Dengan Tanpa Membedakan-Inilah Kemuliaan Hati Warga Tionghoa di Bima Untuk Sesama

Dari arena donor darah oleh PSMTI Bima (31/3/2018)
Visioner Berita Kota Bima-Membantu sesama atas nama cinta dan kasih sayang dengan tanpa membeda-bedakan Suku, Agama, status sosial dan lainnya merupakan kewajiban setiap orang. Waga keturunan Tionghoa yang berdomisili di Bima misalnya, meski dengan jumlah yang sangat sedikit namun seringkali terlibat dalam kegiatan sosial-membantu warga asli Bima dengan berbagai kegiatan. Bentuk bantuan mereka (warga Tionghoa Bima), diantaranya memberikan sumbangan kepada korban bencana banjir bandangdi penghujung tahun 2016, partisipasi menyumbang daguing Qurban dan kegiatan sosial donor darah.  

Sabtu (31/3/2018), warga Tionghoa Bima yang tergabung dalam Peguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) kembali menggelar kegiatan kemanusiaan. Yakni donor darah, dan kegiatan tersebut dibantu oleh pihak RSUD Bima melalui Dokter H. Sucipto berserta jajarannya serta pihak PMII. Para pendnor darah, datang dari berbagai kalangan.

Diantaranya TNI, Polri, Wartawan, Pengusaha, pihak NAM Air Bima yang menghadirkan Kacabmya, Fahmi Fauzan dan seorang karyawannya yakni Esty, mahasiswa dan sejumlah pihak lainnya. Sedikitnya puluhan kantong darah yang berhasil diperoleh pada kegiatan mulia ini.

Kacab NAM Air Bima, Fahmi Fauzan (paling kiri) melakukan tensi darah sebelum di donor
“Kegiatan donor darah ini, kami lakukan setiap tahunnya. Dalam setahun, bisa tiga kali kami melakukan donor darah di sejumlah tempat. Pihak RSUD Bima, kami mintai bantuannya untuk terlibat dalam kegiatan ini. Kali ini merupakan kegiatan donor darah keenam yang kami lakukan,” jelas Ketua PSMTI Bima, Windra kepada sejumlah awak media di sela-sela kegiatan yang diselenggarakan di sebelah barat lapangan Sera Suba-Kota Bima, Sabtu (31/3/2018).

Pada setiap kali kegiatan donor darah yang dilakukannya selama ini, pihaknya berhasil memperoleh sedikitnya 140 kantong darah dari para pendonornya. Sementara target kali ini katanya, yakni sekitar 200 kantong darah. Darah yang sudah terkumpulkan tersebut, akan diserahkan kepada Unit Transfusi Darah (UTD) pada RSUD Bima.

“Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang kami lakukan, dan akan terus berjalan. Sebabm, di tak sedikit pasien di RSUD Bima yang mengeluhkan kurangnya stok darah. Oleh karenanya, dengan kegiatan ini kami dari PSMTI Bima mencoba dan akan terus bergerak untuk membantu melalui kegiatan donor darah semacam ini. Termakasih kepada semua pihak termasuk rekan-rekan wartawan, karena telah ikut memberi kontribusi dalam kegiatan donor darah ini. Kedepannya, diharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat juga ikut dalam kegiatan mulia ini. Motivasi utama PSMTI dalam kegiatan ini, lebih kepada membantu sesama,” terang Windra.

Foto bersama pihak PSMTI Bima dengan sejumlah pihak di sela-sela kegiatan donor darah
Sementara itu, Dokter H. Sucipto yang dimintai komentarnya menjelaskan, pihak RSUD Bima pada tiap tahunnya selalu saja mengalami kekurangan stok darah. Akibat kekurangan ketersediaan darah tersebut, muncul insiatif dari berbagai pihak seprti PSMTI Bima dan sejumlah pihak lain membangun kegiatan donor darah dengan menghadirkan banyak pendonor.

“Kebutuhan yang baru terpenuhi saat ini hanya 600 kantong darah. Sementara total kebutuhan yang sesungguhnya, jauh lebih besar dari itu. Oleh karenanya, mari kita semua berpartisipasi membantu pasien di RSUD Bima yang membutuhkan darah. Dengan menyumbang darah bagi mereka, itu berarti kita telah membangun ladang amal untuk Akhirat kelak. Kami apfresiasi dan berterima kasih kepada PSMTI Bima, rekan-rekan wartawan, TNI dan Polri serta sejumlah pihak lain yang hari ini (31/3/2018) telah menyumbang darah. Jangan pernah bosan untuk berbuat baik,” harap Cipto.

Dokter senior Bima ini juga menjelaskan, Menteri Kesehatan (Menkes) RI telah menganjurkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mendonor darah secara suka rela guna membantu pasien yang membutuhkan darah. Anjuran tersebut, juga ditujukan kepada keluarga.

Dua pasien tak diizinkan tuk mendonor karena tekanan darahnya rendah
“Dalam setiap bulannya, kami mendapatkan 400 kantong darah yang diperoleh dari donor keluarga dan donor komersil. Untuk donor komersil ini, dilakukan di pangkalan ojek dan lainnya dengan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp350 ribu per kantongnya. Dan biaya yang dikeluarkan itu, juga menjadi jawaban dari pertanyaan masyarakat tentang kenapa harus membayar darah di RSUD Bima. Maksudnya, pasien tidak membayar dara-tetapi mengeluarkan biaya pengganti yang dipergunakan bagi donor darah komersil itu,” terang Cipto.

Ungkap Cipto, dulu untuk mendapatkan darah bisa dengan sangat mudah. Maksudnya, atas sterilnya darah dari para pendonornya dulu, darah bisa langsung masuk alias bisa digunakan oleh pasien yang membutuhkannya. Namun seiring dengan pergantian zaman, proses pendonoran darah membutuhkan proses dan tahapan yang lumayan sulit sebagaimana anjuran kesehatan. Misalnya, kesehatan para pendonornya harus diperiksa terlebih dahulu, demikian pula dengan kondisi fisiknya.

dr. H. Sucipto
“Kalau sekarang, setiap pendonornya harus diperiksa terlebih dahulu sebelum darahnya didonor. Yakni kondisi fisiknya, kesehatannya dan lainnya. Jika sebelum pendonoran tidak tidak dicek terlebih dahulu, tentu akan berbahaya bagi kami di RSUD. Intinya, darah yang disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan adalah yang sehat,” papar Cipto.

Liputan langsung sejumlah awak media pada moment tersebut melaporkan, kendati banyak warga yang mendonor darah, namun ada juga beberapa orang yang tidak melakukan hal yang sama (donor darah). Alasannya, setelah ditensi ternyata darah mereka hanya mencapai 100 alias tergolong dara rendah. “Kalau yang darahnya tergolong rendah, jelas mereka tidak boleh mendonor. Rata-rata yang didonor hari ini adalah yang tekanan rata-ratanya 120,” pungkas Cipto. (Rizal/AL./Gilang/Nana/Buyung/Wildan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.