Masjid Raya Al-Muwahiddin Akan Tuntas di Pemerintahan Lutfi-Feri
Pun Visioner Mengulas “Kegagalan Pemerintahan Sebelumnya”
Namun, kondisi bangunan Masjid
tersebut yangf terlihat saat ini terungkap dari hasil bantuan yang dinilai
seadanya oleh Pemkot Bima yang ditambah lagi oleh adanya upaya penggalangan
dari yang bersumber dari berbagai pihak dibawah kendali Yayasan yang dibentuk
sejak lama. Kisah yang tak kalah menyedihkan, konstruksi bangunan Masjid
tersebut terlihat sudah berjamur. Kondisi itu terjadi sejak beberapa tahun
silam. Namun, kini sudah mulai diatas secara perlahan-lahan oleh anak-anak muda
potensial-salah satunya adalah arsitektur bernama Dedy.
Benarkah?, inilah pernyataan Lutfi
saat menggelar acara Jumpa Pers degan puluhan Wartawan di aula utama Walikota
Bima, Senin (1/10/2018). “Janji kamui untuk menuntaskan pembangunan Masjid Raya
Al-Muwahiddin Bima ini akan dituntaskan, Insya Allah tetap diwujudkan. Saat ini, penanganan pembangunan Masjid Raya
ini yang sebelumnya dikelola oleh Yayasan kini sudah kami take over (diambil
alih oleh Pemkot Bima). Jika demikian adanya, maka Masjid ini sudah menjadi
milik Pemkot Bima (asset Pemerintah Daerah),” tegasnya.
Masjid Raya Al-Muwahiddin Bima Butuh Sentuhan Untuk Menuntaskannya (Dok.Foto:Para Pemburu Surga/Anak-Anak Muda Potensial Penggalang Dana) |
Visioner Berita Kota Bima-Puluhan tahun lamanya, Masjid Al-Muwahiddin
Kota Bima dihadapkan dengan sebuah kondisi sekaligus mengundang tanya serta
kekhawatiran tentang penuntasannya. Dari Pemerintahan Bupati Bima, Drs. H.
Zainul Arifin, Bupati Bima, H. Feri Zulkarnain ST (Almarhum), Walikota Bima
Drs. HM. Nur. HA.Latif dan Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin dan Pemerintahan
Bupati Bima, H. Muhammad Syafrudin M.Pd-sarana ibadah yang juga diakui sebagai
salah satu yang tertua di Bima ini tak mampu dituntaskan pembangunannya.
Masjid yang dinilai sebagai
satu-satunya Icon Bima ini, dibongkar di zaman Pemerintahan Zainul dan kemudian
dijanjikan untuk membangunnya kembali dengan menampilkan yang terbaik sesuai
janji. Namun, janji itu tak berbanding lurus dengan janji Zainul saat itu.
Ketika Zainul kalah di Pilkada, berharap Pemerintahan Feri (Almarhum) dapat
melanjutkannya.
Tetapi tak bisa dinafikan,
bantuan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sejak masjid itu dibangun kembali pasca
dirobohkan oleh Pemerintahkan Zainul. Bentuknya, percikan anggaran dinilai tak
sesuai harapan. Hasilnya, sampai sebelum H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH
(Lutfi-Feri) dilantik menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima perioden
2018-2023-kondisi pembangunan Masjid ini tak kunjung jua tuk diselesaikan.
Semoga Doa dan Ikhtiar Keduanya (Lutfi-Feri) Diizabah Oleh Allah SWT |
Catatan pentingnya, dari hasil
karya nyata anak-anak muda potensial yang ditambah oleh adanya dana hasil
penggalangan dari berbagai pihak tersebut, kini wajah Masjid Raya Al-Muwahiddin
Bima sudah mulai terlihan berbeda. Namun catatanya, hal tersebut belum cukup.
Sebab, untuk menuntaskan pembangunan Masjid yang juga menjadi kebangaan warga
Bima ini terungkap masih membutuhkan anggaran sekitar puluhan miliar rupiah.
Kini masih berbicara janji
pemerintah, tetapi pada sesi yang lain masyarakat membutuhkan jawaban riel.
Sebab, dalam catatan Media massa mengungkap bahwa serangkaian janji yang
terjadi sebelumnya hanyalah wacana hingga pada akhirnya bangunan Masjid raya “tak
lebih dari rumah rapuh yang seolah nyaris tak disentuh sebagaimana ekspektasi
publik”. Fakta-fakta tersebut, tak bisa dibantah, sebab indikasinya nampak dan
terdengar jelas melalui keluhan darin tahun ke tahun.
H. Muhammad Lutfi, SE-Feri
Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) telah dilantik dan mulai bekerja sebagai
Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023. Pasngan yang berangkat dari
masyarakat biasa ini, pun pernah berjanji akan menyelesaikan pembangunan Masjid
Raya Al-Muwahiddin Bima selama massa pemerintahannya. Janji Lutfi-Feri
tersebut, terkuak pada visi-misinya pada saat berkompetisi di Pilkada Kota Bima
periode 2018-2023. Dan, dan niat mulia itu juga masuk dalam visi-misinya hingga
janji menempatkan penuntasan pembangunan Masjid ini pada skala perioritas.
Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE pada Moment Jumpa Pers (1/10/2019) |
Kebijakan mengambil alih
penanganan pembangunan masjid Raya dari Yayasan tersebut, diakuinya sebagai
syarat untuk merealisasikan kebijakan terkait penuntasanj pembangunannya. “Kalau
Masjid itu dibangun dengan dana hibah, tentu saja tidak mungkin bisa
menyelesaikannya sampai puluhan tahun sekalipun. Jika dikelola dengan dana
hibah Rp1 M per tahun, tentu penuntasan pembangunan Masjd tersebut baru bisa
diselesaikan pada 50 tahun yang akan datang. Untuk itu, kita ambil alih menjadi
Asset daerah dan Masjid itu akan menjadi Islamic Center,” tegas Lutfi.
Terkait kebijakan mengambil alih
masjid Raya tersebut, diakuinya bahwa Yayasan sudah bersedia. Soal rencana
anggaran bagi penuntasan pembangunannya, nanti menjadi kebutuhan yang akan diambil
oleh pihaknya pada tahun zamak selanjutnya.
“Itu karena kesanggupan dana
daerah ini ini, dan hal itu pasti kita alokasikan. Sementara besar bantuannya
nanti, akan ditentukan tetapi ditargetkan bantuannya untuk tahun 2019
sebesar-besarnya Rp10 M. Nanti sisanya, akan kita ambil untuk tahun-tahun
berikutnya. Intinya, Insya Allah penuntasan pembangunan Masjid Raya ini akan
dituntaskan selama massa kepemimpinan saya dengan Feri Sofiyan. Selanjutnya, ya
doakan saja,” pungkasnya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda