Dahsyat, Sekolah Dibayar Dengan Sampah

Foto Bersama Kepala Sekolah dan Guru SMK We Save Creative International Islamic School di Pesta Wirausaha di STIE Bima (8/9/2019)
Visioner Berita Kota Bima-Pesta wirausaha yang digelar di Kampus STIE Bima tertanggal 7-8/9/2019 lalu, sukses menghadirkan sejumlah karya anak-anak bangsa dalam kemasan dunia usaha. Salah satu diantaranya terpampang sebuah fenomena yang mengejutkan. Yakni, stand SMK We Save Creative International Islamic School (sekolah berbasis sampah) di Kabupaten Dompu.

Pada stand tersebut, terpampang sebuah tulisan yakni sekolah dibayar dengan sampah. Untuk menuntaskan rasa penasaran, akhirnya Visioner mendekati stand tersebut sembari melontarkan sejumlah pertanyaan. Sekolah dibayar dengan sampah, apa maksudnya?. “Sekolah dibayar dengan sampah, artinya siswa tidak membayar sekolah dengan uang. Tetapi dengan sampah,” jelas seorang Guru SMK tersebut, Silviani Agustina, S.Pd didamping Kasek setempat, Adhar Aprianto, S.Pd.

Diakuinyam, setiap hari pihak sekolah mewajibkan kepada masing-masing siswa untuk membawa sebanyak 200 buah gelas plastik bekas air mineral, saset bekas kopi instan dan lainnya. Barang bekas tersebut, diakuinya didaur ulang menjadi barang-barang yang layak untuk dijual dan kemudian diuangkan. “Sekolah ini baru berumur dua bulah lebih. Ide ini muncul dari kelembagaan (We Save Creative). Ide dari We Save Creative ini memang sudah lama, berawal dari Kursus dan kemudian berekspantif menjadi sekolah,” terangnya.

Jumlah murid di sekolah ini, diakuinya berjumlah 16 orang. Sampah plastik yang dikumpulkan setiap hari dari siswa tersebut, selanjutnya akan melalui kreativitas siswa menjadi beragam barang yang layak untuk dijual.

“Misalnya tas, pot bunga, celengan, sandal, hiasan dan lainnya. Karena barang-barang dari hasil kreativitas siswa ini baru berumur dua bulan lebih, tentu saja sampai saat ini belum ada yang dijual. Maka melalui moment pesta wirausaha ini, tentu saja menjadi kesempatan bagi kami untuk memperkenalkan kreativitas siswa SMK ini. Untuk itu, kami merasa bersyukur dan berterimakasih diundang secara resmi untuk hadir di pesta wirausaha ini,” terang Lulusan Universitas Mataram (Unram) NTB ini.  

Produk yang sudah dihasilkan dan kemudian akan dipromosikan dan dikembangkan adalah tas yang terbuat dari bungkusan kopi, pohon bonsai dari bahan plastik, barang-barang lain yang terbuat dari kardus, puket bunga dan lainnya. “Ragam barang yang bersumber dari barang bekas ini ada cekengan, bonsai yang terbuat dari lelehan plastik, rangka pensil yang terbuat dari ranting kayu yang sudah diamplas serta sudah dikupas kulitnya dan masih banyak lagi yang lainnya,” urainya.

Dalam satu minggu katanya, seluruh siswa digunakan secara full untuk berkreasi mengolah sampah menjadi beragam barang yang layak untuk dijual itu pada setiap hari Sabtu. “Pada hari Sabtu semua siswa full bekerja untuk mengolah barang bekas plastik dan dari kardus menjadi sesuatu yang klayak untuk dijual dan digunakan. “Tenaga disgner bagi kreativitas ini adalah saya sendiri. Maksudnya, saya adalah satu-satunya designer bagi siswa di sekolah ini mendaur ulang beragam bentuk sanpah menjadi barang berharga di sekolah ini,” paparnya.

Sementara tenaga pengajar di sekolah ini 16 orang. Pada sisi lainya, Pemerintah di Kabupaten Dompu belum mengetahui tentang kreativitas dunia pendidikan ini. “Pemerintah belum tahu tentang adanya sekolah ini berikut kreativitasnya. Karena, sekolah ini berawal dari kelembagaan semacam PAUD. “Jurusan utama di sekolah ini adalah Multimedia. Sedangkan mendaur ulang sampah menjadi barang berharga oleh mereka, lebih kepada mengembangkan kreativitasnya,” ucapnya.

Silviani kemudian berharap agar sekolah ini tetap konsisten membiayai pendidikannya dengan sampah. Dan diharapkan pula bahwa dengan sampah, pada saatnya nanti mereka menjadi manusia yang berguna bagi keberlangsung hidup-masa depannya. “Sampah tidak saja dianggap sebagai sesuatu yang menjijikan. Tetapi, bisa diolah menjadi barang yang dapat didaur ulang menjadi barang berharga. Dan hasil kreativitas dari sampah ini juga berguna bagi kelangsungan hidup dan masa depan manusia,” tuturnya.

Lepas dari itu, ia menjelaskan tentang hal paling esensial dari kreativitas sekolah tersebut, bukan saja bermanfaat bagi keberlangsungan hidup dan masa depan para pelaku yang terlibat di dalamnya. tetapi, juga kuat korelasinya dengan masalah lingkungan. “Esensinya, dengan kreativitas ini bisa mengurangi penumpukan sampah di berbagai wilayah khususnya di Dompu. Dengan kreativitas ini pula, tentu mencerminkan bahwa kita peduli dengan lingkungan yang sehat. Tak hanya itu, dan dengan sampah ini pula dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup dan masa depan kita,” ulasnya.

Ia  berharap, sekolah dan kreativitas siswa ini dapat dilirik oleh Pemerintah baik di Dompu maupun oleh Gubernur NTB. Pasalnya, Silviany mengaku kekurangan pada sisi modal. “Ya, kekurangan yang kami rasakan adalah dari sisi modal. Oleh karenanya, kami bergarap agar bisa dibantu oleh Pemkab Dompu maupun Gubernur NTB,” harapnya.

Ia menambahkan, dari hasil karya ini sudah dua kali pihaknya diundang secara resmi untuk study banding ke luar negeri. Saat study banding ke luar negeri tersebut, diakuinya ada beberapa barang dari hasil kreativtas siswa tersebut yang laku dijual dengan harga masing-masing ratusan ribu rupiah. (GILANG/FAHRIZ/RUDY/JASMIN)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.