Dari Lapak Ramadhan Mahasiswa STIE Bima Hingga Pembagian Takjil, Mereka Ditempa Sejak Dini dan Singkirkan Rasa Malu

Soal Hak Patent Masih Menjadi Tantangan Sangat Serius

Lapak Ramadhan 1446 H (2024) STIE Bima di Sebelah Timur Lapangan Sera Suba-Kota Bima, Sabtu (30/3/2024)

Visioner Berita Kota Bima-Pada tiap moment Puasa Ramadhan tiap tahunya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima membuka ruang usaha (jualan) kepada para pedagang di sebelah timur lapangan Sera-Suba. Di lokasi itu, para UMKM Kota Bima mengait rezeki melalui berbagai produk makanan-minuman. Dan mereka (UMKM) mengaku memperoleh keuntungan yang berorientasi kepada keberlangsungan hidupnya dan untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya.

Di lokasi pasar Ramadhan tersebut, juga terlihat adanya anak-anak muda (remaja) yang menjual berbagai produk makanan-minuman. Usaha itu diakui diawali oleh modalnya sendiri. Liputan langsung Media Online www.visionerbima.com melaporkan, di lokasi itu juga terlihat remaja-remaja yang masih melanjutkan study pada Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bima yang dinakhodai oleh Firdaus, ST, MM (Ketua STIE) setempat.

Menariknya, makanan-minuman yang dijual oleh Mahasiswa STIE Bima ini diakui murni dari produk mereka sendiri. Sementara modal usaha tersebut, dijelaskan dikumpulkan dari masing-masing anggota kelompoknya. Sementara jumlah anggota pada masing-masing kelompok sebanyak 5-7 orang.

Masih soal kreativitas mahasiswa asal STIE Bima ini, Sabtu (30/3/2024) Media ini kembali mengunjungi lapak Ramadhan di sebelah timur lapangan Sera-Suba Kota Bima. Dari deretan lapak para UMKM tersebut, salah satunya terlihat sebuah lapak yang di dalamnya berisi puluhan mahasiswa asal STIE Bima.

Di moment itu pula, terlihat 7 kelompok usaha tersebut didampingi oleh 4 orang Dosennya. Yakni - Aris Munandar, MM, M. Rimawan, M.Si., Ak.CA, Imam Darmawan, MM.Inov, Nurhayati, M.Ak dan Nafisah Nurulrahmatia, M.Ak. Pada moment yang sama, Media ini sempat mewawancara sejumlah kelompok asal STIE Bima.

Antara lain Rosmelinda selaku Ketua Kelompok Rasa Manis menjelaskan bahwa di pasar Ramadhan kali ini pihaknya menjual es buah dan risol mayo. Di dalam kelompok tersebut, diakuinya ada 4 orang anggota.

“Modal awal untuk usaha ini sebesar Rp160 ribu. Modal tersebut merupakan hasil patungan dari anggota kelompok. Hasil penjualan hari ini, Alhamdulillah sedikit melampaui modal awal yang kami kumpulkan,” terang remaja berparas cantik dan manis ini.

Usaha tersebut, diakuinya dilakukan sejak empat tahun silam. Lebih jelasnya yakni di setiap pasar Ramadhan di buka secara resmi oleh Pemkot Bima. Pada pada Ramadhan tahun ini diakuinya sebagai kali keempat yang dilakukan oleh pihaknya.

“Dari 4 kali pasar Ramadhan dibuka secara resmi oleh Pemerintah, Alhamdulillah hasilnya sangat prospektif. Sementara hasil keuntungan yang diperoleh, kami bagi secara merata kepada masing-masing anggota kelompok. Dan hasil keuntungan tersebut, bukan saja untuk kebutuhan kami sehari-hari. Tetapi juga untuk biaya kuliah,” tandasnya.

Rosalinda kemudian memastikan, orang tua masing-masing anggota kelompok usaha tersebut mendukung penuh atas kreativitas yang dilakukanya. Sedangkan dukungan penuh soal strategi pasar, diakuinya berasal dari Kampus STIE Bima.

