Perkembangan Sangat Signifikan, Sesepuh Muhammadiyah Salut Pada Seluruh Civitas Akademika UM Bima
Moment Istirahat Sejenak Usai Pembongkaran Buseting dan Kemudian Melanjutkan Pekerjaan Lantai Satu Masjid Haedar Nashir di Kampus II UM Bima (24/8/2025) |
Visioner Berita Kota Bima-Nama salah seorang Tokoh Agama yang juga sesepuh Muhammadiyah Bima, Drs. H. Muhammad Syatur H. Ahmad diakui sangat dikenal oleh publik. Pun demikian halnya dengan dua sesepuih Muhammadiyah Bima, H. Anas Thayeb dan H. Ilyas Sarbini, SH, MH. Dan hingga kini semangat ketiga Tokoh tersebut dinilai masih sangat tinggi.
Jejak positif yang diperankan oleh ketiga Tokoh pun bukan sekedar wacacana dan diakui sangat layak untuk diteladani. Senin (24/8/2025) ketiga Tokoh penting tersebut membuktikan aksi mulianya di kampus II Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima). Yakni jadi “kuli bangunan” Masjid Haedar Nashir setempat.
Peran mulia yang dilakukan ketiganya dalam kaitan itu, juga berbarengan dengan Rektor UM Bima, Dr. Ridwan, M. Said, SH, MH dan seluruh Civitas Akademika setempat.Liputan langsung Media Online www.visionerbima.com melaporkan, pada moment yang sama ketiga Tokoh panutan tersebut sempat berbincang-bincang singkat dengan sosok Rektor yang dikenal kaya inovasi, berpenampilan sederhana, pelan tetapi pasti, pekerja keras dan diakui baik dengan semua orang ini (Dr. Ridwan M. Said, SH, MH.
Disela-sela aktivtas pembongkaran bugesting dan pengerjaan penuntasan pembangunan lantai satu masjid Haedar Nashir tersebut, Media ini sempat berbincang-bincang singkat dengan ketiga Tokoh yang dikenal sangat sederhana dimaksud.
“Alhamdulillah kita jumpa lagi setelah sekian lama tidak sempat bertemu. Ya, kami hadir di sini atas panggilan jiwa dan penuntasan misi keumatan yang salah satunya melalui partisipasi pembangunan Masjid Haedar Nashir ini. Gotong royong yang terbangun secara kolektif ini, tentu saja membuktikan kepada semua orang bahwa budaya orang Bima dalam kaitan itu hingga kini masih ada. Dan untuk ke depanya, kesadaran kolektif dalam kaitan itu harus digalakan, dijaga, dipertahankan dan dilestarikan sampai kapanpun,” tutur Drs. H. Muhammad Syatur H. Ahmad.
Sosok Tokoh Agama yang sejak dulu hingga saat ini masih konsisten menjadi Khotib di setiap moment hari raya Idul Fitrih dan Idul Adha ini menyatakan salut kepada Rektor UM Bima, Dr. Ridwan, M. Said, SH, MH beserta seluruh Civitas Akademika setempat. Apresiasi sangat tingginya dalam kaitan itu, bukan saja karena menumbuhkan kesadaran kolektif terkait gotong royong pembangunan Masjid Haedar Nashir.
“Masjid adalah untuk Umat. Gotong royong juga merupakan salah satu misi keumatan. Fakta soal Anakda Ridwan M. Said dan seluruh Civitas Akademika setempat yang antara melalui pembangunan Masjid ini sangat layak untuk diapresiasi. Sekali lagi, kami nyatakan salut dan harapkan agar aksi mulia seperti ini bisa dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat,” harapnya.
Sepengetahuanya, Kampus II UM Bima baru sekitar dua setengah tahun di wilayah Kelurahan Ule Kecamatan Asakota-Kota Bima. Kendati usianya ibarat seumur jagung, namun diakuinya banyak perkembangan yang dinilainya sangat signifikan.Antara lain bangunan gedung Kampus II UM Bima berlantai lima, lingkunganya yang sangat asri karena didukung oleh beragam tanaman pohon yang kini mulai tumbuh besar, lapangan bola mini, ruang kelas mulai dari Mahasisswa S1 hingga ke kelas Pasca Sarjana yang dilengkapi oleh sarana dan fasilitas sangat baik seperti kursi, meja, Air Conditioner (AC), ruang kerja Rektor hingga ke ruang kerja para Dosen dan lainya serta pembangunan pagar keliling dan bangunan Masjid Haedar Nashir.
