Taman Rp8,5 M Gersang dan Semrawut

Inilah Kondisi Terkini Taman Amahami Kota Bima, Dok.Visioner (25/8/2019)
Visioner Berita Kota Bima-Taman Amahami yang berlokasi di wilayah Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima, dibangun dengan APBD setempat tahun 2018 senilai Rp8,5 M. Pelaksana proyek menyelesaikan pembangunan taman ini, yakni sekitar beberapa bulan silam, tepatnya masih dalam tahun anggaran (TA) 2019.

Catatan Visioner terkait pembangunan taman ini mengungkap, sempat ditangani oleh pihak Kejati NTB karena diduga adanya penyimpangan hingga BPK menemukan adanya kerugian negara sekitarRp107 juta. Namun dalam perjalanan penanganan kasusnya, pada akhirnya pihak Kejari NTB menyerahkan berkasnya kepada pihak Inspektorat Kota Bima. Padahal, sejumlah pihak yang berkaitan dengan pembangunan taman ini telah dimintai keterangannya oleh Penyidik kejati NTB.

Informasi terkini yang dihimpun Visioner mengungkap, dengan dikembalikannya berkas tersebut kepada pihak Inspektorat Kota Bima maka tuntas sudah penanganan kasus Taman Amahami. Pertanyaan selanjutnya tentang bagaimana wajah Taman Amahami setelah diserahkan oleh pihak pelaksana proyek kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima, hingga kini hanya menyisakan sebuah kondisi yang dinilai jauh dari estetika.

Minggu sore (25/8/2019) Visioner kembali mengunjugi taman yang berlokasi di pinggir jalan dan tak pernah alpa dari kebisingan karena intensitas lalu kndaraan yang sangat tinggi itu. Kondisi terkini tentang estetika dan lainnya, terlihat sangat gersan dan terkesan sangat semrawut.

Rumput-rumput yang sebelumnya tumbuh secara bebas di taman itu, kini hanya menyisakan kekeringan tak terbantah. Masih dalam liputan langsung Visioner, nyaris tak ditemukan adanya pohon yang rindang di tengah taman tersebut baik pada bagian ujung selatan, pertengahan maupun pada bagian ujung utaranya. “Iya memang sangat gerasng, Pak. Sesekali Pemerintah datang menyiraminya, namun tak mampu merubah kegersangan seperti yang anda saksikan sekarang,” ungkap sejumlah tukang parkir kepada Visioner Minggu sore itu.

Tak hanya itu, kesan lain di taman itu juga terletak pada tak adanya keindahan yang menarik. Kecuali, di dalam taman masih belum sepi dari pedagang kaki lima yang merangsek hingga ke pertengahannya. Tak hanya itu, kendaraan roda dua pun masih terlihat bebas melakukan perpakiran di dalam taman. “Ini memang areal parkir, Pak,” kata tukang Parkir dimaksud.

Fenomena menarik di taman Amahami itu, juga terkait dengan penarikan uang parkir tanpa menyertakan bukti tanda-terima antara pihak penarik dengan pemilik kendaraan. Per kendaraan roda dua misalnya, ditarik biaya parkir sebesar Rp2 ribu. Crew Visioner, pun tidak sempat menanyakan tentang alasan tidak diseratakanya bukti tanda-terima uang parkir dimaksud.

Hal lain yang ditemukan Visioner di lokasi taman Amahami, juga terkait minimnya bak sampah. Hal yang satu ini dinilai bukanlah sesuatu yang baru. Tetapi, fenomena yang terjadi sejak lama, namun ekspektasi (harapan) agar pemenuhan baksa sampah sebagai kebutuhan di sana hingga hingga belum juga

Aspek keramain kunjung warga di taman Amahami, dinilai kian hari semakin menurun saja. Warga yang biasanya datang ke taman tersebut untuk menikmati suguhan makanan dan minuman ringan dari pedagang kaki lima dan berselfie, pun terkesan makin sepi saja. “Iya Pak, kian hari makin sepi saja. Warga yang datang dan terlihat ramai seperti yang anda saksikan itu adalah orang-orang yang menunggu Adzan Maghrib tiba dan kemudian melakukan Sholat berjamaah di Masjid terapung,” terang sejumlah tukang parkir.

Sementara lampu penarangan yang ada di dalamnya, dakui sudah sangat cukup sesuai dengan kebutuhan. Singkatnya, ada kondisi kekinian taman Amahami tersebut diharapkan Pemerintah segera hadir melakukan penataan agar kedepannya bisa melahirkan model taman yang sesungguhnya seperti yang ada di daerah-daerah lain. Harapan berbagai pihak tersebut, tentu saja mempertimbangkan aspek pembangunannya yang memakan APBD 2 Kota Bima yang tidak sedikit. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.