Soal IID, Pemerintahan Lutfi-Feri Sukses Berada Pada Urutan ke 113 Dari 514 Kota/Kabupaten Se-Indonesia

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE
Visioner Berita Kota Bima-Pemerintahan Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH tercatat baru berumur setahun lebih. Terlepas dari sudah dan sedang membangun daerah melalui pembangunan fisik (infrastruktur), juga terdapat sejumlah prestasi lain yang diakui secara Nasional melalui piagam penghargaan.

Tak hanya itu, upaya memajukan dunia pendidikan dan kesehatan pun menjadi konsentrasi lain bagi Pemerintahan Lutfi-Feri. Betapa tidak, anggaran dunia pendidikan diakui naik menjadi 23 porsen. Itu artinya, lebih tinggi dari Pemerintahan sebelumnya. Salah satu pembuktian keberhasilanya dalam memajukan dunia pendidikan adalah lewat piagam penghargaan dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) tahun 2019.

Tak hanya itu, soal dunia kesehatan pun menjadi pusat konsentrasi lain di masa Pemerintahan Lutfi-Feri. Soal persiapan anggaran untuk dunia kesehatan yang dibebankan kepada APBD atas perintah UU sebesar 10 porsen mislanya, Pemerintahan Lutfi-Feri berhasil mendongkrak menjadi 10,6 porsesn di tahun 2019.  

Masih soal memajukan dunia kesehatan di Kota Bima, Pemerintahan Lutfi-Feri juga berhasil menyamakan level pelayanan maupun fasilitas Rumah Sakit Asakota Kota Bima dengan RSUD Bima yang telah berubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BLUD) Kabupaten Bima. Yang tak tak kalah spektakulernya, tahun 2020 Pemerintahan Lutfi-Feri sudah pasti menghadirkan 6 orang Dokter Spesiali dengan gaji paling tinggi di NTB.

Per Dokter spesialis tersebut digaji masing-masing Rp35 juta, belum terhitung soal jasa Pelayananya (Jaspel) dan lainya. Gaji 6 Dokter Sepsialis tersebut, diakui bersumber dari APBD 2 Kota Bima. Dalam rangka mewujudkan peningkatan mutu pelayanan di dunia kesehatan, tahun 2019 Pemerintahan Lutfi-Feri pun mengukir sejarah monumental. Yakni melalui pembangunan Puskesmas Rasanae Timur dengan pagi Rp3 M lebih dan Puskesmas Dara dengan pagu sebesar Rp9,1 miliar. Sementara progres fisik dari pembangunan dua Puskesmas tersebut sudash mencapai angka 96 porsen.

Tampilan fisik dua bangunan Puskesmas tersebut, jauh lebih hebat dari Pemerintahan sebelumnya. Selain menggunakan kerangka baja dan plafon serta atap multi roof, dua bangunan Puskesmas ini juga tampil eksotik yang kian memancar nilai estetika yang diakui sangat bagus jika dibandingkan dengan Puskesmas yang ada di indonesia timur khususnya.

“Dunia pendidikan harus kita tingkatkan. Orientasi lebih kepada peningkatan potensi Sumber Daya Manusia (SDM). Bantuan APBD 2 Kota Bima untuk dunia pendidikan, sudah melewati angka 10 porsen, dan semuanya tertuang dalam APBD 2 Kota Bima. Sekali lagi, bantuan anggara untuk dunia pendidikan akan terus kita tigkatkan. Sementara bantuan anggaran di bidang kesehatan, kita lebih tinggi dari Pemerintahan sebelumnya,” tandasnya.

“Masih soal bidang kesehatan di Kota Bima, tahun 2020 kita akan menghadirkan 6 orang Dokter kontrak yang gajinya paling tinggi di NTB, belum lagi soal Jaspelnya dan lainya. Lagi-lagi soal dunia kesehatan di Kota Bima, tahun 2019 kita sedang menuntaskan pembangunan dua Puskesmas termegah di Indonesia timur. Yakni Puskesmas Paruga dan Puskesmas Rasanae Timur Setelah memajukan dunia pendidika dan kesehatan di Kota Bima, maka selanjutkan kita akan fokus pada pemberdayaan,” tegas Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE kepada Visioner usai memantau pembangunan Puskesmas Paruga, Jum’at (13/12/2019).