“Dalam kaitan itu, Insya Allah misi Akademik dan misi keumatan di sini berjalan berbarengan. Ini mencerminkan wujud nyata dari kerja kolektif yang sungguh luar biasa. Oleh sebab itu, kami atas nama sesepuh Muhammadiyah Bima menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya,” ulasnya.
Kerja nyata terkait lingkungan yang bermula dari Kampus ini, diakuinya sejalan dengan fenomena global yang menuntut perhatian serius semua pihak. Lebih jelasnya, kondisi pengunungan khusus di Pulau Sumbawa yang sangat kritis, mendesak semua pihak untuk membangun kesadaran kolektif agar pegunungan tersebut kembali hijau dengan cara menanam pohon.
“Anakda Ridwan M. Said dan seluruh Civitas Akademika UM Bima bicara soal cinta lingkungan, itu bukan sekedar wacana. Tetapi diwujudkan dalam bentuk nyata. Yakni mulai dari di lingkungan Kampus II UM Bima hingga aksi penanaman pohon di sejumlah wilayah melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yangb sampai saat ini masih berlangsung. Sekali lagi, kami nyatakan salut,” paparnya.
Rasa salutnya juga terkait tentang peningkatan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Dosen, baik pengajar Mahasiswa calon Sarjana (S1) maupun Pasca Sarjana (Magister) yang dominan bergelar Doktor (Dr). Kendati perubahan status dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bima menjadi UM Bima diakuinya tergolong baru, namun diakuinya bahwa UM Bima telah membuktikan mutu dan kualitasnya kepada publik.
“Kerja keras kolektifnya dalam kaitan itu juga sejalan dengan Asta Cita menuju Indonesia Emas tahun 2025 yang digagas oleh Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Subianto. Ya fakta-fakta ini membuktikan bahwa UM Bima mengambil bagian terpenting di dalamnya melalui dunia Akademik ini. Dan inilah salah satu bentuk nyata dari pengabdian anak bangsa untuk Negeri. Demi mengabdi kepada bangsa dan Negara, terkadang saat kembali ke rumah kami tidak membawa uang. Namun di balik pengabdian tersebut, Insya Allah ada berkahnya,” paparnya.
Pernyataan dan penjelasan yang sama juga dipaparkan oleh sesepuh Muhammadiyah Bima yang juga Dosen Ilmu Hukum pada UM Bima, H. Ilyas Sarbini, SH, MH. Mantan Pengacara senior, Ketua KPUD Kota Bima dan Wakil Ketua KPUD NTB ini memastikan bahwa perkembangan UM Bima kendati usianya tergolong seumur jagung ini merupakan wujud nyata dari kerja kolektif. Antara lain mulai dari Organisasi Muhammadiyah, Rektor UM Bima dan seluruh Civitas Akademika setempa dan dukungan moral dari berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali di Bima.
“Khususnya sebagai orang Bima, tentu saja kita salut dan bangga. Dalam kaitan itu, misi keumatan dan misi Akademiknya berjalan secara bersamaan. Terkait perkembangan Kampus UM Bima yang kita saksikan sekarang, dukungan moril dari Media Massa juga tak boleh dikesampingkan,” tandas Tokoh yang dikenal sangat sederhana, suple, bijak dan baik dengan semua kalangan ini.
Kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh Rektor UM Bima dan seluruh Civitas Akademika UM Bima terkait pembangunan Masjid Haedar Nashir ini, diakuinya lahir dari kesepakatan kolektif. Kesepakatan yang lahir dari kesadaran kolektif tersebut, diakuinya bermula dari diskusi-diskusi ringan yang dipimpin secara langsung oleh Rektor UM Bima, Dr. Ridwan M. Said, SH, MH.
“Kerja kolektif yang juga melibatkan sesepuh Muhammadiyah Bima terkait pembangunan Masjid Haedar nashir ini memastikan bahwa nilai gotong-royong yang juga budaya warisan leluhurnya Bima ini, Alhamdulillah hingga saat masih ada. Baik sesepuh Muhammadiyah Bima dan seluruh Civitas Akademika Um Bima menjadi “kuli bangunan” Masjid Haedar Nashir ini dilakukan demi tercapainya target pemanfaatnya pada Bulan Agustus 2025,” terangnya.
Gotong royong bagi pembangunan Masjid Haedar nashir ini, diakuinya berlangsung sejak awal dan masih berlangsung sampai saat ini. Kerja yang tumbuh dari kesadaran kolektif dalam kaitan itu, antara lain yang sudah dituntaskan adalah pengerjaan pembangunan bantalan pada lantai duanya.
