Walikota Bima Bicara Tegas di Pesta HUT Kemerdekaan RI, Ulama Jangan Dijadikan Juru Do’a

Walikota Bima (kanan)-Wakil Walikota Bima (kiri) Tertawa Lepas di Moment Tasyakuran HUT kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019 (18/8/2019)
Visioner Berita Kota Bima-Minggu malam (18/8/2019), Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menggelar kegiatan Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019. Pada moment tersebut, Visioner berhasil menangkap sesuatu yang sangat menarik. Yakni disaat Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE menyampaikan sambutan singkatnya.

Lebih jelasnya, pada moment tersebut Walikota Bima yang mengusung Jargon Perubahan bersama Feri Sofiyan, SH (Wakil Walikota Bima, Red) ini memaparkan sejumlah pointer ketegasannya. Yakni, Lutfi menyatakan ketidakrelaanya menjadikan Ulama (Ketua MUI Kota Bima) dijadikan sebagai juru Do’a. Komentar pedasnya tersebut, yakni setelah Ketua MUI Kota Bima yang pada moment tersebut dijadikan sebagai pembaca Do’a.

“Pada moment ini, saya menyatakan tidak rela Ulama (Ketua MUI) dijadikan sebagai juru Do’a. Sebab, Ulama (Ketua MUI) adalah Tokoh yang lebih dari yang lain dan harus diposisikan sebagaimana mestinya,” tegas Lutfi yang disambut yel-yel (tepuk tangan) olah ratusan rundangan yang hadir pada moment itu.

Untuk kedepan, Lutfi menegaskan agar tidak menempatkan Ulama untuk menjadi juru Do’a pada kegiatan penting yang dilaksanakan oleh Pemkot Bima. Sebab, Ulama merupakan pengayom umat, tak terkecuali di dunia Pemerintahan termasuk di Kota Bima. “Saya ingatkan agar kedepan tidak memposisikan Ulama sebagai juru Do’a,” imbuhnya.

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE sSedang Berbisik Dengan Ketua MUI Kota Bima di Moment Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019 (18/8/2019)
Lutfi kemudian menegaskan, memangkas uang perjalanan Dinas baik untuk pihak Legislatif maupun Eksekutif yang telah dikemas kedalam kebijakan permanen (APBD Kota Bima 2019), lebih kepada tujuan untuk memanfaatkannya untuk kebutuhan daerah dan masyarakat Kota Bima. “Selama menjadi Walikota Bima, saya tidak pernah tidur di Hotel yang nilainya di atas Rp1 juta. Paling tinggi saya menginap di kamar hotel seharga Rp1 juta dan ada pula yang harganya Rp700 ribu.

Ketegasan tersebut, yakni menyusul dipangkasnya uang perjalanan Dinas Walikota Bima dimana sebelumnya Rp7 juta per hari menjadi Rp4 juta per hari. “Semuanya harus dimulai dari diri kita sendiri. “semua dipangkas termasuk di uang perjalanan dinas di DPRD Kota Bima. Esensi dari pemangkasan itu, lebih kepada memanfaatkan uang negara ini untuk kepentingan masyarakat dan daerah. Rela atau tidak rela, kita harus siap menerima kebijakan tersebut. Sebab, kebutuhan daerah dan masyarakat kota Bima adalah lebih diutamakan,” tegas Politisi Partai Golkar yang dua periode duduk di Komisi VIII DPR RI ini.

Menyinggung soal HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019, Lutfi mengaku bahwa pasca bebasnya Indonesia dari belenggu penjajah baik Belanda maupun Jepang adalah lebih kepada menikmati hasil dari jeripayah para pejuang yang telah berdarah-darah dalam merebut kemerdekaan.

“Kita harus bersyukur dan berterimakasih besar kepada para pejuang Kemerdekaan RI. Selanjutnya, kita harus mengisi sejumlah sisi penting bagi kehidupan daerah dan masyarakatnya yang masih terbelenggu oleh kesengsaraan di berbagai sisi baik di bidang ekonomi, kesejahteraan maupun pembangunan (fisik maupun psikis, Red). Setelah merdeka, bukan berarti kita telah bebeas. Tetapi masih banyak pekerjaan penuh tantangan, salah satunya membebaskan rakyat khususnya Kota Bima dari berbagai model kesengsaraan,” tegas Walikota Bima sebagai yang pertama di Indonesia mewujudkan BPJS gratis kepada puluhan ribu warga miskin di Kota Bima ini,.

Ketua DPRD Kota Bima, Samsurih, SH Menyerahkan Piala Kepada Fitriani sebagai Juara Lomba Olimpiade Sains Matematika Tingkat NTB, Fitriani di Moment Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI
Umur pemerintahan Lutfi-Feri baru sekitar 10 bulan. Namun diakuinya sudah memberikan makna penting yang berkorelasi langsung dengan nilai-nilai Kemerdekaan. Membangun Masjid bernama Muhammad Nur Latif di pekarangan kantor Walikota Bima dan sekarang fisiknya sudah mulai terlihat merupakan bagian dari menterjemahkan arti dan makna Kemerdekaan.

“Hal itu dimaksudkan bukan saja mengenang Almarhum HM. Nur Latif (mantan Walikota Bima) yang telah menyumbangkan karya terbaiknya melalui pengabdian nyatanya sebagaio Walikota Bima saat itu, juga mempertimbangkan Mushola di lantai dua kanto Walikota Bima yang sangat sempit untuk beribadah. Bayangkan saja, setip kita melaksanakan kegiatan Sholat berjama’ah saja di Musholah itu harus bergiliran karena sangat sempit. Oleh karenanya, kami harus membangun masjid ini untuk menjawab kebutuhan Ibadah tersebut baik untuk Sholat lima waktu maupun untuk kegiatan Jum’atan,” terang Lutfi.

Masjid Agung Al-Muwahidin Bima yang selama ini dinilai terkatung-katung soal pembangunan fisiknya, pun mapu dijawab oleh Pemerintahan Lutfi-Feri. Yakni menggelontorkan uang senilai Rp10 miliar per tahunnya dan dijanjikan akan diselesaikan dalam jangka waktu selama tiga tahun kedepannya dengan menggunakan sistem multi yeras. “Hal ini merupakan jawaban dari janji saya dengan Bang Feri. Dan dalam kaitan itu, kita tidak boleh membiarkan keluhan masyarakat secara terus-menerus,” tegasnya lagi.

Wakil Ketua DPRD Kota Bima, Alfian Indra Wirawan, SE Berfoto Bersama Salah Satu Mata Lomba di Moment Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019
Pada Pemerintahan Lutfi-Feri ini, juga tercatat mampu menjawab tuntutan sekaligus kebutuhan warga pasca bencana banjir bandang tahun 2016. Yakni terkait dengan penuntasan target penyelesaian pembangunan rumah relokasi di Jatiwangi dan Kadole. Hal itu, sekaligus menjawab target pelaksanaan anggaran dari JICA senilai Rp360 miliar tahun 2019.

“Ratusan kelompok pemuda tahun 2019 kita berdayakan sebagai salah satu kegiatan tumbuh-kembangnya usaha baru di Kota Bima. Kebijakan yang bersumber dari APBD 2 Kota Bima ini, juga merupakan bagian lain dari pemenuhan janji Lutfi-Feri yang digaungkan disaat Pilkada. Hal-lain yang dilakukan juga ada kendati umur Pemerintahan Lutfi-Feri ini baru berjalan sekitar 10 bulan. Kita ingin memaknai arti Kemerdekaan walau dengan anggaran yang dinilai sangat minim,” tandasnya. 

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Sekda Kota Bima, Drs. H. Muhtar Landa, MH pada moment tersebut. Muhtar Landa menyatakan, pameran pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemkot Bima selama lima hari di lapangan Sera Suba merupakan rankaian dari menyambut HUT kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019. Pada moment tersebut, Pemkot Bima menggelar berbagai kegiatan spektakuler. “Bukan saja memamerkan berbagai potensi, tetapi pada moment tersebut Pemerintahan Lutfi-Feri sukses menyatukan semua Etnis yang ada di Kota Bima untuk terlibat di dalamnya. Dan hal itu, tercatat sebagai yang pertama kali terjadi di Kota Bima,” tandas Muhtar Landa. Dio Moment Pameran itu pula, semua menikmatinya terutama para pelaku bisnis termasuk pedagang kaki lima,” terangnya.

