“Celoteh BN, Antara Pemberantasan Narkoba Vs Bungkus Oknum Sindikat Hingga Soal Pemerasan?”
Sejumlah Terduga Korban Resmi Melaporkanya
![]() |
ILUSTRASI, Dok. Gambar: google.com |
Visioner
Berita Kota Bima-Nama UH alias BN, sesungguhnya bukan hal baru khususnya di
jagad maya alias Media Sosial (Medsos). Ia disebut-sebut lantang menyerang
berbagai pihak dengan cara “brutal”, terutama elit politik di Bima melalui Akun
Medsos pribadinya (BN) kendati dalam postinganya tidak disertai dengan alat
bukti yang mutlak dipertanggungjawabkan secara hukum. Antara lain Bupati Bima yang
juga Gubernur NTB terpilih periode 2024-2029, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE
dan mantan Ketua DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Putera Feriyandi, S.IP, M.IP
(Dae Yandi).
Celakanya, sikap BN ditengarai keras tak mencerminkan kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya sebagaimana yang digaungkanya sejak dulu dan bahkan masih berlangsung sampai detik ini. Perihal yang satu ini pun ditanggapi beragam oleh berbagai pihak, khususnya di NTB. Data-data realistis yang diperoleh berbagai pihak tersebut mengungkap, antara lain daya kritis BN diduga sama sekali tidak pernah menyentuh sederetan dugaan masalah besar selama lima tahun yang melilit “mantan Elit Politik berinisial HZ”. Antara lain soal dugaan anggaran yang disebut-sebut mencapai triliunan rupiah yang sampai saat ini proses penggunaanya belum dijelaskan secara transparan.
“Cara dan Pola” BN yang dinilai tak imbang ini pun berhasil memicu sejumlah pihak melakukan penelusuran hingga sukses memperoleh sejumlah informasi penting yang mengarahkan kepada “lumpuh totalnya alur fikiran dan hati BN terhadap HZ”. Antara lain, diduga BN merupakan salah satunya yang diangkat secara resmi oleh “HZ” sebagai staf pada salah satu Lembaga resmi melalui Surat Keputusan (SK) dengan upah sebesar mendekati puluhan juta rupiah perbulan. Sayangnya, dugaan SK BN dan kawan-kawan (dkk) dikabarkan telah dianulir oleh Pemerintah lantaran ditengarai hanya maikan gaji buta “tanpa aktivitas”.
Dugaan kasus yang satu ini pun dibeberkan pernah dilaporkan secara resmi kepada pihak Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB. Namun berdasarkan informasi yang dihimpun oleh sejumlah Awak Media melaporkan, kasus ini pernah dilakukan penyelidikan oleh pihak Kejati NTB, tetapi dikabarkan bahwa upaya penyelidikanya “telah dihentikan”. Sementara alasan soal itu, hingga kini belum diketahui.
“Jangan lagi bertanya tentang pertimbangan BN yang diduga sama sekali tidak pernah menyentil “HZ” baik melalui beranda maya maupun didunia nyata. Sebab, ia diduga sangat dekat dengan “HZ”. Dan dugaan kedekatan itu, sesungguhnya bukan hal tabu bagi publik di NTB. Sebab indikasi kedekatan keduanya pun sudah tersebar luas di beranda maya. Tetapi kami tidak mengetahui secara persis tentang definisi dan makna dari dugaan kedekatan keduanya itu. Namun kita semua berharap agar pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI terkait dugaan anggaran negara yang dinilai sangat besar. Dan kasus dugaan itu pun sempat muncul pada salah satu peristiwa politik di NTB periode 2024-2029,” beber salah satu sumber yang juga investigator di NTB kepada Media Online www.visionerbima.com, Rabu (18/12/2024).
Dugaan masalah besar tersebut, ditengarainya sebagai yang terbesar pertama kali di NTB. Dan di dalamnya juga dijelaskan adanya dugaan anggaran Ratusan Miliar Rupiah “dalam kemasan kontraktual”. Sayangnya duga sumber, “masalah besar” dimaksud sangat sepi dari pemberitaan Media Massa di NTB pula.
“Kita juga berharap agar Satgas Khusus (Satsus) yang telah dibentuk secara resmi oleh Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto segera melirik dugaan-dugaan yang ditengarai dilakukan oleh “HZ” itu. Antara lain soal dugaan gratifikasi melalui jual-beli paket proyek serta mutasi-mutasi antar institusi Pemerintah. Pertanyaan apakah dugaan anggaran sangat besar tersebut juga mengalir ke BN?, tentu saja kita tidak tahu. Tetapi kuat dugaan bahwa BN itu “akrab dengan HZ” dan bahkan keduanya pernah terlibat pada salah satu acara bernuansa politik di Kabupaten Bima beberapa bulan silam,” ungkap sumber.
Sumber kemudian mengungkap tentang antara lain hasil penelusuran terkait BN itu. BN disebutnya pernah berdomisili dalam waktu yang lumayan lama di Denpasar-Bali guna melanjutkan studi di salah satu Kampus. Seiring dengan perjalanan waktu dan masa studinya, ia berpindah domisili di Mataram-NTB. Konon sembari berjuang demi keadilan dan kebenaran, BN diduga pernah membuka bisnis semacam kedai kopi di salah satu Rumah dan Toko (Ruko) di Mataram-NTB pula.
“Usahanya tersebut dibangun dan sempat berjalan lancar di masanya “HZ”. Namun kini, diduga Cafe tersebut telah bangkrut. Sedangkan soal anggaran untuk sewa Ruko yang diduga dijadikan Cafe oleh BN tersebut, pun kami tidak tahu. Yang jelas, “sarana hiburan” tersebut kini tak lagi beroperasi seperti sedia kala,” tutur sumber.
Masih soal BN, pada minggu-minggu terakhir ini jagad maya dihebohkan oleh poster sejumlah oknum Polisi, aktivis sosial, beberapa orang perempuan dan lainya yang disebut sebagai bandar Narkoba di wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu oleh BN. Antara lain H, H, T, D, L, I dan lainya. Celakanya, pada postingan yang sudah beredar luas di beranda maya tersebut BN tidak menyertakan alat bukti pendukung guna memperkuat keyakinan publik tentang keterlibatan sederetan nama yang dituding oleh BN dimaksud.
Yang tak kalah menariknya, dalam kaitan itu BN diduga bukan menyerang oknumnya. Tetapi dinilai mencemarkan nama institusi Polri. Indikasi itu ditemukan melalui postingan BN tentang adanya sejumlah nama yang masih menggunakan atribut Polri. Oleh sebab itu, kasus dugaan pencemaran institusi Polri tersebut dijelaskan telah dilaporkan secara resmi ke Mapolda NTB. Sedangkan BN, dikabarkan telah melaporkan sejumlah nama oknum ke Direktorat Propam Polda NTB.
Namun sebelumnya, terpantau di beranda maya bahwa BN juga mempostingan bukti Screen Shootnya (SS) hasil percakapana dengan seseorang berinisial D. Pada narasi percakapan melalui SS tersebut, diduga BN menuding D berada di belakang bandar Narkoba. Namun dalam percakapan melalui SS tersebut, BN tidak merangkai dugaan keterlibatan D sebagai pembeking bandar Narkoba di Bima. Dan melalui percakapan lewat SS tersebut, diduga muncul penyebutan bahwa BN dihubungi oleh oknum preman yang mengintimidasinya.
Tak hanya itu, melalui percakapan via WhatssApp (WA) yang di SS tersebut juga muncul kesan BN yang “marah-marah” terhadap D. Usut punya usut, diduga bahwa sebelum percakapan melalaui SS tersebut tersebar luas di beranda maya tersebut didahului oleh dugaan upaya “pemerasan” oleh BN terhadap D. Yakni diduga minta uang untuk ongkos pulang. Tetapi hal itu dijelaskan tidak diamini oleh D.
“Diduga sebelumnya BN pernah minta sejumlah uang kepada D. Dan kini diduga minta uang lagi, tetapi tidak diamini. Dugaan permintaan uang tersebut pun bocor di permukaan dan selanjutnya ditengarai BN marah-marah hingga memposting sejumlah nama di beranda maya,” ujar sumber yang dekat dengan D kepada Media ini, Rabu (18/12/2024).
Dugaan minta uang ongkos pulang oleh BN, dibeberakan bukan saja kepada D. Tetapi juga diduga kepada dua nama yang berdomisili di Kabupaten Bima dan di Kabupaten Dompu.
“Pada Minggu yang bersamaan, BN diduga meminta uang untuk ongkos pulang kepada dua nama dimaksud. Dugaan permainanya sama yakni meminta uang, menekan dan mempsoting foto objeknya di beranda maya jika permintaanya tidak diamini,” duganya.
Pada postingan yang heboh dalam minggu-minggu terakhir ini, BN juga menyebut nama salah seorang aktivis kemanusiaan berinisial L. Pada postingan tersebut, BN menuding L adalah salah satu bandar Narkoba di wilayah Kecamatan Sape-Kabupaten Bima. Dan melalui Pemberitaan beberapa Media Online di NTB, BN menuding bahwa L mengaku kepadanya memperoleh Narkoba jenis sabu kepada seseorang berinisial H. Konon kata BN, pengakuan L tersebut berlangsung melalui percakapannya via Massanger.
Karena nama dan fotonya beredar luas di ruang publik (Medsos), L dan keluarganya serta rekan-rekan pun bereaksi keras. Selasa (17/12/2024), aktivis Mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) ini menggelar aksi demonstrasi di Mapolres Bima Kota. Aksi demonstrasi tersebut dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa Bima dan puluhan keluarga dari Sape. Dan aksi demonstrasi tersebut, dikoordinir oleh Muhammad Yunus, SH (Korlap).
Pada moment aksi tersebut, Yunus dkk mendesak agar Polri segera menangkap dan memintai pertanggungjawaban BN secara hukum. Pasalnya, BN telah mencemarkan institusi Polri. Indikasi itu ditemukan oleh pihaknya melalui postingan BN di beranda maya. Lebih jelasnya, pada postingan tersebut terlihat adanya sejumlah nama yang menggunakan atribut Polri.
“Tangkap dan adili BN secepat mungkin. Sebab, yang dia serang itu bukan oknum Polisi. Tetapi institusinya. Karena melalui postingan tersebut tidak disertai dengan alat bukti yang bisa dipertannggungjawabkan secara hukum, maka kuat dugaan bahwa BN menekan sejumlah nama dan kemudian memerasnya. Untuk itu, kami yakin adanya dugaan maksud tertentu dibalik serangan babi butanyanya BN tersebut. Oleh sebab itu, kami mendesak agar BN segera ditangkap, diadili dan dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan pada postingan tersebut, BN tidak mengedepankan azas praduga tak bersalah, tetapi langsung menuding” tandas Yunus.
Yunus menegaskan, menjustifikasi orang lain tanpa didukung oleh fakta-fakta autentik merupakan pelanggaran yang berpotensi menjeratnya secara hukum pula. Sementara tudingan BN terhadap sederetan nama melalui postinganya itu, ditegaskanya antara lain L hingga saat ini tidak berstatus sebagai terlapor dalam kasus tindak pidana kejahatan Narkoba.
“Aneh memang, sejumlah nama yang hingga kini belum berstatus sebagai terlapor langsung dijustifikasi oleh BN sebagai bandar Narkoba. Jika APH menyatakan bahwa sejumlah nama itu hingga kini belum berstatus sebagai terperiksa (terlapor) oleh APH, tetapi kok dengan mudah dan lantang BN menuding mereka adalah bandar Narkoba. Oleh karena BN bukanlah perangkat hukum, maka patut diduga adanya motif lain di belakangnya. Pun kini muncul bahwa ia diduga minta uang terlebih dahulu sebelum memposting sejumlah nama itu di beranda maya dan itu sangat erat kaitanya dengan dugaan pemerasan,” duga Yunus.
Sementara L yang dimintai tanggapanya terkait postingan BN itu, justeru menyikapinya dengan senyuman. Baginya bahwa akasi demonstrasi yang digelar bersama Aliansi Mahasiswa tersebut merupakan langkah sangat serius sekaligus bantahan kerasnya yang tentu saja mendesak BN mempertanggungjawabkanya secara hukum pula.
“Dia menyebutkan bahwa saya pernah mengaku kepadanya memperoleh sabu kepada seseorang berinisial H melalui Chatting denganya, demi Alllah dan demi Rasulullah itu bohong besar. Oleh karenanya, saya pastikan bahwa dalam kaitan itu BN mengarang bebas sebuah cerita. Dan cerita yang dikarang bebasnya itu disuguhkan di ruang publik agar khalayak umum mempercayainya. Sekali lagi, saya tegaskan pernah Chatting melalui Massanger dengan BN, tetapi tidak ada kaitanya dengan soal Narkoba dan tidak pernah pula menyebut nama H. Bukti Chatting itu hingga kini ada di saya dan masih ada di Massanger saya pula. Katanya pejuang demi keadilan dan kebenaran kok berani menyebar luaskan kebohonganya di ruang publik?. Intinya, BN sudah saya laporkan secara resmi kepada Polisi. Dan saya berharap agar hukum bisa ditegakan secara nyata terkait laporan tersebut,” tegas L.
Upaya menyeret BN ke proses hukum juga dilakukan oleh seorang perempuan asal Kabupaten Bima berinisial IM. IM mengadukans ecara resmi BN melalui Unit SPKT Polres Bima Kota pada Selasa (16/12/2024). Upaya hukum itu dilakukan IM karena merasa sangat keberatan bahwa fotoya yang diposting secara bersamaan dengan sejumlah nama terduga di beranda Medsos oleh BN.
“Saya tidak kenal dengan BN. Tetapi setelah saya melihat foto saya yang dipostingnya di Medsos bersama sederetan nama itu, saya langsung menghubunginya melalui Massanger. Dan melalui Massanger itu pula, saya sudah memberitahukan akan melaporkanya secara hukum. Dan dalam kaitan itu, ia mempersilahkan untuk melaporkanya kepada APH,” ungkap IM.
Masih soal “kisah kusutnya BN”, sekitar dua bulan silam jagad maya dihebohkna yang yang bersangkutan dan ditanggapi secara beragam oleh para Netizen. Dalam kaitan itu, BN memposting foto seseorang dan menuding bahwa yang bersangkutan adalah kartel Narkoba wilayah Bima.
Alih-alih celoteh tersebut ditindaklanjuti secara hukum yang disertai dengan alat bukti yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum pula, namun pada akhirnya diduga secara diam-diam BN membangun upaya negosiasi melalui sejumlah delegatornya. Alhasil, diduga celoteh BN dalam kaitan itu berujung Rupiah senilai Rp 40 juta. Dan diduga kuat pula, anggaran puluhan juta dari “hasil gawe celoteh” di beranda Medsos itu ditengarai telah dinikmati oleh BN.
“Kisah kusut ini” ditegaskan sempat membuat BN terdiam sekitar lebih dari 1 bulan lamanya. Namun diduga kuat kini BN kembali dengan modus operandi yang sama. Yakni diduga menekan sejumlah nama dan meminta uang. Namun jika permintaanya tidak diamini oleh objek, maka diduga langkah selanjutnya memposting foto objeknya di beranda Medsos guna mendapatkan apresiasi dan dukungan serius dari para Netizen.
“Ya, uang puluhan juga itu sudah dinikmati oleh BN. Kini dia diduga kuat memainkan modus operandi yang sama memalui Medsos yang diawali dengan menjadikan ditengarai Medsos ia jadikan sebagai sarana untuk meloloskan upaya pemerasan. Kalian masih percaya dengan slogan BN itu?, tetapi sesungguhnya kami sangat meragukanya. Sebab, ia dalam kaitan itu tidak sedang berceloteh suci soal pemberantasan Narkoba melalui Mimbar Masjid atau di acara-acara resminya kaum Muslimin. Oleh sebab itu, patut di duga adanya “potensi sindikat” di belakang BN itu pula,” duga salah seorang aktivis berinisial IR, Kamis (12/12/2024).
“Nyanyian BN” soal pemberantasan peredaran Narkoba khususnya di wilayah Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu diakuinya bukanlah hal baru. Tetapi hal itu dilakukanya sejak lama, namun hingga detik ini tak seorangpun terduga pelaku bandar beserta barang-bukti yang bisa dipertannggungjawabkanya secara hukum yang dilaporkanya kepada APH. Oleh karenanya, patut diduga bahwa upaya BN dalam kaitan itu lebih kepada memuluskan tujuan pribadinya yakni mendapatkan uang dari objek yang diserangnya.
“Kita patut mencurigai adanya oknum terduga sindikat di belakang BN ini. Kecurigaan itu diduga bermula dari tak munculnya foto oknum terduga sindikat yang diposting secara bersamaan dengan foto sederetan oleh BN pada Akun Medsos milik pribadinya itu. Pertanyaan seriusnya apakah oknum terduga sindikat itu dekat dengan BN atau sebaliknya?, mari kita telusuri secara bersama-sama. Ok kita sangat setuju bahwa kejahatan Narkoba mutlak didukung secara bersama-sama demi menyelamatkan Negara dan masa depan generasi kita. Tetapi dalam kaitan itu, akan menjadi tidak mulia upaya kita terfokus pada satu sisi saja, tetapu sengaja membungkus oknum terduga sindikat lainya. Semoga BN tidak sedang berada dalam lingkaran kejahatan konspiratif bernama Narkoba,” harapnya.
