Moment Idul Adha, Dua Kejadi Memalukan di Bima-Dua Orang Tewas Dibunuh

Pelaku Pembunuhan di Ambalawi itu (dua dari kanan) dapit oleh aparat Polres Bima Kota
Visioner Berita Kabupaten Bima-Rabu (22/8/2018) seluruh warga Kota dan Kabupaten Bima tengah menikmati indahnya moment Idul Adha 1439 H. Dan pada moment penuh Islami ini, masyarakat Kota dan Kabupaten Bima juga sedang menikmati lezatnya daging qurban serta nikmatinya bermaf-maafan. Namun ditengah berlangsungnya suasana keislaman tersebut, Rabu sore (22/8/2018) tiba-tiba muncul peristiwa memalukan. Yakni, dua korban tewas karena dibunuh di dua lokasi. Korban pertama ditikam hingga tewa di lokasi wisata di Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. Dan yang satunya lagi tewas dibacok di Desa Rai Oi Kecamatan Sape Kabupaten Bima, berikut catatannya:.

Sekitar pukul 14.20 Wita di sebuha lokasi wisata di Desa Mawu Kecamatan Ambalawi, Muhaimin (40) warga asal Desa yang bekerja sebagai petani tewas tergeletak seketika setelah mengalami luka tusukan menggunakan tombak oleh Baharudin (32) warga asal Desa Kabanta Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Pemicu dari peritiwa miris di moment suci bagi umat Islam ini 9Idul Adha), diduga hanya karena dendam lama.

Usai membantai korban hingga tewas tergeletak, kepada Visioner pelaku mengakui langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Wera dan kemudian digelendang ke Mapolres Bima Kota oleh anggota Polsek Sape. Pelaku mengaku diangkut petugas menggunakan mobil melalui jalur lintas Wera-Sape-Kota Bima.

Di lokasi inilah korban dibunuh
 “Usai menikamnya dengan menggunakan tombak, saya langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Wera sekitar oukul 15.30 Wita. Saaat menyerahkan diri ke Mapolsek Wera, sejumlah petugas ada di sana. Dan beberapa saat kemudian saya langsung dibawah ke Markas Komando (Mako) Polres Bima Kota menggunakan mobil lewat jalur Sape-Wera-kota Bima. Dalam perjalanan menuju Polres Bima Kota, aparat tiga kali mengganti kendaraan untuk mengangkut saya ke Polres Bima Kota,” tandas pelaku saat diperiksa oleh penyidik Reskrim Polres Bima Kota, Rabu malam (22/8/2018).

Uniknya, pembunuh ini justeru terlihat masih sangat santai menjawab pertanyaan baik oleh penyidik maupun oleh Visioner. Namun sesekali, dia terlihat meminum air mineral dan kemudian bercerita tentang apa yang memotivasinya membunuh korban. “Pada Jum’at subuh Minggu lalu, saya dianiaya oleh korban. Saya dianiaya tanpa alasan oleh korban. Akibatnya, saya mengalami sejumlah luka memar. Dan karena hal itulah saya menyiman dendam terhadapnya,” kata pelaku yang bekerja sebagai tukang kebun dan juga mengaku sebagai buruh gilingan ini.

Diakuinya, Rabu sore (22/8/2018) merupakan saat yang sangat tepat baginya untuk menuntaskan dendam terhadap korban. Sebab, di TKP sekaligus tempat arena balap liar itu dia memastikan hadirnya korban. Sementara tombak yang digunakan untuk menusuk korban hingga tewas, disimpanya pada gubuk di sebuah kebun milik warga.

“Perkiraan saya bahwa korban ada di lokasi itu memang tepat. Tiba di TKP, saya langsung menusuknya menggunakan tombak pada pinggang bagian belakangnya. Dan selanjutnya, saya juga menusuk pakai tombak pada bagian tumbuhnya yang lain. Awalnya, dia mau melawan. Namun, saya justeru lebih cepat menghantamnya dengan tombak. Setelah itu, saya meninggalkannya dan kemudian datang menyerahkan diri ke Mapolsek Wera,” tandasnya.

Menariknya, korban juga diakuinya sebaga sahabatnya sendiri. Persahabatan antara dirnya dengan korban terjalin sejak lama. Tetapi diakuinya, persahabatan itu harus berakhir ketika dirinya dianiaya oleh korban. Mirisnya, hanya karena persoalan itu akhirnya dia menghabisi korban dengan tombak miliknya sendiri (milik pelaku). Kendati demikian, pelaku mengaku tidak pernah main-main ke rumah korban. Kecuali, sesekali korban pernah memberikan rokok kepadanya jika bertemu di jalan.

“Bicara menyesal, saya tidak menyesal sedikitpun kalau mengingat perlakuannya terhadap saya. Tetapi, saya menyesal ketka mendengar mendengar kabar bahwa dia telah meninggal dunia. Dan atas meninggalnya dia, sebagai manusia ya saya pun meminta maaf yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak terutama kepada keluarga korban,” ujarnya.

