Jelang 100 Hari Kerja Man-Feri, Dari Terobosan Baru Hingga Melanjutkan Karya Nyata Lutfi

Moment Man-Feri Berpacu Wujudkan Berbagai Kegiatan Penting Menuju 100 Hari Kerja Pasca Dilantik Secara Resmi sebagai Walikota-Wakil Walikota Bima

Visioner Berita Kota Bima-Pasca dilantik secara resmi sebagai Walikota-Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin-Feri Sofiyan, SH (Man-Feri) terpantau melakukan berbagai kegiatan nyata yang berorientasi kepada perkembangan dan kemajuan Kota Bima berserta seluruh masyarakatnya. Indikasi itu ditemukan melalui terus menggenjot sejumlah terobosan baru dan melanjutkan karya-karya nyata bernuansa kerakyatan yang digagas namun belum sempat dituntaskan oleh Walikota Bima sebelumnya, H. Muhammad Lutfi, SE.

Dalam upaya mewujudkan 100 hari kerjanya, Man-Feri terpantau terus berada di berbagai lokasi. Yakni memastikan kelancaran air bersih untuk untuk masyarakat Kota Bima di sejumlah Kelurahan, menyikapi secara tegas soal sampah yang sejak lama hingga saaat ini yang diakui mengancam soal estetika Kota, ternak yang berkeliaran yang diduga berpotensi mempengaruhi Kecelakaan Berlalu Lintas (Laka Lantas), menyikapi tegas soal Lampu Penarangan Jalan mulai dari perbatasan Kota di wilayah di Lingkungan Ni’u Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat dan di kawasan Amahami serta di lapangan Sera Suba.

Bukan itu saja, berbagai hal penting yang dianggap menghambat tumbuh kembangnya destinasi wisata Pantai lawatapun ditegaskan menjadi salah satu perhatian serius Man-Feri. Catatan penting Media Online www.visionerbima.com melaporkan, kondisi perbatasan kota Bima yang sebelumnya kumuh dan diduga keras dimanfaatkan oleh untuk hal-hal yang dinilai tak lazim karena suasana gelap gulitas dan rerumputan yang tumbuh dengan suburnya kini telah berubah secara signifikan.

Lebih jelasnya, kondisi di sana kini sudah sangat terang dan direncanakan dalam waktu yang teka terlalu lama akan dibangun Pos Pengamanan (Pospam) untuk Sat Pol PP setempat guna mengantisipasi berbagai kemungkinan melalui pintu masuk perbatasan Kota tersebut. Tak hanya itu, jelang 100 hari kerja Man-Feri tersebut, lampu-lampu jalan yang sebelumnya tidak berfungsi di Pantai lawata dan di kawasan Amahami pun kini sudah terlihat sangat terang.

Lampu-lampu yang diatasi jelang 100 hari kerja man-Feri ini juga di kawasan Pantai Amahami. Lampu sorot yang semua tidak berfungsi di sana, kini terlihat sudah diperbaiki. Pun demikian halnya dengan lampu sorot yang ada di lapangan Sera Suba Kota Bima. Hal yang sama juga dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bima dibawah kendali Man-Feri di sejumlah taman di Kota Bima serta di wilayah Kecamatan Rasanae Timur.

Masih soal Lampu tersebut, dua lampu hias yang dinilai menambah estetika Kota Bima yang dibangun di era Lutfi yakni di jembatan Penatoi Kecamatan Mpunda di jembatan Padolo  Kecamatan Rasanae Barat pun kini sudah diatasi oleh Man-Feri. Pasalnya, kedua lampu tersebut diakui dalam kondisi gelap alias mati.

Pun hal itu diakui diatas melalui bangunan koordinasi dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota dengan pihak PLN setempat. Koordinasi dan kerjasama tersebut juga terkait dengan lampu-lampu penarangan jalan di berbagai wilayah di Kota Bima yang kini diakui sudah kembali berfungsi dengan sangat baik.

