berhasil merubah kondisi “terpuruk” destinasi wisata baik di Pantai Lawata maupun di destinasi wisata kulliner di pantai Kolo. Atas tangan dingin Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi sebagai Walikota Bima, dua destinasi wisata tersebut kini telah jauh berubah jika dibandingkan dengan Pemimpin sebelumnya. Masoh soal kemajuan dunia Wisata, Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi berhasil menghadirkan sebanyak 14 negara pada event Festival Teluk Bima 2023. Dan yang paling spektakuler, pada moment tersebut tercipta sejarah pertama yakni tarian “Lenggok” milik Kerajaan Bima yang diselenggarakan di lapangan Sera-Suba. Tarian ini merupakan kesenian khas Bima yang biasa digunakan untuk penyambutan dan bentuk ungkapan selamat datang kepada tamu resemi, salah satunya tamu Mancanegara.

Festival Teluk Bima tersebut, diakui berlangsung secara meriah. Dan dalam kegiatan yang berlangsung selama empat hari tersebut ditutup dengan moment makan ikan bersama para wisatawan 14 Negara di Pantai lawata Kota Bima. Dan moment yang dinilai spektakuler tersebut diakui tidak pernah dilakukan Pemimpin sebelumnya.

Masih soal memajukan di bidan wisata, Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi juga berhasil menciptakan sejara perdana dalam bentuk menghidupkan tenunan tradisional Bima yakni Rimpu (hijab tradisional Bima) melalui Festival tahun 2021 hingga sukses meraih Rekor Museum Dunia (RMD).

Dan Festival rimpu ini tercatat dilaksanakan lebih dari satu kali di masa Lutfi menjabat sebagai Walikota Bima. Soal kemajuan wisata, PemkotBima dibawah kendali Lutfi berhasil menghadirkan MenparEkraf RI, H. Sandiaga Salahudin Uno pada moment spektakuler di Lawata yang melibatkan seluruh Kepala Daerah di Pulau Sumbawa. Lagi-lagi soal kemajuan di bidang wisata, Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi diakui sebagai yang perdana mengangkat kembali serta melestarikan soal event pacuan kuda tradisional Bima.

Sekilas di bidang pembangunan fisik oleh Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi sebagai Walikota Bima, antara lain pembangunan dua sayap kantor Walikota Bima yang telah diisi oleh sejumlah SKPD dan OPD, pembangunan sejumlah lampu hias, RTP Taman Kodo, pembenahan Taman Ria (Melinda), pembangunan lima unit Puskesmas dan lainya.

Singkatnya, berbagai pihak mengakui bahwa Lutfi meruapakan Walikota yang banyak meraih piagam penghargaan atas prestasi-prestasi terbaiknya untuk Kota Bima serta masyarakatnya, baik bidang pembangunan fisik maupun non fisik jika dibandingkan dengan Pemimpin sebelumnya.  

Jabatan Walikota-Wakil Walikota Bima tersebut telah usai. Selasa (26/9/2023) jabatan Lutfi sebagai Walikota Bima pun berakhir. Moment berakhirnya jabatan Walikota-Wakil Walikota Bima tersebut ditandai dengan acara pelantikan Pj. Walikota Bima, H. Muhammad Rum, MT yang berlangsung di Hotel Lombok Raya Mataram-NTB, Selasa (26/9/2023). Moment pelantikan Pj. Walikota Bima dan Pj. Walikota Lombok Timur (Lotim) tersebut dipimpin oleh Pj. Gubernur NTB, H. Lalu Gita Aryadi.

Moment tersebut terpantau berlangsung secara ramai, sukses, aman dan lancar. Berbagai pihak termasuk Kepala SKPD dan OPD serta berbagai Tokoh dia daerah tersebut pun ikut menyaksikan moment yang dinilai spektakuler ini.

Usai kegiatan pelantikan Pj. Walikota Bima tersebut, berbagai pihak menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Lutfi dan Feri Sofiyan atas kiprah terbaik yang telah ditorehkanya selama lima tahun memimpin Kota Bima. Pada moment yang bersamaan, berbagai pihaknya juga menyampaikan ucapan selamat kepada Pj. Walikota Bima, H. Muhammad Rum, MT. Rom juga diharapkan agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Antara lain melanjutkan program pembangunan di Kota Bima yang sudah dicanangkan sebelumnya dan memastikan perputaran roda pemerintahan setempat berjalan dengan sukses, aman dan lancar sebagaimana harapan daerah serta masyarakat Kota Bima. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.