Ini Sejarah Perdana, Bawang Sai Soromandi Tembus ke 6 Negara di Asean
Inilah Bentuk Bawang Sai Yang Lolos ke 6 Negara di Asean |
Maksudnya,
bawang asal Sai ini diterima oleh 6 negara tersebut karena mutu dan kualitasnya
sangat baik (bawang konsumsi). Hal tersebut dikemukakan oleh salah seorang
penangkar-sebut saja M. Yamin. Ke 6 negara yang menerima bawang asal Sai
Soromandi itu, yakni China, Thailand, Singapore, Malaysia, Brunai Darussalam
dan Philipina.
“Alhamdulillah
penjualan bawang asal Sai Kecamatan Soromandi terima oleh 6 negara tersebut.
Yang dijual ke 6 negara tersebut adalah bawang konsumsi kelas super. Dan ke 6 negara tersebut, juga menerima bawang super asal Desa Pai Kecamatan Wera dan
bawang dari Kabupaten Sumbawa,” ungkap Yamin kepada Visioer pada kegiatan
penting di Marina Hotel Kota Bima beberapa hari lalu.
Total
jumlah bawang yang dijual ke 6 negara tersebut terangnya, yakni sebanyak 300
ton. Harga jual bawang konsumsi kelas super yang diperoleh dari Sai, Pai dan
Kabupaten Sumbawa ke 6 negara tersebut adalah Rp30 ribu per Kg. “Dari 300 ton bawang tersebut
laris terjual di 6 negara dimaksud,” tandasnya.
Yamin
kembali menjelaskan, selanjutnya ke 6 negara tersebut kembali ingin membeli
bawang konsumsi kelas super dari Sai, Pai dan Kabupaten Sumbawa. Namun karena
harganya tidak cocok, Yamin mengaku menunda ekspor ke 6 negara tersebut. “Sampai
sekarang mereka masih meminta, namun kami terpaksa harus menundanya karena
harganya yang relatif rendah. Maksudnya, jauh lebih rendah dari harga sebelumnya,”
katanya.
Yamin
kembali menjelaskan, ke 6 negara tersebut menerima bawang dari Sai, Pai dan
Sumbawa karena mutu dan kualitasnya sangat baik untuk dikonsumsi, dan lebih
enak lagi untuk dinikmati setelah digoreng. “Aroma bawang kita ini berbeda
dengan bawang di daerah lain. Rasanya juga enak, pedes, manis dan bentuknya bulat
dan sangat besar karena tumbuh di atas tanah dengan unsur haranya yang sangat
tinnggi. Itulah yang membuat ke 6 negara tersebut sampai sekarang ingin
membelinya. Sayangnya, harga yang mereka tawarkan sekarang sangat rendah.
Itulah yang membuat kami harus meninda permintaan mereka. Intinya, bawang kita
menurut mereka sangat bagus untuk dikonsumsi,” ulasnya.
Yamin
kemudian bercerita tentang awal dari proses bawang Sai, pai dan Sumbawa itu
bisa lolos ke 6 negara tersebut. “Awalnya saya menemukan seorang teman yang
ikut tender bawang putih di Kabupaten Magelang-Jawa Tengah (Jateng). Dia
kemudian meminta bawang super kepada saya, Permintaan tersebut, yakni
menggunakan PT. Grolian.
M. Yamin (dua dari kiri) berpose Bersama Dengan Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE (Dua Dari Kanan) Usai Kegiatan Penting di Marina Hotel Kota Bima Beberapa Hari Lalu |
Dari
hasil penjualan bawang ke 6 negara tersebut, diakuinya banyak keuntungan yang
diperolehnya. Lepas dari itu, Yamin menyatakan, sebagai orang Bima harus bangga
karena bawang dimaksud bisa tembus ke 6 negara. “Sekali lagi, kita harus bangga
dan bersyukur. Karena, bawang tersebut bisa lolos sampai ke 6 negara di Asean.
Dan ini merupakan sejarah perdana,” urainya.
Selain bawang
Sai katanya, bawang di Desa Sampungu dan sekitarnya juga memiliki mutu dan
kualitas yang sama. Sebab, letak geografis wilayah penanamannya sama dengan
unsur hara tanah yang sama pula. “Sai dan Sampungu adalah satu daratan. Mutu
dan kualitas bawangnya juga sama,” pungkas Yamin.
Ramdani, SH (Gion) Bersama Bawang Sai Kelas Super |
“Kelebihan
bawang daerah Bima khususnya Sai dan Sampungu
yakni kualitasnya sangat baik dan mampu bertahan lama sehingga dalam prose
pengiriman antar Provinsi maupun antar
pulau tidak memudarkan warnanya dan
tidak mudah busuk,” tandas Gion.
Tokoh
muda Sai sekaligus Caleg terpilih periode 2019-2024 asal Partai Golkar ini
kemudian menceritakan tentang wilayah penguiriman bawang yang dilakukannya
slama ini. Yakni Makasar-Sulsel, Semarang-Jateng, Brebes-Jabar, dan bahkan ke
Marauke. “Selama ini Alhamdulillah bawang jkita ini tidak pernah dikeluhkan
oleh penerimanya di sejumlah daerah di Indonesia tersebut. Dan, mereka mengakui
bahwa mutu dan kualitas kita sangat baik alias terjamin,” beber Gion.
Gion
kemudian berharap, selaku petani yang juga merangkap sebagai pedagang serta
anggota Dewan terpilih agar pemerintah pusat melalui Menteri Pertanian (Mentan) untuk
menyetop impor bawang. Tujuannya, agar harga bawang pada petani khususnya di
Bima bisa naik.
“Dan
dengan hal itu, tentu saja para petani bawang tidak mengaami kerugian. Sebab,
banyaknya biaya pemeliharaan dan pembelian obat-obatan pertanian tentu saja
membutuhkan anggaran yang sangat besar (mahal). Oleh karenanya, lewat
kesempatan ini berharap agar pemerintah pusat bisa menyetop bawang impor,”
harapnya. (RIZAL/GILANG/FAHRIZ/RUDY/JASMIN)
Tulis Komentar Anda