Ketua Pengadilan Raba-Bima Menyerahkan Piala dan Uang Tunai kepada Pelajar Berprestasi di Moment Tasyakuran HUT RIke-74 Tahun 2019
Rasa aman dan nyaman serta kondusif pun diakuinya tercipta selama pameran pembangunan itu berlangsung. Selain itu, berbagai potensi milik Kota Bima pun dipamerkan pada moment terrsebut, salah satunya kain tenunan yang menjadi kekhasan Bima. “Pada moment tesebut, juga diberikan penghargaan kepada pemilik stand terbaik serta hadiah jutaan rupiah kepada sejumlah mata londa termasuk Qasidah Rebana. Pemberian penghargaan kepada para juara dalam kaitan itu, juga merupakan yang pertama kali dalam sejarah pelaksanaan pameran pembangunan di Kota Bima,” tandas Muhtar.

Masih dalam liputan langsung Visioner pada moment Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI ke-74 2019 di Kota Bima tersebut, kegiatan itu juga dirangkaikan dengan penyerahan hadiah. Yakni penyerahan secara simbolis penghargaan wira karya kencana(WKK) dari BKKBN pusat tahun 2019 kepada Ikatan Bima Indonesia (IBI) yang diterima langsung oleh Nurfauziati, AMD, KEB, SKM yang didampingi oleh Kepala Dinas PP dan KB setempat, Nurjanah S.Sos. Selain itu, juga diberikan piagam penghargaan kepada piagam penghargaan dari Kepala BKKBN pusat atas prestasi sebagai tenaga profesional dalam mendukung keberhasilan program kependudukan keluarga berencana (KB) dan pembangunan keluarga (KKBPK) guna mewujudkan keluarga kecil dan sejahtera.

Bukan itu saja, moment tersebut juga diberikan penghargaan oleh Dinas Koperindag kepada juara lomba cerdas cermat perkoperasian tingkat SLTA se-Kota Bima tahun 2019. Yakni kepada SMAN I Kota Bima (juara I), SMKN 1 Kota Bima (juara II), MAN 2 Kota Bima (juara III), dan SMAN 4 Kota Bima sebagai juara IV. Selanjutnya penghargaan penyerahan sertifikat nomor induk koperasi yakni kepada KSP KSP Ameliah Abadi Kecamatan Rasanae Barat, KSU Bina Usaha kecamatan Mpunda, dan kepada Kopwan Nari-Nari Kecamatan Raba.

Wakapolres Bima Kota (paling kiri) dan Kasdim 1608 Bima (paling kanan) Berfoto Bersama dengan Usai Menyerahkan Nomor Induk Sertifikat Koperasi di Moment Tasyajruran HUT Kemerdekaan RI ke-74 Tahun 2019
Tak hanya itu, juga  diserahkan penghargaan dan uang tunai kepada instansi Pemerintah yangt mengikuti kegiatan lomba pemeringkatan PPID antar OPD pada lingkup Pemkot Bima tahun 2019. Juara I mmendapatkan untung tunai Rp1,5 juta yakni Dinas Perpustakaan dan Arsip, juara II mendapatkan Rp1,2 juta lebih oleh Dinas Penanaman modal, juara III Rp1 juta oleh Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), juara IV Rp750 ribu di oleh Dinas Pariwisata, dan juara V Rp500 ribu oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat (DKP).

Bukan itu saja, pada moment tersebut juga diberikan hadiah kepada Abiyyurrahman sebagai jura III lomba sain Mata Pelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) tingkat NTB yang diraih oleh SDN 05 Kota Bima. Sementara lomba Sains Matematikan tingkat SMA se NTB oleh Fitriani (juara I) dan juara III lomba Sains mata pelajaran ilmu Fisika oleh Sucitra Apriani juga diberikan penghargaan pada moment Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019.

Sementara penyerahan adiah kepada juara Qasidah rebana tingkat Kota Bima tahun 2019, diakui sudah diserahkan pada moment penutupan Pameran pembangunan Kota Bima tahun 2019 beberapa waktu lalu. Demikian pula halnya dengan penyerahan hadiah lainya termasuk lomba nyanyian tradisional Bima (diberikan pada moment penutupan Pameran pembangunan 2019). Sementara pada moment Tasyakuran HUT Kemerdekaan RI dimaksud, para penerima hadiah tersebut hanya dihadirkan untuk tampil di hadapan ratusann undangan yang hadir. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.