“Dukungan dari Kampus bukan saja menempa kami dengan ilmu kewirausahaan yang dimulai sejak semester II. Tetapi juga soal pembuatan produk yang diperjual-belikan dan strategi pasarnya. Usaha halal ini, Insya Allah akan terus kami kembangkan setelah kami menamatkan diri di Kampus STIE Bima. Sebab, hasil yang kami peroleh dari hasil usaha ini memberikan keyakinan bisa membiayai kehidupan kami sendiri dan membantu keluarga,” tuturnya.  

Penjelasan yang sama juga disampaikan oleh Ketua kelompok yang diketuai oleh Sri Resti. Pada kelompok dengan keanggotaan sebanyak 5 orang ini, merupakan mahasiswa semester IV pada STIE Bima. Menu makanan-minuman yang diperjual-belikan pada pasar Ramadhan tersebut yakni Risoles Cokelat dan es teh.

Sri Resti menerangkan, modal awal untuk usaha ini juga bersumber dari patungan masing-masing anggota kelompok. Nominal modal awalnya tersebut, diakuinya sebesar Rp140 ribu.

“Menu makana-minum yang diperjual-belikan ini adalah murni produk kami di STIE Bima. Hasil keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan ini, tentu saja dibagi kepada masing-masing anggota kelompok, dimanfaatkan untuk membiayai kehidupan sehari-hari serta membantu biaya kuliah,” paparnya.

Pengakuan yang sama juga datang dari Kelompok Cano 5 pada STIE Bima yang dipimpin oleh Arif. Produk yang diperjual-belikan di moment Ramadhan ini oleh kelompok tersebut yakni drink cup. Modal awal untuk usaha ini, diakuinya sebesar Rp150 ribu.

Kelompok ini, di dalam kelompok ini memiliki keanggotaan sejumlah 7 orang. Dijelaskan bahwa modal awal untuk usaha ini berasal dari patungan masing-masing anggota kelompok. Dan seluruh anggota kelompok ini, dijelaskan masih berstatus sebagai mahasiswa semester 4 pada STIE Bima.

Usaha yang ditekuninya ini, dijelaskan akan terus dilestarikan sampai kapanpun. Pasalnya, usaha ini diyakininya sangat prospektif baik untuk diri sendiri dan membantu ekonomi keluarga masing-masing anggota kelompok. Para orang tua mereka, diakui sangat mendukungnya. Pun demikian halnya dengan dukungan dari Kampus, terutama soal ilmu kewirausahaan dan strategi pasarnya.

“Produk ini merupakan menu untuk kafe, tetapi murni produk kami di STIE Bima. Usaha ini dijalani sejak lama dan masih berlangsung sampai sekarang. Dan Insya Allah usaha ini akan kami lestarikan sampai kapanpun. Sebab, usaha ini diyakini sangat prospektif baik untuk kami sendiri dan membantu soal ekonomi keluarga,” ujarnya.

Penuturan serupa juga datang dari Kelompok Panstrol STIE Bima yang diketuai oleh Nur Hasanah. Jelaskan, kelompok ini memiliki keanggotaan sebanyak 5 orang. Produk STIE Bima yang diperjual-belikan pada moment pasar Ramadhan ini yakni berupa pangsit. Dan usaha ini, diakui murni produk STIE Bima.

Modal awal untuk usaha ini, diakuinya bersumber dari patungan masing-masing anggota  kelompok. Seluruh anggota kelompok tersebut, dijelaskan masih berstatus mahasiswa semester 4 pada STIE Bima.

“Modal awal dari usaha ini yakni sebesar Rp100 ribu. Sementara hasil penjualan di moment pasar Ramadhan ini, Alhamdulillah sudah melebihi dari modal awal. Oleh sebab itu, usaha ini akan terus kami lestarikan sampai kapanpun. Sebab, usaha ini Insya Allah sangat prospektif baik untuk diri kami sendiri maupun untuk membantuk ekonomi keluarga,” tuturnya sembari menambahkan bahwa usaha ini didukung penuh oleh orang tua dan dari Kampus STIE Bima.

Paparan senada juga dijelaskan oleh Kelompok 5 STIE Bima dengan jumlah keanggotaan sebanyak 5 orang. Kelompok ini diakui diketuai oleh Cahyatul Safari. Dan seluruh anggota kelompok ini masih berstatus sebagai mahasiswa semester IV pada Kampus setempat.

