Kondisi Kesehatan Jamaah Tabliq di RSUD Bima Kian Stabil-Ingin Keluarganya Mendatangi
Kabag Humas Protokol Setda Kabupaten Bima, Muhammad Chandra Kusuma, AP |
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Kerja keras pihak Medis RSUD Bima sebagai Rumah Sakit Rujukan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) patut diacungi jempol. Sementara do’a dan harapan
berbagai pihak agar Jemaah Tabliq yang sedang dirawat di ruang isolasi RSUD
Bima sejak beberapa hari lalu hingga saat ini, pun dinilai membuahkan hasil.
Kabar terkini yang diperoleh media online visionerbima.com
menjelaskan, jika sebelumnya kondisi pasien PDP tersebut sedikit agak berubah,
namu8n sekarang justeru mengalami peningkatan luar biasa. Kabag Humas Setda
Kabupaten Bima, Muhammad Chandra Kusuma, AP menjelaskan bahwa kondisi kesehatan
yang bersangkutan kini sangat stabil.
Kabar gembira tersebut, diperoleh Chandra melalui Tim Medis RSUD
Bima yang sejak awal hingga kini menangani pasien tersebut. “Alhamdulillah
kondisinya sekarang sudah sangat stabil. Pada saat pertama kali di RSUD Bima,
kondisi yang bersangkutan terlihat lemas karena diduga mencret. Namun,
kondisinya sudah sangat stabil, salah satunya karena kerja keras tim medis yang
menaganinya. Kita patur bersyukur, dan bangga serta berterimakasih kepada tim
medis yang menangani pasien PDP ini,” ujar Chandra menjawab Visioner, Sabtu
(28/3/2020).
Selain itu, berdasarkan informasi yang diperolehnya dari pihak
medis RSUD Bima menduga bahwa yang bersangkutan juga sedikit bermasalah dengan
jantungnya. Namun pada umumnya kondisi kesehatan, diakuinya masih sangat stabil.
Menjawab pertanyaan apakah soal asupan makan dan minuman yang bersangkutan, pun
diakuinya masih lancar-lancar saja. “Menurut tim medis, kemarin yang
bersangkutan berharap ada kehadiran keluarganya untuk mendampinginya. Namun,
kemarin tak ada keluarganya yang mendampinginya,” tandasnya.
Masih menurut informasi dari pihak medis yang menangani pasien
tersebut, Chandra menyatakan bahwa sampai dengan sekarang pasien tersebut masih
ingin mengetahui apakah ada keluarganya yang membesuk dan menunggunya di RSUD
Bima. “Keinginan itu merupakan hal yang sangat wajar. Sebab, pasien tersebut
berada dalam ruang isolasi seorang diri. Oleh karenanya, dia masih
bertanya-tanya apaklah ada keluarganya yang datang dan menunggunya di RSUD
Bima. Jika ada keluarganya yang datang atau membesuknya di sana, tentu saja
tidak bisa bertermu langsung dengan yang bersangkutan. Kecuali, keluarganya
hanya bisa melihatnya dari ruang tunggu saja,” tutur Chandra.
Chandra kembali menjelaskan, kondisi yang bersangkutan saat ini jauh
lebih baik ketimbang sebelumnya. Sementara untuk memastikan apakah yang
bersangkutan postifi Covid-19 atau sebaliknya, tentu saja harus menunggu hasil
swab laboratorium. Hanya saja, Chandra belum bisa memastikan tentang kapan
keputusan swab latorium bisa diperoleh. “Kita harus bersabar menunggu hasil
swab laboratoriumnya. Sekali lagi, mari kita berdoa bersama-sama semoga hasil
swab laboratorium terhadap yang bersangkutan negatif Covid-19,” harapnya.
Chandra
menerangkan, ia berstatus PDP dan kemudian diisiolasi di RSUD Bima karena saat
itu kembali ke Bima dari daerah yang terjangkit Covid-19. Status PDP atau
suspect yang disandang oleh yang bersangkutan, ditegaskanya bukan berarti telah
positif Covid-19. Untuk itu, Chandra meminta semua pihak untuk tidak panik.
Sebab, status PDP atau suspect itu merupakan dugaan yang didasari oleh beberapa
pertimbangan secara medis. “Singkatnya, marik kita berdoa agar yang
bersangkutan keluar dari stigma Covid-19. Jangan panik, jangan resah dan jangan
pula terjebak pada informasi-informasi yang sangat meresahkan,” pungkasnya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda