Luar Biasa, Masjid Agung Semarang Dapat Masukan Rp1 M Perbulan

Feri Sofiyan, SH: Ada Pola Yang Bisa Diterapkan di Masjid Al-Muwahiddin
Tampilan Dari Bagian Luar Masjid Agung Semarang-Jateng
Visioner Berita Semarang, Jateng-masih dalam rangkaian kegiatan APEKSI ke-XIV tahun 2019 di Kota Semarang-Jateng, Jum’at (5/7/2019) mengunjungi Masjid Agusng Semarang. Masjid ini diakui sebagai salah satu yang terbesar di Asia. Luas lahanya sekitar 24 hektar. Bangunannya sangat indah dan megah termasuk soal interiornya.

Tak hanya itu, untuk naik ke menara Masjid Semarang menggunakan sistim lif. Dari lantai atas, Masjid, para pengunjung bisa memanjakan mata terhadap indah dan bagusnya Kota Semarang bahkan Jateng secara keseluruhan. Kembali ke ruang di dalam Masjid Agus Semarang, terlihat tak hanya dijadikan sebagai pusat Ibadah Umat Islam. Tetapi, juga ada ruang rapat dan lainnya.

Pada sisi luarnya Masjid ini, terdapat sejumlah hal-hal penting yang diakui sebagai penyumbang dana terbesar untuk pengembangan sekaligus pembangunan rumah Ibdah ini. Diantaranya tempat parkir, Perpustakaan, Kulliner, toilet, hotel, taman dan lainnya termasuk stand penjualan sovenir. “Saya melihat seluruh sisi Masjid tersebut sangat luar biasa. Mulai dari sisi luar, interior dan tampilan bangunannya sangat indah dan megah. Masjid tersebut bukan saja dijadikan sebagai tempat Ibadah Umat Islam. Tetapi, juga memberlakukan berbagai kegiatan yang mendatangkan anggaran sebesar Rp1 M per bulanya,” tandasnya.

Wakil Waklikota Bima, Feri Sofiyan, SH Saat Disambut oleh BKM di Masjid Agung Semarang
Pada kunjungan yang dinilai istimewa tersebut, feri mengaku disambut oleh Ketua BKM setempat yang juga teman mantan satu Komisi HM. Lutfi, SE saat menjadi anggota DPR RI yakni Prof, Dr KH. Noor achmad yang didampingin oleh Dr. H. Muhyidin M.Ag. “Setelah lama-berbincang, Pak Noor ini ternyata masih menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI. Dia mengaku teman dekatnya Walikota Bima sekarang,” tandas Feri.

Pada moment perbincangan yang berlangsung lama tersebut, Feri menerima informasi dari Ketua BKM Agung Semarang bahwa di sana mempekerjakan sebanyak 150 orang warga dengan gaji sesuai standar Upah Minim Provinsi (UMP) setempat. “Gaji 150 orang pekerja dan pembangunan serta pengembangan Masjid diperoleh dari hasil pengelolaan berikut pekarangannya. Di pekarangan Masjid tersebut, yang terjadi bukan saja tingginya antusiasme kunjungan warga pada tiap harinya. Tetapi, juga tumbuh enterpreneur baru yang mampu menampilokan kreasi dalam mendatangkan uang,” terang Polisi kawakan yang akrab disapa Bang Feri ini.

 Wisatawan yang berkunjung ke Masjid Agung Semarang, bukan saja warga setempat. Tetapi, juga datang dari berbagai daerah di luar Semarang. “Intensitas kunjungan wisatawan yang cukup tinggi pada tiap harinya tampaknya menjadi sumber pendapatan paling penting bagi pengelola Masjid ini. Sejarahnya, Masjid ini dibangun sekitar 20 tahun silam, tepatnya dizaman Gubernur Jateng sekaligus mantan Pandam setempat yakni bibi Waluyo. Dan menurut sejarah, dalah pada bangunan Masjid serta pekarangannya seluas sekitar 24 hektar itu semula milik seorang Pengusaha (warga keturunan). Selanjutnya, direbut kembali oleh warga Semarang dan kemudian dijadikan areal pembangunan Masjid,” tutur Bang Feri.

Rasanya Bang Feri termotivasi dari berbagai sisi Bangunan dan hal lainnya di Masjid Agung Semarang ini. Maksudnya, ada pola-pola tertentu dari pengelolaan Masjid ini untuk diterapkan di pada Masjid Al-Muwahiddin Kota Bima walau tak mampu menyamai sisi bangunannya.

Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH Sedang Berbincang Dengan Ketua BKM Masjid Agung Semarang
“Pengelolaan tempat parkir dan pusat kegiatan ekonomi serta wisata religi di Masjid Agung Semarang ini sesungguhnya bisa kita terapkan pada Masjid Agung Al-Muwahiddin Bima. Demikian pula dengan design interior Kantor Sekretariatnya serta pusat kegiatan musyawarah bagi umat. Bangunan Lif menuju menara pada Masjid Agung Semarang ini, juga kita berlakukan di Masjid Al-Muwahiddin Kota Bima. Tak hanya itu, pekarangan Masjid Agung Semarang yang juga dijadikan sebagai tempat pernikahan warga juga bisa kita terapkan di Masjid Al-Muwahidin Kota Bima. Insya Allah, sejumlah hal penting tersebut akan kita bahas setelah kembali ke Kota Bima,” tutur Bang feri.

Lepas dari itu, Bang Feri menambahkan bahwa PAD per tahun Kota Senilai RP7 Triliun. Sumber PAD Kota semarang adalah dari sektor pajak, ekonomi bisnis, Pariwisata, Perhotelan, Kuliner, UMKM dan lainnya termasuk soal perdagangan dan jasa. Pertumbuhan investiasi di Semarang, diakuinya sangat bagus karena seluruh masyarakat Semarang sangat wellcome dari sisi keamanan dan kenyamanan kepada para Investor.

“Semua pergerakan postifi bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Semarang pun sangat baik. Dan dari sejumlah sisi penting itu juga kita bisa terapkan di Bima. Tak ada kerusuhan di semarang, jaminan kemananan-kenyamanan bagi Investasi di Semarang juga sangat baik. Dan sesungguhnya hal itu pula bisa kita terapkan di Bima,” imbuhnya.

Kota Semarang diakuinya sangat bersih. Tak ada sampah yang berserahkan di berbagai wilayah di Semarang. Itu semua terjadi karena tumbuhnya kesadaran partisipasi Pemerintah dengan seluruh warga di Semarang. Warga Semarang diakuinya memiliki kesadaran yang sangat tinggi terkait lingkungan bersih, indah dan rapi serta nyaman. Pohon-pohon dan bunga tumbuh dengan baik di rindang dan sejuk di Semarang karena kesadaran warganya menanam pohon dan bunga sangat tinggi. “Kita harus menjadikan Kota semarang sebagai contoh untuk ditumbuh-kembangkan di ;Kota Bima ini,” pungkas Bang Feri. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.