Sikap Tegas Pemkab Bima Soal Mahalnya Harga Gas, Dua Agen Elpiji Dipanggil

Rakor Terkait Harga Gas Elpiji.

Visioner Berita Kabupaten Bima-Belakangan ini, masyarakat Kabupaten Bima dihadapkan dengan persoalan harga Loquifield Petroleum Gas (Elpiji) bersubsidi. Menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima mengambil sikap tegas. Bentuknya, melakukan monitoring  disejumlah Kecamatan. 

Hasilnya, ditemukan kenaikan harga yng cukup signifikan dibeberapa Pangkalan. Harganya Rp 20 ribu hingga bahkan Rp 30 ribu. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) hanya Rp 15 Ribu.

Atas temuan itu, Pemkab menggelar Rapat Koordinasi (Rakor). Rakor dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima, Drs H Taufik HAK, M.Si, dengan mengundang Kabag Ekonomi Setda Bima Hariman, SE dan Disperindag Kabupaten Bima.

Selain itu, juga ada Dua Agen LPJ sebut saja  Manager PT. Bima Indah Gemilang, Agus Rusmanto, SE, dan Manager PT. Putra Raksasa Agung Cahaya Utama, Arif Rahman.

Sekda Taufik, dihadapan peserta rapat mengatakan, harga LPG bersubsidi ditingkat konsumen  melampui HET.

"Itu berdasarkan hasil monitoring dan pantauan di beberapa kecamatan, juga atas laporan masyarakat," terang H.Taufik Jum'at (2/7/2021).

Sekda membeberkan, kenaikan harga tersebut terjadi hampir di seluruh Pangkalan yang ada. Harganya variatif sekitar Rp 20.000 sampai Rp 30.000 per tabung.

"Padahal harga di tingkat pangkalan ke masyarakat sebesar Rp15.000 per tabung, sesuai Het yang ditetapkan," ungkapnya.

Menurutnya, kenaikan harga oleh Pangkalan dipicu  adanya pembayaran tambahan ke sopir dan kernet sebesar Rp1.000 per tabung. Padahal pembayaran telah dilakukan melalui aplikasi Bimola sesuai harga ketentuan yakni Rp14.000 per tabung.

‘’Kenaikan harga ini justru terjadi di tingkat Pengecer, karena mereka mengambil langsung di Pangkalan yang ada," tandasnya.

Temuan lain di Lapangan sebut Sekda, pangkalan cenderung menjual ke Pengecer daripada ke pengguna (masyarakat). 

"Jadi tak heran bila  masyarakat sulit mendapatkan elpiji. Sehingga harus membeli di pengecer walau denga harga yang jauh lebih tinggi," terangnya.

Karena itu dirinya meminta agar persoalan ini segera dicarikan solusi yang tepat. Terutama penyaluran yang dilakukan agen sebagai mitra langsung Pangkalan.

‘’Harga di Pangkalan harus sesuai HET. Karena elpiji tabung 3 kg subsidi Pemerintah untuk masyarakat miskin. Aturanya jelas begitupun dengan harganya," tegas H.Taufik.

Menanggapi persoalan tersebut, Manager PT Bima Indah Gemilang, Agus Rusmanto, SE, mengaku kenaikan harga yang terjadi di tingkat Pangkalan sebagai mitra agen akan ditindaklanjuti dengan teguran tertulis.

"Selain itu, juga akan dikeluarkan himbauan  agar menjual sesuai HET yang telah ditetapkan," akunya.

Terkait adanya kenaikan harga, pihaknya beralasan karena  Margin cukup rendah. Sementara alokasi tabung ke masing-masing Pangkalan masih sedikit yakni  50-60 tabung per minggu.

"Itu masih jauh dari standar," kilahnya.

Agus berharap, kedepannya Pemerintah dapat menambah quata  elpiji subsidi.Mengingat jumlah quata yang ada sekarang masih belum cukup, sehingga menimbulkan pesoalan di masyarakat.

"Bila perlu dibuatkan kartu kendali sebagai pengawasan, agar setiap saat dapat  dikontrol," pungkasnya. (FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.