Keragaman Inovasi Anak-Anak Kota Bima di Loka Karya TTG, Pemerintah Dituntut Melek

Moment Loka Karya TTG Kota Bima 2023
Visioner Berita Kota Bima-Loka Karya Tekonologi Tepat Guna (TTG) yang digelar oleh Badan Riset Daerah (Brida) Kota Bima di Gedung Seni Budaya (GSB) beberapa waktu lalu, sukses menghadirkan berbagai inovasi dari anak-anak Kota Bima mulai dari SMP sederajat, SMA sederejat hingga ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di wilayah setempat.

Catatan penting Media Online www.visionerbima.com melaporkan, keragama inovasi tersebut dijelaskan bukan hal baru. Tetapi juga ada yang dimulai dan dilaksanakan sejak lama. Hanya saja, hal penting tersebut dinilai luput dari pemberitaan Media Massa. Melalui Loka Karya TTG tersebut, terkuak banyaknya harapan.

Yakni Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawah kendali Walikota, H. Muhammad Lutfi, SE melalui instansi terkait dituntut untuk melek. Sebab, jika inovasi-inovasi dimaksud bisa merebut pangsa pasar maka berpotensi besar dimanfaatkan bagi Usaha Kemandirian Sekolah (UKS) maupun PTS yang ada di Kota Bima.

Pada SMP 15 Kota Bima misalnya, melalui Loka Karya TTG tersebut menghadirkan sebuah kreasi yang diakui sudah lama. Yakni dodol yang terbuat dari labu kuning. Inovasi ini dijelaskan juga dikemas untuk ole-oleh (kemasan ekonomis dan kemasan ekslusif).

Untuk kemasan ekonomis dijelaskan seharga Rp15 ribu. Sementara untuk kemasan ekslusifnya seharga Rp85 ribu. Produk ini diakui lahir dari guru penggerak dengan memanfaatkan potensi SDA yang ada di wilayah Kelurahan Oifo’o Kota Bima. Inovasi ini dimulai sejak Agustus tahun 2022. Dan juga sudah dipasarkan secara online.

Invoasi ini diakui laku di pasaran khususnya di Kota Bima.  Sementara soal produksinya, dijelaskan bahwa itu sangat tergantung kepada jumlah pesanan. Tetapi produk ini dijelaskan tidak bisa distok karena tidak mengandung bahan pengawet. Sementara modal untuk satu kali pembuatan (adonan) terhadap inovasi ini, diterangkan memakan biaya sekitar Rp50-Rp69 ribu. Sumber pembiayaanya yakni dari sekolah setempat.

SMK 2 Kota Bima juga menghadirkan sebuah inovasi sederhana pada moment Loka Karya TTG tersebut. Yakni alat sederhana untuk memanjat pohon kelapa modern. Alat tersebutdiakui dibuat secara manual. Inovasi ini bersumber dari inpirasi bahwa bahwa masyarakat Bima memanjat kelapa menggunakan tali yang diikat berbentuk angka 8.

Pembuatan alat ini diakui hanya membutuhkan waktu 1 hari. Karya ini dibuat oleh seorang guru pada sekolah setempat. Singkatnya, penggunaan alat ini lebih cepat dan efektif ketimbang menggunakan cara tradisional.

Pada moment Loka Karya TTG tersebut, Universitas Muhammadiyah Bima (UMB) juga tak mau ketinggalan. Kampus yang berlokasi di wilayah Kelurahan nae Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima tersebut, di moment Loka Karya TTG menghadirkan sebuah inovasi yang sangat menarik.

Yakni Apotik hidup dengan sisitim irigasi tetes otomatis. Alat ini digunakan untuk menyiram tanaman dengan sistim tetes otomatis. Penggeraknya adalah mesin untuk aquariumnya yang dibantu dengan sistim mesin otomatis

Inovasi ini diakui baru dibuat tahun 2023, itu 2023 khusus mesin otomatis dan Apotik hidupnya. Ide pembuatan alat ini muncul dari Israjuna ST, TT. Yang bersangkutan merupakan Alumni Universitas Atma Jaya-Jakarta, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil.

Dijelaskan bahwa proses pembuatan invasi ini hanya memakan waktu 2 hari. Inovasi ini dibuat oleh 3 orang yang tergabung dalam 1 kelompok. Sumber pembiayaanya diakui dari Kamus setempat (UMB). Sedangkan untuk pengaplikasianya diakui lebih murah.

Untuk memproduksi alat ini hanya memakan biaya sekitar Rp2 juta. Penggunaan alat ini diakui sangat mudah dan efektif karena menggunakan sistim penyaringan air secara otomatis.

Inovasi ini diakui belum dipasarkan. Untuk Apotik hidupnya, dijelaskan dikombinasikan dengan 3 fase keilmuan. Yakni Teknik Sipil, Kelistrikan dan Kesehatan. Namun yang jelas, invasi ini belum ada di Indonesia. Namun secara konvensional, dijelaskan sudah ada. Tetapi, itu hanya di fase perpipaan sistim irigasi perpiaanya.

Sementara dari STKIP Tamsis Kota Bima, di moment Loka Karya TTG tersebut hadir dengan sejumlah inovasi. Yakni Tema Lima Cuaca, Sub Tema 3. Orientasinya. Hal tersebut,diakui lebih ke materi, tetapi lansung diaplikasikan. Inovasi tersebut diakui mengambil contoh dari kehidupan nyata siswa.

Pada Moment yang sama, kelompok dari STKIP Tamsis ini juga menghadirkan sebuah inovasi dalam bentuk buku teks literasi. Dalam kaitan itu, konten yang ditawarkan adalah kegiatan pembelajaran berkolompok untuk 4 orang. Dan 2 inovasi tersebut diakui baru saja dibuat dan lebih dijadikan sebagai bahan penelitian serta riset. Pun inovasi tersebut, dijelaskan sangat kuat korelasinya dengan Sekolah Penggerak.

SMN I (Smansa) Kota Bima, pada moment Loka Karya TTG tersebut menghadirkan 2 Kelompok dengan 2 Inovasi. Kelompok pertama yang diberi nama Pnet, di moment itu menghadirkan sebuah inovasi yakni pendedekasi gas elpiji.

Pnet ini dibuat oleh 3 orang siswa kelas X-1. Dijelaskan bahwa yang dideteksi adalah unsur gasnya. Proses pembuatan mesin Pnet ini diakui memakan waktu selama 8 hari. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat inovasi ini, dijelaskan sebesar Rp40 ribu. Sementara harga jualnya biasa mencapai Rp60 ribu.

Sumber pembiayaan untuk membuat alat ini, dijelaskan bukan bersumber dari sekolah setempat. Tetapi diakui dikumpul dari masing-masing individu siswa yang tergabung dalam kelompok Pnet ini. Sementara yang dibantu oleh sekolah setempat diakui hanya soal penilaian. Bantuan lainya dari guru setempat, yakni soal menyusun karya ilmiah.

Namun inovasi ini diakui sangat diapresiasi oleh pihak sekolah setempat. Mesin Pnet ini ini diakui sebagai sebagai salah satu produk unggulan dari Smansa Kota Bima. Dan yang memproduksi alat ini adalah siswa yang berposisi pada kelas unggulan.

 Inovasi lain pada Smansa ini juga dibuat oleh Kelompok Imut. Kelompok ini diakui masih duduk dibangku kelas 10-3 pada sekolah setempat. Pada moment Loka Karya TTG tersebut, kelompok Imut ini menghadirkan inovasi berupa alat pendeteksi banjir.

Inovasi ini dibuat dari kabel, baterai berkekuatan 9 volt, kawat, bel (lonceng), bola pimpong dan pipa. Namun alat ini diakui belum di uji coba dilapangan. Tetapi sudah diuji coba menggunakan air yang dimasukan ke dalam ember.  

Alat ini dijelaskan bisa mengukur tentang tinggi rendahnya banjir. Jika kondisi banjir tinggi hingga dipastikan meluap sampai ke pemukiman warga dan menyentuh bola pimpong pada alat ini maka selanjutnya belnya tentu saja akan berbunyi.  

Ide dan gagasan bagi pembuatan inovasi ini diakui bersumber dari pikiran kelompok Imut itu sendiri. Tetapi sebelum alat ini dihadirkan pada moment Loka Karya TTG tersebut, diakuinya pernah dilombakan terlebih dari dahulu pada Smansa Kota Bima.

Dijelaskan, karena Kota Bima sebagai salah satu daerah rawan banjir maka dengan alat ini bisa membantu masyarakat untuk mendeteksi skala banjir pada masing-masing wilayah khususnya bagi warga yang berdomisili di bantaran sungai. Cara mendeteksi skal banjir menggunakan alat ini yakni menancapkan pipa di bantaran sungai.

Pipa yang lumayan panjang tersebut tentu saja sudah dilengkapi dengan alat pendeteksi skala banjir. Jika kondisi banjirnya naik dan kemudian menyentuh bola pimpong tersebut maka loncengnya pasti berbunyi. Bunyi lonceng tersebut diakui memastikan bahwa skala airnya air dari sungainya dan dan kemudian  meluap ke pemukiman warga.  

Alat pendeteksi skala banjir ini diakui dibuat dalam kurun waktu selama 1 minggu. Dijelaskan pula bahwa alat pendeteksi skala banjir ini belum ditemukan adanya di pasar-pasar di Kota Bima. Sementara besarnya anggaran untuk pembuatan 1 alat tersebut yakni sebesar Rp40 ribu. Sumber angaran tersebut yakni dari sekolah setempat.

Sedankan targetnya, alat ini akan dijual ke masyarakat. Namun pembuatanya dengan unit yag sederhana. Tetapi dengan harga yang sangat murah. Jika nantinya alat ini dijual ke masyarakat, maka kisaran harganya yakni sekitar Rp50 ribu-Rp60 ribu. Sementara keuntungan yang akan diperoleh dari hasil pejualan alat tersebut akan dijadikan sebagai usaha kemandirian sekolah setempat. (TIM VISIONER/BAGIAN 2/BERSAMBUNG) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.