Iptu Akmal Novian Reza, S.IK (Kasat Reskrim Polres Bima Kota
Merujuk pada cerita anda, apaah membunuh memang sudah direncanakan sejak awal?. Pertanyaan tersebut pun dijawabnya dengan nada santai. “Saya tidak tahu soal sengaja atau tidaknya membunuh korban. Tetapi, peristiwa itu terjadi secara spontanitas. Sebelum menusuk korban menggunakan tombak itu, sayapun semat bertanya kepada korban tentang kenapa dia menganiaya saya. Kini saya tidak bisa menjelaskan apa-apa, kecuali harus menerima risiko hukum atas peristiwa ini. Sekali lagi, saya mintaan maaf kepada semua pihak, dan sayapun menyesal telah melakukan hal itu,” pungkas pelaku lima anak ini.

Singkatnya, pelaku kini harus mendekam didalam penjara akibat tindak pidana pembunuhan yang dilakukannya terhadap korban. Secara terpisah, Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, Iptu Akmal Novian Reza, S.IK yang dimintai komentarnya membenarkan adanya kejadian tersebut.


“Kasus ini dipicu oleh dendam lama. Pelaku menusuk korban dengan tombaknya sendiri. Terdapat lima luka tusukan di tubuh koran hingga ia meninggal dunia. Kini pelaku sedang diperiksa di Sat Reskrim Polres Bima Kota. Kepada penyidik, korban mengakui perbuatannya. Yang jelas, pelaku secara resmi telah dinyatakan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan,” jelas Akmal, Rabu malam (22/8/2018).

Akmal kemudian menjelaskan kronologis kejadiannya. Pada Hari Rabu tanggal 22 Agustus 2018 pukul 14.30 wita bertempat di So Oi Silo Desa Mawu Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima- tepatnya di kebun milik Jufrin alias Goli telah terjadi Kasus penusukan yang mengakibatkan Muhaimin warga RT 19/07 dusun Tololai Desa Mawu Kecamatan oleh pelaku bernamaBaharuddin warga asal Desa Kabanta Kecamatan Wera Kabupaten Bima.

“Adapun Kronologis kejadiannya, awalnya korban duduk di rumah Kades Mawu yang terletak di dusun Mawu tepatnya di pantai di Mawu bersama Saiful A. Latif. Selanjutnya korban Korban keluar dengan Saiful A.Latif menuju TKP. Tiba di TKP, korban menyuruh Saiful A. Latif untuk balik ke rumah dengan guna mengembalikan sepeda motor,” ungkap Akmal.

Selanjutnya jelas Akmal, korban duduk bersantai di pondok di TKP bersama dengan lima orang temannya. Yakni nanda, saudara Guru, Fadli, Dae Iba, dan Anton. Saat itu, korban bersama lma orang temannya sama-sama duduk santai di pantai. “Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Pelaku datang dari arah belakang korban tanpa sepengetahuan rekan-rekannya, dan saat itu pula ia langsung melakukan penganiayaan dengan cara menusuk korban dengan menggunakan tombak yang dibawanya hingga akhirnya korban meninggal Dunia,” terangnya.

Akibat tusukan menggunakan tombak oleh pelaku, korban mengalami sejumlah luka. Yakni,. 3 luka pada bagian punggung, 1 luka pada bagian pantat, 2 luka pada bagian betis kanan, luka robek pada sela-sela jari kiri, luka robek pada ibu jari kiri, luka robek telapak tangan kanan, luka robek pada pangkal paha kiri dan kanan, luka robek pada paha kiri, luka robek pada bagian bawah ketiak kanan, dan luka robek pada lengan kanan, luka lebam pada paha kiri.

“Pada pukul 15.15 Wita mendengar Informasi dari warga bahwa ada kejadian pembunuhan, selanjuynya Bhabinkamtibmas Desa Mawu menginformasikan langsung ke Polsek Ambalawi, kemudian personil Polsek Ambalawi yang dipimpin oleh Kapolsek Iptu Asnun langsung ke TKP dengan mobil Patroli,” tandasnya.

Tiba di TKP Korban kemudian diangkut menggunakan Truck kayu oleh pihak Polsek Ambalawi. Sekitar pukul 15.50 Wita, korban tiba di rumah duka yang beralamat. Berbarengan dengan hal itu, tiba-tiba suasana menjadi tegang. “Karena setelah mendengar bahwa Korban meninggal dunia, selanjutnya pemuda dusun Tololai langsung melakukan aksi pemblokiran Jalan Lintas Ambalawi-Wera sekitar satu setengah Jam lamanya. Selanjutnya pihak Polsek Ambalawi melakukan penggalangan sekaligus memberikan arahan terhadap mereka yang memblokr jalan. Selanjutnya, Alhamdulillah jalan yang semula diblokir itu akhirnya dibuka kembali,” paparnya.

Sementara situasi terkini pasca kejadian pembunuhan terhadap korban, Ambalawi dalam keadaan kondusif. Sedangkan pelakunya, hingga kini sedang dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh penyidik Reskrim Polres bima Kota.

“Tersangkanya sedang diperiksa oleh penyidik. Selanjutnya, kami berharap kepada Bhabinkamtibmas Ambalawi agar tetap memonitoring perkembangan situasi pasca terbuhnya korban. Intinya, kejadian pembunuhan itu karena dendam lama dimana pelaku pernah dianiaya oleh korban dalam acara orgen tunggal beberapa waktu lalu. Sementara itu, keluarga korban kini telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada aparat penegak hukum. Dan keluarga korban mendesak agar pelaku dihukum sesuai perbuatannya,” tuturnya.

Inilah korban luka berat dari peristiwa di Rai Oi, kini masih dirawat secara intensif di RSUD Bima
Lepas dari perstiwa tragis yang terjadi di Ambalawi, peristiwa mengenaskan di moment Idul Adha 1439 H (2018) tepatnya pada Rabu petang (22/8/2018) juga terkuak peristiwa memprihatinkan di Desa Rai Oi Kecamatan Sape-Kabupaten Bima. Dalam kejadian yang terjadi pada Rabu petang itu, satu korban bernama Sahlan meninggal dunia setelah mengalami sejumlah luka bajokan di sekujur tubuhnya hingga bersimbah darah dan satu korban bernama Herman Arsyad asal Desa Rai Oi mengalami luka kritis dalam bentuk tangannya putus.. Kini korban sedang dirawat secara intensif fi IGD RSUD Bima dan masih hidup

“Kejadian di Rai Oi itu telah mengakibatkan satu orang korban meninggal dunia dan yang satunya lagi mengalami luka berat yakni tangannya putus. Dugaan dari motif kejadian di Rai Oi itu, juga karena dendam lama. Namun, kasusnya masih didalami. Oleh sebab itu, data lengkapnya akan kami jelaskan dalam waktu dekat kepada rekan-rekan wartawan,” sebut Akmal.

Atas kejadian tersebut, Kapolres Bima Kota AKBP Ida Bagus Winarta, SIK bersama sejumlah pasukan langsung meluncur ke Sape untuk mengamankan situwasi agar tidak membias ke hal lainnya. Dan sampai malam ini (Rabu), Kapolres Bima Kota masih berada di Sape untuk mengupayakan perdamaian warga di Dua Desa. “Hingga malam ini, pak Kapolres Bima Kota masih berada di Sape. Beliau bersama pihak Polsek Sape sedang berupaya mendamakan warga di dua Desa. Soal situasi pasca kejadian tersebut, Sape masih berlangsung kondusif,” tandasnya.

Dan pada pasca kejadian yang sebelumnya sempat menegangkan itu, atas perjuangan keras pihaknya berhasil menangkap seorang terduga pelaku berinisial HR. Terduga pelaku berhasil dibekuk dalam waktu kurang dari 24 jam. Yang bersangkutan (HR), diakuinya telah digiring ke Sat Reskrim Polres Bima Kota untuk ditangani lebih lanjut. “Terduga pelaku berinisial HR kini sedang diperiksa di ruang Sat Reskrim Polres Bima Kota. Pak Kapolres Bima Kota hingga sekarang masih di Sape, dan kami berharap agar kedua warga segera berdamai. Sebab, seorang terduga pelaku berinisial HR sedang diamankan di Mapolres Bima Kota,” harapnya.
Nampak Dandim 1608 Bima, Letkol Inf. bambang Kurnia Eka Putra sedang memegang punggung Warrga di Rai Oi
Upaya pengamanan pasca terjadinya kasus pembunuhan baik yang terjadi di Ambalawi maupun di Desa Rai Oi Kecamatan Sape, juga meibatkan pihak Kodim 1608 Bima dibawah kendali, Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra. Tepatnya usai kejadian tersebut, Bambang bersama pasukannya yang juga melibatkan Babinsa di dua wilayah langsung turun ke lapangan untuk mengarahkan masyarakat guna menahan diri, menjaga suasana kondusif di masing-masing wilayahnya dan menyerahkan dua kejadian tersebut kepada aparat penegak hukum. "Setelah di Ambalawi, saya bersama sejumlah personil TNI langsung ke Sape untuk ikut terlibat mengamankan situasi wilayah di sana," tandas Dandim 1608 Bima, Letkol Inf. Bambang Kurnia Eka Putra, Rabu malam (22/8/2018).

Dandim yang sering ikut terlibat dalam mengamankan wilayah di Bima ketika terjadi konflik ini menambahkan, situasi keamanan di Ambalawi maupun Sape kini sudah berlangsung kondusif. Namun, baik aparat Polri  (maupun TNI sampai sekarang masing berjaga-jaga di Sape dengan tujuan mengantisipasi agar tak terjadi kemungkinan pasca terjadinya kasus peristiwa pembunuhan di Rai Oi tu. "Suasana di sana sudah sangat kondusif sekarang. Namun beberapa personil TNI dan aparat Polri masih berjaga-jaga di sana untuk mengantisiasi adanya kemungkinan pasca terjadinya kasus pembunuhan itu," ungkasnya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.