Kadis Kesehatan Kota Bima, Drs. H. Azhari (Kiri) Bersama Menkes RI
(Kanan) Pada Acara Penting di Jakarta Belum Lama Ini
Masih di bidang kesehatan, Lutfi mengaku bahwa tahun 2019 Pemkot Bima berhasil berada pada urutan ke 113 dari 514 Kabupaten/Kota se Indonesia di bidang Inovasi. “Selanjutnya tanyakan hal itu kepada Kadis Kesehatan Kota Bima, Drs. H. Azhari,” terangnya.

Catatan peenting atas keberhasilan Kota Bima dalam kaitan itu,dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan setempat, Drs. H. Azhari M.Si. Azhari menjelaskan, sesuai dengan keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 002.6-115 Tahun 2019 tanggal 20 November 2019 tentang Penyusunan Hasil Pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) Kementerian Dalam Negeri Tahun Anggaran 2019 telah menempatkan Kota Bima pada kategori/predikat "Inovatif" dengan indeks nilai 890 urutan 113 dari 514 Kota/Kabupaten se- Indonesia. “Empat inovasi yang diikutkan adalah 3 inovasi dari Dinas Kesehatan Kota Bima yaitu Bengkel Alkes, Si Adul, Si Upin Capek Uber Rusa. Dan 1 inovasi dari Bappeda Kota Bima yaitu Si Mone,” terang Azhari.

Azhari menyatakan, Ini merupakan langkah dan terobosan awal yang baik, karena sebelumnya  Pemkot Bima tidak pernah mengikuti event-even inovasi seperti ini. Maka langkah kedepan, yakni Dinas Kesehatan Kota Bima akan terus berusaha dan mempersiapkan dengan baik untuk mengikuti kompetisi inovasi yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada awal tahun 2020.

“Sudah ada beberapa inovasi yang telah dilaksanakan pada unit kerja lingkup Dinas Kesehatan untuk disempurnakan dan dikembangkan sesuai persyaratan kompetisi. Sehingga perlu dukungan dan suport dari Pemkot Bima. Ini 10 inovasi yg kami miliki dengan moto OU-OI (ONE UNIT ONE INAVATION). Moto ini yang membuat kami berinovasi secara terus-menerus,” tegasnya.

Bahkan katanya, ada 2 inovasi yangg terbaru. Salah satunya, yakni  Sehari Bersama Dokter di Kelurahan (SABARDOK). Dan ini ujarnya, merupakan jawaban atas visi-misi Walikota-Wakil Walikota Bima, Lutfi-Feri. “Menyiapkan ambulan di setiap Kelurahan, erat kaitanya dengan memberikan kwalitas pelayanan terbaik mengarah kepada kepuasan masyarakat, dan inilah sebenarnya roh dari Akreitasi,” terangnya.

Guna mewujudkan citas-cita memajukan dunia kesehatan di Kota Bima paparnya, Jum'at  (8/8/2019) pihaknya menghadiri tiga agenda penting dengan Mennteri Kesehatan (Menkes) RI. Agenda pertama adalah penyelesaian rekon bencana 2017 yang sampai hari ini tak tuntas dengan total kerugian sarana-prasarana Alat Kesehatan (Alkes) sebesar Rp 66  miliar.

“Dalam kaitan itu, Menkes RI menyatakan setuju untuk menyelesaikanya. Namun yangdiperlukan adalah adanya rekomendasi Walikota Bima. Agenda kedua yang dibahas pada saat itu adalah soal Design Enginering detail (DED) terkait Rumah Sakit (RS) Kota Bima dengan lahan seluas 3 hektar dii Rabangodu Selatan. Dan dalam kaitan tiu Menkes RI akan turunkan timnya. Agenda ketiga adalah Pemkot mengundang Menkes RI untuk napatilas ke Kota Bima,” pungkas Azhari. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.