Lagi-lagi soal 100 hari kerja Man-Feri, perhatian seriusnya juga terkait dengan kondi perparkiran di berbagai wilayah yang ditegaskan wajib ditata kelola dengan sangat baik. Antara lain di kawasan Pantai Amahami, lokasi pasar lama di wilayah Kelurahan Tanjung Kecamatan Rasanae Barat, di lapangan Sera Suba dan lainya. Upaya itu dijelaskan guna memastikan efektivitas cntribusi dari dunia perparkiran untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bima.

Buka itu saja, penataan dunia perparkiran tersebut juga berorientasi kepada performa estetika Kota Bima serta kenyamanan dan keamanan serta kelancaran duniam lalu lintas di jalan raya sesuai dengan harapan semua pihak. Pasalnya, kondisi dunia perparkiran di kawasan Amahami khususnya pada setiap minggu pagi diakui mempersempit jalan Negara hingga terjadi kemacetan.

Rencan serius jelang 100 hari kerja Man-Feri terkait dunia perpakiran tersebut, di kawasan Amahami misalnya akan dipindahkan ke lokasi lain yang dijelaskan tidak jauh dari lokasi itu pula. Sedangkan di pasar Lama Kota Bima, direncananya akan ditertibkan. Kondisi dunia perparkiran di pasar lama ini, diterangkan belum terkelola denganm sangat baik dan berbarengan dengan tumpukan sampah di dalam pasar itu yang diduga tidak terurus.

Lebih jelasnya, tumpukan sampah yang ada di pasar lama Kota Bima itu diduga dibuang secara sembarangan oleh masyarakat. Pun dalam kaitan itu, kuat dugaan diarahkan oleh oknum tertentu. Atas hal itu pada Jum’at malam (28/3/2025) tepatnya di tengah masyarakat tidur lelapm, Walikota Bima bersama sejumlah warga Kota Bima, salah satunya Muchsin, SH alias Rigen terjun langsung di lokasi pasar lama tersebut.

Tiba di pasar lama tersebut, Walikota Bima melihat secara langsung tumpukan sampah yang dibuang secara sembarangan oleh oknum tertentu. Dan dalam kaiitan itu pula, Walikota Bima menegaskan akan segera menyikapinya secara serius dalamk waktu segera. Tak hanya itu, Walikota Bima menegaskan agar masalah sampah dan dunia perparkiran yang dinilai tidak tertata dengan baik di lokasi itu akan menjadi salah satu perhatian seriusnya.

Dua masalah serius tersebut, diakui akan disikapi secara serius guna memastikan agar warga sekitar berada pada lingkungan yang sehat. Bukan itu saja, sikap serius dalam kaitan itu ditegaskan sangat penting untuk dilakukan agar nilai estetika di wi wilayah itu untuk ke depanya bisa dinikamti oleh warga sekitar pula.

Masih soal estetika dan kebersihan lingkungan di seluruh wilayah Kota Bima, dikabarkan bahwa Pemerintah Kota Bima sedang merancang sebuah regulasi yang berorientasi kepada adanya sanksi kepada warga yang membuang sampah secara sembarangan. Sikaps erius tersebut, antara lain mengadopsi terapan regulasi soal lingkungan di Padang-Sumatera Barat (Sumbar).

Walikota Bima menegaskan, upaya keras Pemkot Bima terkait berbagai masalah serius tersebut mutlak disikapi secara nyata oleh seluruh elemen masyarakat di Kota Bima. Kesadaran masyarakat terkaikt membuang sampah guna memstikan lingkungan yang sehat, memiliki nilai stetika dan jauh dari serangan penyakit (demam berdarah) mutlak untuk dibutuhkan.