“Setelah selesai membongkar bugestingnya, fokus selanjutnya adalah gotong royong penataan lantai satunya guna tercapainya terget pemanfaatnya pada tanggal 30 Agustus 2025. Dan pada saat yang bersamaan, UM Bima menggelar kegiatan Wisuda Angkatan ke-IV tahun 2025, Kegiatan wisuda tersebut dipusatkan di Kampus II UM Bima. Dan dalam kaitan itu, Insya Allah segala persiapan sudah matang,” tandasnya.
“Kerja gotong royong sangat serius untuk bangunan lantai satunya ini, ditargetkan berakhir pada kamis (28/8/2025). Dan pada hari Kamis tersebut dinyatakan sudah tidak ada aktivitas pembangunan Maajid Hadar Nashir ini. Sebab, Jum’at (29/8/2025), seluruh Civitas Akademika UM Bima mematangkan persiapan bagi pelaksanaan Wisuda pada hari Sabtu (30/8/2025). Dan Insya Allah pada hari yang bersamaan, kita akan melaksanaan ibadah Sholat berjamaah di lantai satu Masjid Haedar Nashir ini,” tuturnya.
Masih soal kerja gotong royong terkait pembangunan Haedar Nashir, sosok yang akrab disapa Bang Ilyas ini menyatakan bahwa membangun sesuatu tentu membutuhkan solidaritas yang melibatkan semua elemen. Sekalipun dalam kaitan itu nilainya dianggap kecil, tetapi minimal pihak-pihak yang terlibat di dalamnya telah membuktikan peranya.
“Peran itu tentu saja memiliki nilai. Sebab, untuk ke depanya ia pasti merasa bahwa yang dilakukanya dalam kaitan itu adalah bagian dari miliknya. Kerja gotong-royong terkait pembangunan Masjid Haedar Nashir ini, juga membuktikan bahwa budaya gotong royong sebagai warisan leluhur sekaligus budayanya orang Bima sampai sekarang masih ada. Oleh sebab itu, semua yang bekerja membangun Masjid Haedar Nashir ini tidak pernah merasa punya beban,” bebernya.
Bang Ilyas memaparkan, rencana penuntasan seluruh bangunan Masjid Haedar Nashir ini yakni pada awal tahun 2026. Sementara soal persiapan anggaranya, Bang Ilyas menegaskan tidak terlalu memikirkanya. Kecuali, pihaknya lebih fokus melakukan aktivitas membangun secara terus-menerus hingga akhirnya bisa dituntaskan secara keseluruhan .
“Insya Allah kita tidak memikirkan itu. Kecuali, kita terus bekerja. Pembangunan Kampus II UM Bima ini misalnya, kita tidak terlalu memikirkan soal anggaranya. Insya Allah semuanya mengalir begitu saja. Insya Allah, inilah hasilnya untuk sementara yang bisa kita saksikan secara bersama-sama. Terkait pembangunan Masjid Haedar Nashir ini, Alhamdulillah ada dukungan dari banyak pihak. Itu selain bersumber dari UM Bima, juga ada dukungan dari Organisasi Muhammadiyah. Oleh sebab itu, kami atas nama Civitas Akademika UM Bima maupun Organisasi Islam Muhammadiyah Bima menyatakan apresiasi dan terimakasih yang setinggi-tingginya,” pungkasnya.
Di tengah kegiatan pembangunan Masjid Haedar Nashir tersebut, Media ini juga menemukan sesepuh Muhammadiyah Bima yakni H. Anas Thayeb. Tokoh sentral yang satu ini terlihat ikut berpartisipasi menjadi “kuli bangunan” masjid Haedar Nashir.
Dan Tokoh yang satu ini enggan menjawab berbagai pertanyaan dari Media ini, kecuali fokus bekerja demi terdwujudnya target pemanfaatan Masjid Haedar Nashir yakni di bulan Agustus 2025. Dalam kaitan itu pula, Media ini mencoba membangun strategi pertanyaan yang berbeda agar Tokoh yang satu ini bersuara, lagi-lagi yang bersangkutan hanya menjawabnya dengan bahasa isyarat. Yakni tersenyum manis dan sesekali menundukan kepala sembari melanjutkan pekerjaan sebagai “kuli bangunan” Masjid Haedar Nashir. (RIZAL/AL/DK/DINO)
Tulis Komentar Anda