Jamaah Tabliq Yang Masih Diisolasi di RSUD Bima Diakui Ada Sedikit Perubahan
Kabag Humas Setda Kabupaten Bima, Chandra Kusuma, AP
|
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Seorang Jamaah Tabliq yang dibawa dari Pelabuhan Bima ke RSUD
Bima yang Kamis malam (26/3/2020), hingga kini diakui masih ditangani secara
serius di ruang isolasi RSUD Bima sebagai Rumah Sakit (RS) rujukan oleh tim
medis setempat. Kabag Humas Protokoil Kabupaten Bima, Chandra Kusuma AP pun
membenarkan hal itu. “Alhamdulillah kondisi kesehatan yang bersangkutan, saat ini
mengalami sedikit perubahan. Namun, mari kita semua mendoakan agar yang bersangkutan
segera pulih,” harap Chandra kepada Visioner, Jum’at malam (27/3/2020).
Untuk memastikan apakah yang bersangkutan positif Covid-19 atau
sebaliknya, pihaknya sudah mengirim sampel darahnya ke Litbangkes RI di Jakarta.
Dan sampai dengan saat ini, hasil swab laboratorium soal itu, hingga saat ini
belum diketahui. “Sekali lagi, mari kita semua berdoa dan berharap agar hasil
swab laboratorium terhadap yang bersangkutan nantinya negatif Covid-19. Hanya
itu yang bisa kita lakukan. Dan kita juga harus mengapresiasi kinerja tim medis
yang menanganinya,” ujar Chandra.
Terkait informasi yang berkembang di atas permukaan tentang yang
bersangkutan, Chandra berharap agar semua pihak untuk tidak saling menyalahkan.
Dan soal itu pula, Chandra juga berharap agar media massa tidak serta-merta
disalahkan. “Media massa merupakan mitra kerja sekaligus teman perjuangan di
dalam melawan Covid-19 itu. Tetapi, rekan-relan media massa juga diharapkan
untuk tidak terlalu fullgar menulisnya. Sebab, yang harus kita pangkas secara
bersama-sama adalah meminimalisir tingkat keresahan publik terkait Covid-19,”
terangnya.
Sebagai pihak yang ditunjuk sebagai pembicara sekaligus memberikan
pernyataan Pers terkait persoalan ini, Chandra mengaku memilih untuk hemat
dalam memberikan pernyataan terhadap media massa. Pertimbanganya, lebih kepada
mengantisipasi agar tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat secara luas.
“Kita tidak perlu berlebihan menanggapi tentang suspect atau
PDP. Sebab, suspect dan PDP adalah bersifat dugaan. Maksudnya, status suspect
maupun PDP itu bukan berarti bahwa yang bersangkutan sudah positif Covid-19. Jangan
karena adanya status suspect atau PDP lalu masyarakat menjadi panik. Maka doa
kita semua, tentu berharap agar yang bersangkutan tidak positif Covid-19,”
harapnya lagi.
Masyarakat harus diberikan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
definisi suspect maupun PDP. Tujuanya, lebih kepada menjaga agar masyarakat
luas tidak panik. “Dalam menghadapi kondisi saat ini, banyak hal yang
membutuhkan kerja keras kita semua. Antara lain melawan isu-isu hoax terutama
di Media Sosial (Medsos), mengedukasi masyarakat akan pentingnya upaya
pencegahan dan mengikuti himbauan dari Pemerintah. Seperti tidak keluar rumah,
menjaga pola hidup sehat, olah raga yang cukup, istirahat yang cukup,
mengkonsumsi multi vitamin, cuci tangan baik sebelum maupun sesudah
beraktivitas, hindari tempat kermaian, dan jaga jarak sekitar 1 meter antara
satu dengan lainya,” terangnya.
Terkait seorang Jamaah Tabliq yang masih dirawat dan diisolasi
di RSUD Bima tersebut, Chandar menyatakan kemungkinan besok pagi (28/3/2020)
akan ada informasi lebih lanjut. “Yang pasti, dia masih dirawat di RSUD Bima.
Masa observasinya kan selama enam jam. Insya Allah besok pagi akan ada
informasi yang lebih lengkap tentang seperti apa kondisinya. Namun sekali lagi,
mari kita doakan bersama kepada Allah SWT aga kondisi yang bersangkutan segera
pulih,” pintanya.
Lepas dari itu, Chandra mengungkap adanya peningkatan Orang
Dalam Pemantauan (ODP) hingga hari ini (27/3/2020). Total ODP yang masih
dipantau di Kabupaten Bima saat ini diakuinya berjumlah 68 orang. Sedangkan jumlah
ODP sebelumnya, diakuinya berjumlah 61 orang.
“ODP ini adalah warga yang datang dari luar Bima. Kita berharap
agar kedepanya, warga Pulau Sumbawa yang masih berada di luar daerah agar
mengurungkan niatnya kembali ke daerah untuk saat ini. Ini juga penting di
dalam membantu Tim Gugus, sekaligus menjawab keresahan masyarakat di Pulau
Sumbawa saat ini. Tolonglah, ini menjadi tugas dan tanggungjawab kita semua.
Sebab, soal ODP ini menjadi salah satu pemicu keresahan warga yang ada di Pulau
Sumbawa ini,” bebernya.
Yang pelu dipahami tegasnya bahwa ODP ini adalah singkatan dari
Orang Dalam Pemantauan. Mereka diakuinya datang dari luar daerah. “Banyak
sekali yang bertanya-tanya ke kami, kenapa banyak sekali yang pulang. Kami menjawab,
bahwa yang pulang itu adalah keluarga kita yang ada di luar daerah. Namun, bukan
berarti bahwa ODP itu positif Covid-19. Hal-hal seperti ini jugalah yang harus
dipahami oleh teman-teman di media massa. Jangan bertanya kok di daerah sana
banyak ODP, sementara di daerah saya tidak. Kembali ke seorang Jamaah Tabliq
yang masih dirawat di RSUD Bima, kita doakan saja agar yang bersangkutan
negatif Covid-19,” pungkas Chandra. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda