Puluhan Tahun “Terbengkalai”-Dituntaskan Lutfi-Feri Namun Ada Pemandangan “Non Estetika” di Masjid Raya Kota Bima

Ke Depan Ini Harapan Terbesar Kepada Pemkot Bima

Fakta Pemarkiran Kendaraan di Pekarangan Bagian Utara Masjid Raya Al-Muwahidin Kota Bima, Rabu (10/4/2024)

Visioner Berita Kota Bima-Masjid Raya Al-Muwahidin Kota Bima yang berlokasi di wilayah Kecamatan Rasanae Barat, diakui sebagai salah satu icon bagi masyarakat setempat. Sementara fenomena nyata terkait “terbengkalainya” pembangunan sarana ibadah tersebut pun diakui berlangsung puluhan tahun lamanya.

Namun dimassa kepemimpinan Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) diakui berhasil merubah keadaan tersebut melalui karya nyata. Catatan penting berbagai Media Massa di Bima melaporkan, Lutfi-Feri berhasil merubah kondisi tersebut hingga diakui oleh seluruh masyarakat Kota Bima. Betapa tidak, dari dana hibah yang digelontorkan oleh Pemkot Bima disaat Lutfi-Feri memimpin Kota Bima tercatat Rp20 miliar diakui berhasil membuat publik mengapresiasi atas salah satu karya terbaik Lutfi-Feri alias merubah “wajah suram” Masjid Raya ini menjadi tontonan bernilai estika dan nyaman bagi kegiatan ibadah masyarakat Kota Bima.

Masih soal Masjid Raya tersebut, massa kepemimpinan Lutfi-Feri telah berakhir setahun silam. Salah satu jejak suksesnya dalam kaitan itu, diakui sebagai salah satu karya fundamental-monumental yang akan dijadikan sebagai cerita menarik sampai kapanpun. Meski demikian, namun masih ada beberapa item pekerjaan penting bagi penuntasan pembangunabn Masjid ini secara totalitas dengan biaya tergolong mahal.

Antara lain soal design interior dan konstruksi bangunan di lantai II serta lainya, penataan pekarangan yang luas dan sebelumnya diinformasikan direncanakan untuk dijadikan sebagai pengembangan usaha bagi pelaku UMKM bernuansa religius dan lainya. Dalam kaitan itu, informasi terkini yang dihimpun oleh Media Online www.visionerbima.com melaporkan bahwa Pemkot Bima dibawah kendali Pj. Walikota Bima, Ir. Muhammad Rum, ST merencanakan akan menyiapkan anggaran belasan miliar Rupiah dengan harapan bisa disetujui oleh DPRD Kota Bima.

Namun berjalan seiring dengan rencana tersebut, kegiatan Sholat Idul Fitri 1445 H (10/4/2024) yang di dalamnya juga hadir Pj. Walikota Bima dan sejumlah pejabatnya tersebut, praktis saja ribuan orang jamaah “disuguhkan” oleh sebuah pemandangan yang dinilai jauh dari estetika pada pekarangan di bagian utara Masjid ini. Yakni hampir seluruh pekarangan di bagian utara Masjid tersebut terlihat nyata digunakan sebagai tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat (mobil).

Atas hal itu, tak sedikit jamaah usai Sholat Idul Fitri 1445 H di Masjid tersebut yang mempertanyakanya. Dan ada pula yang mengharapkan agar pihak Pemkot Bima segera menyikapinya agar kesan ‘non estetika” tersebut segera ditutaskan. Salah satunya adalah Anhar.

“Atas pemandangan kurang menarik tersebut, kami hanya bisa berharap kepada pihak Pemkot Bima segera menyikapinya. Jika kekhawatiran soal keamanan bagi kendaraan milik jamaah hingga kendaraan mereka dibiarkan untuk berpakir di pekarangan Masjid ini, tentu saja perlunya ada koordinasi antara Pemkot Bima dengan Sat Lantas Polres Bima Kota. Maksudnya, kan ada petugas yang beragama non Muslim untuk dimintai bantuan keamanan bagi kendaraan para jamaah dimaksud. Harapan ini, tentu saja untuk kebaikan kita bersama,” harap Anhar.

Anhar kembali menyarankan, jika alasan memarkir kendaraan di dalam pekarangan Masjid tersebut karena alasan menghindari kemacetan di jalan Negara di bagian utaranya itu bisa saja pahami sebagai resiko yang ditimbulkan keberadaan lokasinya keberadaan Masjid ini yakni di antara jalan Negara dengan lingkungan warga sekitar.

“Namun untuk mensiasati hal itu, perlu ada terobosan baru untuk menyiasatinya. Antara lain di lokasi jalan raya pada bagian barat, selatan dan timur Masjid ini bisa digunakan untuk tempat parkirnya. Tetapi dalam kaitan itu, tentu dibutuhkan intensitas koordinasi antara pihak terkait denganh Sat Lantas Polres Bima Kota. Jika opsi ini bisa dijalankan, Insya Allah ke depanya kesan kekumuhan di pekarangan Masjid ini lantara parkir kendaraan akan bisa teratasi dengan baik pula,” saran Anhar sembari menduga bahwa pekarangan Masjid itu dijadikan sebagai tempat parkir kendaraan yakni setelah pihak Pelaksana proyek (Kontraktor) menuntaskan pembangunanya pada tahap II.

Ir. Rusdin H. Adnan (Aba Ru)

Pemandangan yang dinilai “non estetika” dimaksud juga ditanggapi oleh salah seorang warga Kota Bima, Ir. Rusdin H. Adnan. Salah satu Tokoh ini menegaskan bahwa soal itu bukan kesalahan pihak proyek pembangunan Masjid itu. Sebab, tugas dan tanggungjawab pelaksana proyek hanya sebatas pelaksanakan pekerjaan sesuai Master Plan, DED dan RAB sesuai ketentuan berlaku setelah mengikuti berbagai proses serta tahapan pelelangan (tender-menender).

“Jika space parkir itu tidak ada di dalam Master Plan, DED dan RAB maka Pelaksana proyek tidak boleh disalahkan. Namun pada kesempatan ini, kita juga tidak perlu mencari siapa yang salah dan siapa pula yang dibenarkan. Tetapi atas nama warga Kota Bima, tentu saja saya merasa terusik atas dijadikanya pekarangan Masjid ini sebagai tempat parkir. Untuk itu, saya berharap agar pihak Pemkot Bima segera menyikapinya secara serius. Sebab, tentu saja kita semua tidak menginginkan kesan itu di kemudian hari,” harapnya kepada Media ini, Rabu malam (10/4/2024).

Meski menyadari bahwa penuntasan pembangunan Masjid ini belum selesai dan untuk itu Pemkot Bima merencanakan menyiapkan anggaran Rp19 Miliar tahun 2024, Tokoh yang akrab disapa Aba Ru ini berharap agar rencana tersebut bisa diwujudkan. Jika anggaran tersebut bisa diwujudkan, diharapkan bisa dilaksanakan dengan baik dan benar (tepat sasaran).

“Antara lain untuk menuntaskan sejumlah konstruksi bagunanya, design interiornya, rencana pembuatan pekarangan yang akan dimanfaatkan bagi tumbuh kembangnya UMKM bernuansa religi dan penataan ruang parkir yang nyaman serta repesentatif dengan tetapi mengantisipasi dampak lingkungan dari warga di sekitarnya. Sekali lagi, saya berharap agar kesan non estetika tersebut bisa dituntaskan dalam waktu segera oleh pihak terkait,” harap Aba Ru.

Aba Ru juga memastikan bahwa Masjid raya Al-Muwahidin ini merupakan salah satun icon kebanggaan seluruh masyarakat Kota Bima. Dan setelah sekian lama pembangunan Masjid ini terkesan terbengkalai, namun Aba Ru memastikan bahwa dalam kaitan itu Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi-Feri telah membuktikan keberhasilanya dalam menuntaskan ekspektasi besar seluruh masyarakat Kota Bima.

“Oleh sebab itu, kita patut menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Lutfi-Feri. Sebab, performa Masjid Raya ini berhasil dirubah dimassa kepemimpinan Lutfi-Feri dengan sentuhan dana hibah sebesar Rp20 Miliar. Tetapi masih ada anggaran hibah yang direncanakan di massa kepemimpinan Lutfi-Feri yang belum digelontrokan oleh Pemkot Bima untuk menindaklanjuti pembangunannya atas pertimbangan lain oleh Pemkot Bima pula. Untuk itu, saya berharap agar anggaran tersebut bisa dilaksanakan oleh Pj. Walikota Bima saat ini,” tutur Aba Ru.

Singkatnya, Aba Ru menjelaskan untuk ke depan soal kesan kemumuhan dimaksud akan bisa dituntaskan proses perencanaan yang sangat matang dari Pemkot Bima. Sebab,  untuk ke depanya kesan kekumuhan tersebut tidak boleh lagi terjadi.

“Karena Masjid ini merupakan salah satu icon kebanggaan seluruh masyarakat Kota Bima, maka ke untuk ke depan tidak boleh ada kesan kekumuhan seperti saat ini. Saran ini tentu saja untuk kebaikan kita semua. Ketika Lutfi-Feri telah sukses menjawab harapan besar masyarakat Kota Bima terkait Masjid ini, maka untuk ke depanya harus ada terobosan yang diharapkan adanya kerja nyata yang jauh lebih baik dari torehan Lutfi-Feri. Dan saya yakin, itu merupakan harapan sekaligus mimpi besar seluruh masyarakat Kota Bima, semoga,” pungkas Aba Ru.

Masih soal pemandangan “non estika” dimaksud, Rabu (10/4/2024) Media ini mencoba mengkonfirmasi pihak Pemkot Bima melalui Setda setempat, Drs. H. Muhtar Landa, MH melalui saluran WhatssApp. Meski rekaman video dan pertanyaan terkait hal itu sudah dikirim oleh Media ini melalui saluran WA dan sudah dibaca, namun hingga berita ini ditulis Muhtar Landa belum menanggapinya. Dan saat ditelephone berkali-kali untuk tujuan konfirmasi tersebut, Muhtar Landa tidak mengangkat Handphonenya (HP). (ISRAT/JOEL/AL/FAHRIZ/RUDY) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.