Edukasi Penggunaan Pestisida Terbatas Berbasis Lingkungan dan Keselamatan, ALISHTER Gandeng Distan dan Dikes
Wakil Bupati Bima:Sudah Saat Bermigrasi Dari Jagung
ke Kemiri
Visioner Berita Kabupaten Bima-Penggunaan obat-obatan pertanian yang salah satunya pestisida oleh para petani, khususnya di Kabupaten Bima dinilai mengabaikan soal keselamatan diri alias tanpa tanpa menggunakan Alat Pengamanan Diri (APD). Tak hanya itu, dugaan pengabaian yang sama juga terkait penggunaan pestisida tanpa memikirkan kerusakan lingkungan pada objek (lahan) pertanian.
Dua hal penting yang “diabaikan” tersebut, dijelaskan telah berakibat buruk bagi kesehatan diri para para petani. Antara lain terjadi iritasi pada bagian kulit, muntah-muntah dan lainya. Hanya saja, hingga detik ini belum ditemukan adanya korban meninggal dunia akibat penyemprotan untuk tujuan membunuh gulma alias hama pada lahan-lahan pertanian tersebut.
Tetapi dampak buruk lainya dalam kaitan itu, dibeberkan terjadi pada tumbuhan yang sejatinya berfungsi untuk menjaga lingkungan sekitar tetap dalam kondisi sehat. Atas dasar dua hal itu, kini hadir puluhan Perusahaan terakreditasi baik secara Nasional maupun Internasional yang tergabung dalam sebuah wadah yakni Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (ALISHTER).
ALISHTER hadir khususnya di Kabupaten Bima sejah setahun silam dan bahkan masih berlangsung sampai dengan saat ini. Esensi dari kehadiran ALISHTER di Kabupaten Bima tersebut, dijelaskan lebih kepada melakukan edukasi kepada para petani terkait penggunaan pestisida terbatas berbasis lingkungan dan keselamatan diri.
Dijelaskan, edukasi tersebut lebih kepada mempertimbangkan keselamatan diri para petani dan memastikan lingkungan tetap dalam kondisi sehat dalam setiap penyemprotan pestisida pada lahan-lahan pertanianya. Selasa (24/6/2025) ALISHTER kembali hadir melakukan hal yang sama di Aula Lengge Na’e di Desa Maria Kecamatan Wawo-Kabupaten Bima.
Moment edukasi yang mengangkat tema “Training Of User Pestisida Terbatas” tersebut, ALISHTER menggandeng Dinas Kesehatan (Dikes) dan Dinas Pertanian (Distan) pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Liputan langsung sejumlah Awak Media melaporkan, moment yang mengangandung makna sangat penting bagi kselamatan diri para petani dan kesehatan lingkungan ini di hadiri oleh para petani yang juga dari delegasi dari seluruh Desa yang ada di Kecamatan Wawo.
Moment penting ini juga dirangkaikan dengan edukasi secara langsung yang melibatkan Dikes dan Distan Kabupaten Bima. Kegiatan edukasi di penggunaan pestisida terbatas berbasi Lingkungan tersebut melibatkan Tutor dari Distan Kabupaten Bima. Sementara penggunaan pestisida terbatas pada lahan pertanian berbasil keselamatan diri para petani melibatkan Tutor dari Dikes Kabupaten Bima.
Kegiatan ini dilaksanakan pada dua Balkon berbeda yang dijelaskan telah direncanakan dari awal oleh pihak ALISHTER. Moment penting ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Bima, dr. H. Irfan Jubaedi, Kepala Bappeda Kabupaten Bima, Plh. Distan Kabupaten Bima dan Kepala BPBD setempat serta Koordinator dan Penyuluh Pertanian di Kabupaten Bima pula.
Moment penting tersebut juga dirangkaikan dengan selebrasi penggunaan pestisida terbatas berbasis keselamatan diri dan kesehatan lingkungan yang dipimpin secara langsung oleh pihak ALISHTER serta Distan dan Dikes Kabupaten Bima. Masih berdasarkan liputan langsung sejumlah Awak Media, para petani ari seluruh Desa di Kecamatan Wawo menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada pihak penyelenggara kegatan ini (ALISHTER), Wakil Bupati Bima, Distan Kabupaten Bima dan Dikes setempat.
Para petani tersebut menyatakan, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi keselamatan mereka serta ke depan memastikan menjamin keselamatan lingkungan terkait penggunaan pestisida secara terbatas pada lahan-lahan pertanian mereka pula. Tak hanya itu, para petani setempat berharap agar kegiatan yang sama dilakukan secara terus menerus di seluruh wilayah di Kabupaten Bima. Sebab, hal itu diakui oleh mereka sebagai bentuk kepedulian pihak Penyelenggara dan pemerintah terhadap keselamatan diri para petani dan lingkungan pada masing-masing lahan pertanian.
ALISHTER adalah organisasi yang menghimpun 40 perusahaan di bidangnya, mitra petani dan pemerintah dalam hal pengelolaan produk perlindungan tanaman parakuat diklorida. Hal itu dikemukakan oleh Staf Khusus (Stafsus) ALISHTER Indonesia, Bagus Fajar Fadhilah dihadapan para peserta di moment yang dinilai bermakna penting dimaksud.