Sementara produk yang diperjual-belikan di moment pasar Ramadhan saat ini oleh kelompok tersebut yakni berupa Gimsan goreng. Produk ini diakuinya murni produk STIE Bima dan bahan dasarnya ikan tuna.

“Modal awal untuk usaha ini sebesar Rp180 ribu. Modal tersebut bersumber dari patungan masing-masing anggota kelompok. Usaha ini kami tekuni sejak semester III dan masih berlangsung sampai saat ini. Keuntungan yang diperoleh hari ini, Alhamdulillah lebih dari modal awal yang kami kumpulkan,” terang Cahyatul Safari.

Karena usaha ini sangat prospektif dan bisa membantu diri sendiri dan ekonomi keluarga masing-masing anggota kelompok, tentu saja untuk ke depannya akan terus dilestarikan. Ekspektasi itu, diakuinya berbasiskan dukungan penuh dari orang tua mereka serta dukungan keilmuan serta strategi pasar dari Visitas Akademik STIE Bima.

“Rasa malu tentu saja harus kami singkirkan. Tetapi yang utama bagi kami adalah mewujudkan cita-cita bagi masa depan dan keberlangsungan hidup. Yakni, Insya Allah menjadi wira usaha di Bima. Melalui jalan itu, Insya Allah akan dapat membantu diri kami sendiri dan ekonomi keluarga. Mohon doa dan dukungannya ya,” harapnya.

                           Moment Pembagian Takjil Kepada Pengguna Jalan Raya Oleh STIE Bima, Sabtu (30/3/2024)

Di hari yang sama, Media ini tak saja mewawancara sejumlah kelompok pada STIE Bima yang membuka usaha di pasar Ramadhan tersebut. Tetapi di moment yang sama, juga terpantai Civitas Akademik STIE Bima yang membagi-bagi takjil alias makanan-minuman berbuka puasa Ramadhan.

Takjil yang dibagikan kepada para pengguna jalan raya Soekarno-Hatta, tepatnya di sebelah selatan lapangan Sera-Suba Kota Bima tersebut merupakan makanan-minum yang bersumber dari hasil produk STIE Bima pula. Hal itu dijelaskan oleh salah seorang Dosen STIE Bima, Imam Darmawan, MM.Inov.

“Ya, takjil yang kami bagikan itu merupakan produk dari berbagai kelompok asal STIE Bima. Takjil yakni kami bagikan itu dalam bentuk makanan-minuman yang dibuat sendiri oleh seluruh kelompok asal STIE Bima. Dan kita berharap agar takjil yang telah dibagikan itu sangat bermanfaat bagi para penerimanya,” harap Imam.

Imam menambahkan, salah satu ekspektasi dan cita-cita terbesar STIE Bima adalah memproduk Sumber Daya Manusia (SDM) wirausaha muda di Bima. Ekspektasi sekaligus cita-cita terbesar tersebut, diakuinya ditindaklanjuti dengan penempaan ilmu kewirausahaan kepada seluruh mahasiswa yang dimulai sejak semester II hingga menamatkan diri di Kampus itu pula.

“Insya Allah Kampus ini telah membuktikan kemampuannya melalui mencetak banyak wirausaha muda di Bima. Sebelum berstatus sebagai alumnus di Kampus ini, tentu saja mereka sudah dimodali dengan keilmuan dan strategi pasar yang cukup,” terang Imam.

Namun tantangan yang dihadapi terang Imam, yakni soal hak patent dari berbagai produk yang setiap tahunya diperjual-belikan oleh mahasiswa. Soal hak patent tersebut, sampai saat ini diakuinya masih menjadi tantangan serius dan membutuhkan upaya serius dari Pemkot Bima.

“Tanpa hak patent, tentu saja para wira usaha asal STIE Bima tidak akan bisa berafiliasi dengan para Usahawan, antara lain Dept Store dan lainya. Sekali lagi, hak patent merupakan salah satu tantangan sangat serius sekaligus hambatan bagi wira usaha kita untuk mengekspansi berbagai produknya tersebut. Untuk itu, kami berharap agar Pemkot Bima melek soal ini,” harap Imam. (JOEL/RUDY/AL/FAHRIZ/ISRAT) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.