Lampu jalan yang kini sudah diperbaiki juga didesaknya agar dipelihara secara bersama. Dan dalam kaitann itu, Walikota Bima menegaskan bahwa semua pihak harus secara sadar untuk memperkuat jiwa memiliki. Bukan itu saja, ternak yang biasanya berkeliaran di berbagai wilayah bukan saja menjadi tanggungjawab Pemerintah. Tetapi juga mendesak kesadaran masayarakat, terutama para pemiliknya.

Hal itu diakuinya lebih kepada mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi. Antara lain soal ptensi terjadinya Laka Lantas. Dan kesadaran masyarakat dalam kaitan itu, kembali ditegaskanya tidak boleh berlaku usai Pemerintah bertindak tegas (usai ternak ditangkap dan diberi sanksi kepada para pemiliknya). Sebab, Kota Bima bukan merupakan daerah sebagai wilayah pelepasan ternak.

Untuk mengatasi masalah sampah di berbagai wilayah, Walikota Bima menjelaskan bahwa pihaknya akan siapkan armada pengangkut dalam waktu dua kali seminggu. Mobil sampah sampah tersebut, diakuinya akan digunakan untuk mengangkut sampah di seluruh kelurah yang ada di Kota Bima.

Hal itu dilakukan, dijelaskan sembari menunggu tempat penampungan sampah organik dan non organik. Dan untuk armada pengangkut sampah tersebut, direncanakanya akan ditambah dalam waktu dekat.

Sedangkan soal ternak tersebnut, ditegaskanya bahwa Pemkot Bima telah memiliki Perda sebagai landasan untuk melakukan penertiban sekaligus sanksinya. Tetapi dengan itu, diakuinya tidak cukup tanpa adanya kesadaran penuh dari para pemilik ternak dimaksud. Oleh sebab itu, Walikota Bima menghimbau agar kesadaran para pemilik ternak tersebut tidak boleh terjadi usai penertiban dan sanksi yang diberikan sesuai Perda dimaksud.

Walikota kemudian menjelaskan berbagai permasalah sangat krusial di daerah ini yang mendesak untuk disikapi secara kongkriat dan komprehensif. Yakni ari bersih, penegakan perda yang belum maksimal tertama terkait dengan Trantib, penanganan banjir, soal penyerahan aset dari Kabupaten Bima yang hingga kini belum selesai, ada beberapa tanah dan asek daerah yang dikuasai oleh oknum masyarakat secara individual (pribadi), Penarangan Jalan Umum (PJU), koordinasi lintas perangkat daerah yang diangggap belum maksimal, persiapan tempat sampah di tiap Kelurahan guna mencegah agar warga tidak membuang di lahan-lahan kosong maupun di kali serta di tempat irigasi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus selalu ada di taman-taman untuk melakukan penyiraman di sepanjang jalan dan soal taman mutlak memperbanyak upaya penghijauan.

Dan dalam kaitan itu, dipaparkanya harus diperkuat dengan Peraturan Walikota (Perwali) seperti di Kota Mataram terkait penebangan pohon di tengah Kota, menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) agar tidak melakukan transaksi di area strategis seperti bahu jalan, taman dan lapangan, tak sedikit aplikasi yang ada Dinas Kominfotik Kota Bima yang dipergunakan tetapi tidak efektif dan tidak maksimal (antara lain akses link bagi dunia pendidikan, kesehatan, pendidikan dan lainya. Dan dalam kaitan itu, diakuinya soal pendaftaranya tidak perlu dilakuikan secara manual.

Sementara anggaran di Dinas tersebut, diakuinya sudah tersedia. Bukan itu saja, masalah krusial yang yang lama dan sampai sekarang dihadapi Pemkot Bima yakni terkait sarana prasarana adalah soal belum tersedianya sarana dan prasarana berupa tempat sampah dan kontener di sepanjang jalan dan taman di kawasan Amahami. Oleh sebab itu, hal tersebut dijelaskanya akan disegera direncanakan secara matang.

Maish soal taman, dalam waktu tak terlalu lama  pihaknya (Pemkot Bima) akan melakukan revitalisasi. Hal itu akan dilaksanakan mulai dari pintu masuk perbatasan Kota Bima, lapangan Sera Suba dan beberapa taman yang ada di daerah ini pula.

Perhaatian serius lainya jelang 100 hari kerja Man-Feri ini juga terkait dengan tumbuh kembangnya destinasi wisata, baik di Lawata maupun wisata kuliner yang ada di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota. Destinasi wisata pantai Lawata yang digagas oleh mantan Walikota Bima, H. Muhammad Qurais H. Abidin dan dikembangkan secara serius oleh Lutfi itu, diakuinya akan kembali disentuh secara maksimal oleh Pemkot Bima.

Perihal dua destinasi wisata andalan Kota Bima tersebut, diakuinya harus ditindaklanjuti dengan manajemen tata kelola yang baik, benar dan sangat tepat. Sebab, destinasi wisata tersebut menjadi salah satu penyumbang kontribusi terbesar bagi PAD di daerah ini (Kota Bima).

Sekedar catatan soal bagi destinasi wisata Pantaim Lawat, ditemukan adanya fasilitas milik Pemkot Bima yang sejak lama hingga kini dinilai tidak berfungsi karena mengalami kerusakan. Yakni Zet Sky serta sejumlah fasilitas lainya. Tak hanya itu, kondisi kapal Banawa 117 bantuan dari Pemerintah Pusat, sejak lama dan hingga kini juga dinilai tidak difungsikan secara baik dan benar.

Sementara untuk destinasi wisata kuliner di Pantai Kolo, Lutfi telah merancang secara matang agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Kota Bima. Berbagai instrumen penting yang digagas oleh Lutfi diakui sudah dilaksanakan di destinasi wisata tersebut.

Antara lain Pondok wisata, stapel kuda dan lainya. Guna kemajuan dan perkembangan destinasi kedua destinasi wisata tersebut, beberapa tahun silam direncanakan adanya kalender event. Namun program dan kegiatan dimaksud hingga kini terkesan mandeg.

Dalam rangka mendukung tumbuh kembangnya dunia wisata tersebut, Man-Feri juga akan menindaklanjuti ide dan gagasan cerdas Lutfi. Yakni festival “Rimpu Mantika”. Kegiatan ini, dijelaskan akan segera dilaksanakan di Kota Bima.

Terkait fertival “Rimpu” ini, di era Lutfi tercatat dua kali Pemkot Bima menyandang dua buah penghargaan. Yakni Museum Record Indonesia (MURI) dan Record Museum Dunia (RMD). Lagi-lagi soal “Rimpu Mantika” tersebut, MemparEcraf RI yakni H. Salahuddin Sandiaga Uno juga hadir di dan menegeaksan bahwa hal itu merupakan salah satu identitas Bima yang wajib dipertahankan dan dilestarikan.

Saat itu, Sandiaga Uno juga memastikan bahwa “Rimpu Mantika” yang memiliki krelasi yang sangat kuat dengan tumbuh kembangnya dunia pariwisata di Kota Bima. Bukan  saja, Festival “Rimpu Mantika” tersebut juga kuat korelasinya peningkatan ekonomi dan kesehatreaan bagi seluruh pelaku UMKM di Kota Bima.

Singkatnya, Ide dan gagasan besar Lutfi tersebut ditegaskan akan tetap ditindaklanjuti secara serius oleh Pemkot Bima yang dikendalikan oleh Man-Feri. Ide dan gagasan besar lanya Lutfi yang dipastikan akan ditindaklanjuti oleh Man-Feri yakni terkait dengan pembangunan Kampus IAIN Kota Bima yang berlokasi di Kelurahan Oimbo Kecamatan Rasanae Timur-Bima. (ZAL/JOEL/RUDY/AL/DK-Bersambung) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.