Dugaan Pemicu Ade Indramawan Terkapar di Ruang ICU Terkuak, RSUD Bima Kelabakan?
![]() |
Korban, Jenis Obat Yang Dikonsumsinya dan Laporan Polisi |
Visioner Berita Kota Bima-Dugaan nasib naas meni mpa salah seorang Aparat Sipil Negara (ASN) di RSUD Bima, Ade Indramawan (54). Warga asal Kelurahan jatiwangi Kecamatan Asakota-Kota Bima ini sejak empat hari lalu mengalami kondisi “sangat memprihatinkan” di ruang ICU RSUD Bima. Pada bagian mulut dan hidung korban terlihat terpasang selang, alat pembantu pernafasan dan lainya.
Atas kondisi itu, keluarga korban mencoba menggali informasi lebih jauh tentang dugaan pemicunya. Hasil penelusuran tersebut terkuak sebuah kasus dugaan tindak pidana kejahatan penganiayaan. Ade diduga terkapar ke ruang ICU karena diduga dianiaya oleh oknum Pimpinanya berinisial G.
“Dugaan peristiwa penganiayaan terhadap suami saya tersebut terjadi sekitar dua minggu lalu. Tetapi setelah duigaan itu terjadi, suami saya mengadu kepada kakak kandungnya. Dan selanjutnya hal yang sama diceritakan kepada keluarga saya yang lainya,” ungkap istri korban, Sri Astuti kepada sejumlah Awak Media, Kamis (22/8/2025).
Pasca dugaan itu terjadi hingga sebelum dirawat ungkap Astuti, korban selalu mengeluhkan rasa sakit pada bagian kepalanya. Dan kian hari rasa sakitnya kian meningkat hingga pihak keluarga merawatnya di RSU Asakota yang kebetulan berdekatan dengan kediamanya. Namun selanjutnya Tim Medis setempat menyarankan bahwa korban din rujuk ke RSUD Bima.
“Tercatat sudah empat hari dengan sekarang suami saya dirawat di ruang ICU RSUD Bima. Dan sampai sekarang kondisinya masih kritis. Karena Computed Tomography (CT scan) di RSUD Bima dijelaskan bahwa sekarang mengalami kerusakan, kemungkinan besar besok (23/8/2025) suami saya akan dirujuk ke RSUP Mataram-NTB,” ungkap Astuti.
Kasus ini pun diakuinya telah dilaporkan secara resmi kepada Satreskrim Polres Bima. Namun sebelumnya pihak keluarga atas nama Muhammad Rizki Fauzi, diakuinya terlebih dahulu mengadukan secara resmi kepada Unit SPKT Polres Bima Kota dengan nomor Laporan Nomor:STTPL/K/935/VIII/2025/NTB/Res Bima Kota. Dalam laporan tersebut, terlihat belum terkuak terduga pelakunya (masih lidik). Laporan tersebut yakni terkait dengan dugaan penganiayaan.
Dan dalam laporan itu pula tertera nama korban yakni Ade Indramawan. Laporan pengaduan tersebut ditandatangani secara resmi oleh Kanit SPKT yakni Aiptu Agus Salim
“Kasus ini sudah dilaporkan secara resmi ke Mapolres Bima Kota dan sedang ditangani oleh Penyidik Satreskrim setempat. Dalam kasus ini pula, seluruh keluarga meminta agar diusut secara tuntas,” tegas Astuti.
Astuti kemudian menduga, kasus ini diduga sengaja diendapkan dalam waktu lumayan lama oleh pihak RSUD Bima. Namun setelah kasus dugaan penganiayaan ini terkuak melalui video postingan salah seorang warga Kota Bima, akhirnya pihak RSUD Bima mengambil sikap.
“Kasus ini terjadi sekitar dua minggu lalu. Namun kesanya baru sekarang disikapi oleh pihak RSUD Bima. Namun sebelumnya, mereka beralasan tidak mengetahui kejadian ini. Kesanya agak lucu. Kamis (22/8/2025) terduga (G) dipanggil dan kemudian dipertemukan dengan kami diRSUD Bima. Pada moment tersebut, G meminta maaf. Atas nama pribadi, saya memaafkanya. Namun terkait kasus yang telah dilaporkan secara resmi di Mapolres Bima Kota itu, hingga kini belum ada kata maaf,” tegas Astuti.
Pasca pertemuan tersebut, muncul informasi bahwa Jum’at (23/8/2025) akan ada pertemuan lanjutan sekaligus untuk mendamaikan kedua belah pihak. Namun Astuti menegaskan bahwa pihaknya tidak tahu soal itu.
“Atas nama keluarga, kami tidak tahu adanya rencana itu. Dan belum ada pembicaraan ke arah itu. Kecuali fokus merujuk korban ke RSUP Mataram. Tak hanya itu, kami juga sedang fokus menindak lanjuti laporan di Mapolres Bima Kota tersebut,” ujar Atuti
Pernyataan dan ketegasan yang sama juga disampaikan oleh salah seorang keluarga korban yang enggan identitasnya dipublikasikan di ruang publik. Yang bersangkutan mengaku sangat menyesalkan tentang kelambanan pihak RSUD Bima menyikapi kasus ini.
“Kami menduga bahwa kasus ini sengaja dibungkus agar tidak terkuak di luar RSUD Bima. Namun setelah video rekaman terkait kasus ini di Media Sosial (Medsos), pihak RSUD Bima pun kelabakan. Langkah selanjutnya, RSUD Bima memanggil para pihak dan kemudian meminta keterangan sejumlah saksi dan terduga pelaku,” ungkapnya kepada Awak Media, Kamis (22/8/2025).
Tempat Kejadian Perkara (TKP) terkait kasus dugaan tersebut ungkapnya, yakni didepan pintu Lif di lantai dasar RSUD Bima. Dalam kaitan itu pula bebernya, pihak Polres Bima Kota telah mengamankan CCTV.
“Dalam rekaman CCTV itu terkuak dugaan pemukulan terhadap korban oleh G. Dalam kasus ini pula, ada sejumlah saksi yang ditengarai mengetahui kejadian ini,” katanya.
Ia kemudian menghimbau agar pihak RSUD Bima terutama terduga pelaku tidak terlalu dini membantah kasus dugaan penganiayaan ini. Sebab, kasus ini sudah dilaporkan secara resmi kepada pihak Polres Bima Kota.
“Kita serahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada Penyidik. Dalam kaitan itu pula, tentu saja pada saatnya nanti kita akan mengetahui apakah benar atau sebaliknya korban dianiaya. Oleh sebab itu, jangan terlalu dini membantah atau menjustifikasi,” imbuhnya.
Ia kembali menjelaskan, korban berstatus sebagai ASN dan setiap hari bertugas sebagai teknisi di RSUD Bima. Sedangkan oknum Pimpinanya yang berinisial G tersebut menjabat sebagai Supervisor di RSUD Bima.
“Seluruh keluarga mengharapkan adanya kejelasan dari persitiwa, penyebab peristiwa dan sejauhmana kepedulian pihak RSUD Bima sebagai Instansi yang menaungi korban serta terduga pelaku. Saat ini selain fokus merawat korban, seluruh keluarga juga fokus mengawal penanganan kasus ini oleh pihak Satreskrim Polres Bima Kota,” paparnya sembari menunjukan jenis obat dari Tim Medis RSUD Bima kepada korban.
Secara terpisah G yang diminta tanggapanya membantah dugaan penganiayaan yang dilebeli pada dirinya tersebut. G kemudian menegaskanya tidak pernah memukul (menganiaya) korban. Hubungan antara dirinya dengan korban, bukan saja sekadar atasan dan bawahan di RSUD Bima. Tetapi korban juga diakuinya sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.
“Sekitar dua minggu lalu, saya dan korban berada di depan Lif RSUD Bima. Saay itu kami berdua mau naik ke lantai atas. Pada saat saat yang bersamaan, kami berdua baku rebut soal mana yang naik dulua. Korban meinta naik dulua karena keburu mengantar pesanan Ibu Yanti. Dan saya pun saat itu juga keburu ke lantai atas karena ada tugas penting. Karena saling baku rebut tersebut akhirnya saya sempat dorong yang bersangkutan. Yang jelas tidak ada aksi penganiayaan yang terjadi saat itu. Dan pada saat yang sama banyak saksi yang melihatnya,” bantahnya, Kamis (22/8/2025).
G menyatakan keherananya soal baru sekarang peristiwa itu dilaporkan saat ini. Sebab, kejadian saling baku rebut naik ke lantai atas di depan pintu Lif RSUD Bima itu terjadi sekitar dua minggu lalu.
“Pada Kamis siang ada pertemuan antara saya dengan keluarga korban di RSUD Bima. Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh Management RSUD Bima pula. Pada moment yang sama, saya sudah meminta maaf jika mereka menganggapnya bahwa saya bersalah dalam kasus ini. Namun sekali lagi, Demi Allah dan demi Rasulullah saya tidak pernah menganiaya korban. Namun sebelum kejadian di depan Lif itu, korban sempat dirawat di RSUD Bima karena mengidap salah satu penyakit,” tandas G.
Namun jika pihak korban menghendaki bahwa kasus ini dibuktikan secara hukum guna memastikan adanya dugaan penganiayaan olehnya atau sebaliknya, G menegaskan biarlah hukum pula yang bergerak. Tetapi ia membantah keras sal dugaan menganiaya korban tersebut hingga terkapar ke ruang ICU RSUD Bima.
“Maaf,k hanya itu yang bisa saya sampaikan. Dan saya sudah meohon maaf kepada keluarga korban. Pun permohonan maaf itu telah diterima oleh istri korban. Selanjutnya, biarkanlah hukum yang memadtikanya,” papar G.
Sementara Dirut RSUD Bima melalui Sekretarisnya, Suriansyah membantan dugaan kelambananya dalam menyikapi kasus ini. Tetapi ditegaskanya, dalam kasus ini pihaknya sudah melakukan beberapa langkah. Yakni meminta keterangan sejumlah saksi. Dalam kaitan itu pihaknya juga sudah memanggil dan meminta keterangand ari G.
“Dalam kasus ini, Management RSUD Bima sudah melakukan beberapa hal. Untuk itu, dugaan bahwa Management RSUD Bima lamban menyikpai kasus ini tentu saja tidak benar. Dan dalam kasus ini pula, Pak Dirut RSUD Bima langsung memerintahkan kepada kami untuk segera menyikapinya kok. Dan terkait video rekaman tentang korba yang dirawat di ruangan ICU serta beredar luar di beranda Medsos itu pun, Pak Dirut RSUD Bima juga menyikapinya segera dalam bentuk memanggilpara pihak untuk dimintai keteranganya,” bantahnya kepada Media ini, Kamis siang (22/8/2028).
Sebelum korban di dirawat di ruang ICU RSUD Bima, diakuinya terlebih dahulu yang bersangkutan dirawat di RSU Kota Bima. Selanjutnya korban dirujuk di RSUD Bima untuk ditangani oleh Tim Medis setempat.
“Namun jauh-jauh hari sebelum dirawat di RSUD Bima, terlebih dahulu korban sempat dirawat di sini pula karena mengidap salah satu penyakit. Tetang pemicu korban kembali dirawat di RSUD Bima saat ini, kami juga belum bisa menjustifikasinya terlebih dahulu. Sebab, kasusnya telah dilaporkan secara resmi kepada Aparat Polres Bima Kota oleh pihak korban. Terkait hal itu, pihak Kepolisian sudah mengamankan CCTV,” tandasnya.
Tetapi sebelumnya, pihaknya telah mempertemukan antara G dengan keluarga korban. Pertemua itu berlangsung pada Kamis siang (22/8/2025). Pada moment tersebut, G sudah meminta maaf kepada istri korban. Dan permohonan maaf itu pun telah diterima oleh istri korban.
“Rencananya pada Jum’at (23/8/2025) akan ada pertemuan lanjutan. Apakah rencana tersebut akan terlaksana atau sebaliknya, tentu saja akan kami kabarkan kembali kepada rekan-rekan Wartawan,” pungkasnya.
Kapolres Bima Kota, AKBP Didik Putra Kuncoro, S.IK, M.Si melalui Kasat Reskrim setempat, AKP Dwi Kurniawan, S.TrK, S.IK membenarkan bahwa kasus ini telah dilaporkan secara resmi oleh pihak korban. Dan diakuinya, kasus tersebut sedang dilakukan penyelidikan oleh Penyidik Unit Pidum Satreskrim setempat.
“Laporanya sedang ditangani. Penanganan kasus ini masih dalam tahapanj penyelidikan. Dalam kasus ini pula, Penyidik sudah melakukan beberapa langkah. Antara lain mengamankan CCTV,” terang Dwi dengan nada singkat, Kamis (22/8/2025). (JOEL/RUDY/AL/DK/DINO)
Tulis Komentar Anda