Bagus menegaskan, kegiatan ini berorientasi kepada memberikan pemahaman secara utuh kepada masyarakat tani (petani) terkait pengunaan Herbisida yang mengutamakan keselamatan diri dan lingkungan pada masing-masing lahan pertanian yang dikelolanya.
“Pelatihan pengunaan Herbisida diharapkan bermanfaat untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan,” harapnya
Dijelaskanya, Herbisida berbahan aktif parakuat diklorida merupakan Herbisida terbatas pakai di Indonesia dan didasari oleh beberapa pertimbangan teknis. Untuk mengunakan Herbisida tersebut terangnya, setiap penguna Herbisida harus didahului oleh pelatihan dan petani yang dilatih tentu saja wajib memiliki sertifikat.
Bagus menyatakan, Pengurus ALISHTER di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dijelaskanya telah melakukan kegiatan yang sama sebanyak dua kali di Kabupaten Bima. Namun secara Nasional tandasnya, pelatihan telah dilakukan sebanyak 372 di Kabupaten/Kota. Sedangkan total jumlah petani yang dilatih di berbagai Kota/Kabupaten di Indonesia oleh pihaknya tersebut mencapai angka sekitar 37.000.
Dan dari puluhan ribu petani yang dilatih tersebut, diakuinya telah memiliki sertifikat atau surat keterangan pelatihan selain. Selain itu, pihak ALISHTER juga telah melaksanakan pelatihan mandiri tanpa sertifikat itu dengan total petani sekitar 800.000 orang. Kegiatan ini dilaksanakan sejak para kuat ada dan masih berlangsung sampai sekarang.
“Harapan kami ke depannya akan banyak lagi petani yang akan kami jangkau untuk mendapatkan pelatihan ini. Selain tujuan memberikan pemahaman tentang penggunaan pestisida terbatas, juga sedikit menambah keterampilan dan tambahan informasi terkait dengan penggunaan pestisida terbatas pula,” harapnya.
Bagus kemudian sampaikan apresiasi dan terimakasih kepada pada pejuang swasembada pangan, petani Kabupaten Bima. Hal tersebut diakuinya atas dukungan dan dedikasinya terhadap berbagai program berkaitan dengan kehidupan para petani yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah di tahun 2025. Yakni swasembada pangan yang telah tercapai.
Bagus kemudian memaparkan, pestisida parakuat merupakan pestisida terbatas parakuat diklorida untuk membunuh gulma yang bersifat racun kontak dengan merek dagang yang sangat banyak. Menurutnya, kegiatan ini sangatpenting bagi para petani yakni terkait dengan penggunaan pestisida secara terbatas dengan tetap mempertimbangkan keselamatan diri serta lingkungan pada masing-masing lahan pertanianya.
“Melalui pelatihan ini, kita sama-sama menggandeng teman-teman user petani agar menggunakan pestisida khususnya para kuat di klorida ini secara bijaksana. Maksudnya aman bagi petani juga serta aman pula lingkungan pada masing-masing lahan pertanianya,” tutur Bagus.
Disela-sela kegiatan tersebut, Wakil Bupati Bima, dr H Irfan menyempatkan diri hadir. Pada kesempatan itu pula, Irfan menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada pihak ALISHTER. Sebab,ALISHTER juga ikut memberikan kontribusi nyata, terutama soal pengetahuan tentang penggunaan pestisida secara terbatas berbasis keselamatan diri dan lingkungan kepada para petani, khususnya di Kabupaten Bima.
Berkaitan dengan penggunaan pestisida ujar Irfan, para petani di Bima kedepan akan lebih paham tentang tata cara penggunaanya, sehingga aman bagi petani dan aman pula bagi kandungan hasil pertaniannya. Namun jika pestisida digunakan berlebihan tegas Wakil Bupati berbasis displin Ilmu Kedokteran ini, tentunya akan berdampak negatif bagi kesehatan petani serta konsumen mengkonsumsi hasil pertanian.
Moment kegiatan ini juag dirangkaikan dengan pemberian cindera mata berupa baju oleh pihak ALISHTER kepada Wakil Bupati Bima. Tak hanya itu, apda moment yang sama pihak ALISHTER menyerahkan piagam penghargaan kepada para petani setempat. Piagam pnghargaa tersebut juga diberikan kepada puluhan petani Milenial di Kecamatan Wawo.
Piagam penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Wakil Bupati Bima kepada para petani dimaksud. Usai menyerahkan piagam penghargaan tersebut, para petani juga sempat berbincang-bincang dengan Wakil Bupati Bima. Dan di momet yang sama, Wakil Bupati Bima menyarankan agar mulai saat ini para petani berfikir keras untuk memigrasikan tanaman pada masing0-masing lahanya dari jagung ke tanaman yang bernilai ekonomis serta ramah lingkungan.
“Antara lain menanam pohon kemiri. Kemiri memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Hanya saja masa panenya membutuhkan waktu lima tahun sekali. Kemiri hanya ditanam satu kali, tetapi bisa tumbuh dan panen hingga puluhan tahun ke depanya. Oleh sebab itu, kemiri memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan biaya penanamanya sangat efisien. Sementara jagung, itu ditanam dalam satu kali satu tahun. Hasilnya pun belum tentu memberikan keuntungan signifikan bagi para petani, kecuali banyak ruginya,” beber Wakil Bupati Bima. (JOEL/RUDY/AL/DK/DINO)
Tulis Komentar Anda