Informasi tentang sosok BN ini pun kini dibongkar oleh seseorang berinisial JM. JM menduga adanya peran elit politik dan terduga sindikat di belakamng BN. Dalam kaitan itu, JM mendesak Satgasus bentukan Presiden RI tersebut akan segera menelusuri sekaligus menadalami jejak-jejak BN itu.
“Dugaan permainan ini teramat mudah untuk dibaca, kok Bung. Bagaimana mungkin para bandar Narkoba bisa dibekuk oleh Aparat ketika namanya sudah terposting terlebih dahulu di beranda maya. Misalnya ketika nama si A yang hendak ditangkap oleh Aparat, yang jelas kabur duluan sebelum ditangkap karena identitas dan fotomnya sudah dipostingan terlebih dahulu di Medsos. Lha, yang dilakukan oleh BN itu apakah mau nangkap kartel Narkoba atau justeru menghimbau agar para bandar lolos dari sergapan Satgasus?. Dan cara kerja BN ini terkesan sangat aneh, sebab strategi pengungkapan kasus kejahatan luar biasa itu mutlak dilakukan secara senyap,” tegas JM, Kamis (19/12/2024).
Cara kerja BN dalam kaitan itu, diduganya mirip strategi “Mafia” yang “ingin menguasai wilayah” dengan cara membersihkan terlebih dahulu “mafia lainya” pada wilayah yang ingin dikuasainya. Dugaan kejahatan konspiratif tersebut, ditengarainya melibatkan banyak oknum. Antara lain mantan sindikat, calon sindikat dan istrumen lainya, menggunakan sistem berbagi peran.
“Pada dasarnya, secara pribadi saya mengapresiasi niat baiknya BN dalam kaitan itu. Sebab, kita juga sepakat untuk menyapurata para oknum Kartel Narkoba khususnya di Bima dan Dompu untuk tujuan mulia yakni menyelamatkan daerah dan para generasi serta masadepanya dari jeratan Narkoba. Tetapi secara pribadi pula, maaf jika saya sangat apatis ketika melihat cara BN melalui beranda maya itu. Kalau berantas, ya lakukan strategi senyap dong. Jangan justeru membongkar terlebih dahulu di ruang publik,” keluh JM.
Pun JM menduga bahwa aksi yang dilakukan oleh BN di beranda Medsos tersebut erat kaitanya dengan “gerakan titipan” dari oknum tertentu. Dugaan titipan tersebut katanya, bukan tidak mungkin oleh oknum elit politik, mantan terduga sindikat dan atau terduga calon sidikat. Pasalnya, peran-peran yang diduga dilakukan oleh BN tersebut dominan terjadi pada musim perhelatan politik, antara lain Pilkada.
“Nyanyinya BN itu diduga selalu saja muncul pada musim politik (musiman). Oleh karena itu, jangan-jangan ada oknum Politisi pula di belakang BN ini. Apakah oknum Politisi itu berkorelasi dengan soal Narkoba atau sebaliknya, entah lah. Tetapi saya juga kaget soal BN yang diduga melakukan pemerasan kepada objek sebelum memposting sejumlah nama pada Akun Medsos pribadinya itu, lho kok bisa,” tanya JM dengan nada serius.
Hingga berita ini ditulis, diinformasikan ada lima laporan Polisi oleh sejumlah terduga korban BN ke Mapolres Bima Kota. Secara terpisah hal itu dibenarkan oleh kapolres Bima Kota, AKBP Yudha Pranata,S.IK, SH melalui Wakapolres setempat, Kompol Herman, SH. Antara lain laporan terkait dugaan kebencian, penghinaan dan lainya.
“Ya, untuk lebih jelasnya silahkan rekan-rekan Wartawan mengkonfoirmasi langsung Kasat Reskrim Polres Bima Kota. Tetapi secara umum, ada beberapa laporan sejumlah terduga korban yang sedang ditangani oleh Penyidik,” sahut Herman dengan nada singkat, Kamis (19/12/2024). (JOEL/RUDY/AL/DK/RIS)
Tulis Komentar Anda