Soal Kebutuhan Saat Ini Langka, Begini Ketegasan Diperindag Kota Bima Kepada Para Pelaku Usaha
Dampak Dari Kelangkaan Masker, Warga Terpaksa Membeli Barang Ini Dengan Harga Rp30 Ribu Per Lembar Pada Salah Satu Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bima (25/3/2020) |
Visioner Berita Kota Bima-Gencarnya kasus Covid-19 yang melanda sejumlah daerah di
Indonesia, telah berdampak kepada kelangkaan Alat Pelindung Diri (APBD) di
sejumlah wilayah. Fakta kelangkaan alias sulitnya APB diperoleh seperti masker,
fresh up, anti spetik dan lainya diakui kebenaranya di NTB, tak terkecuali di
Bima.
Yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat saat ini
soal APBD tersebut, antara lain sangat jarang ditemukan di Apotik dan di
sejumlah tempat lain. Kendati bisa ditemukan di sejumlah tempat, namun diakui
harganya tergolong erlatif mahal. Misalnya harga masker standar yang semula
hanya puluhan ribu rupiah per kotaknya, kini mencapai Rp300 ribu rupiah per
kotak.
Pantauan langsung Visioner di sejumlah Apotik di Kota
Bima misalnya, mereka mengakui adanya Masker. Namun, warga tidak diperkenankan
untuk membeli dalam jumlah banyak. Alasanya sangatlah sederhana, yakni karena
masker sangat langkah di Bima dan bahkan di seluruh wilayah di Indonesia.
Dipicu oleh kelangkaan dan mahalnya harga masker di berbagai
Apotik di Bima, warga terpaksa membelinya di tempat lain. Salah satunya yakni
di tempat di luar apotik (pedagang kaki lima) dengan harga yang dapat
dijangkau, Masker tersebut, rata-rata Rp10 ribu per lembarnya. Masker tersebut
terbuat dari kain, dan bisa dicuci dan digunakan sampai kapanpun alias tak
seperti masker standar yang dijual di Apotik-Apotik.
Kendati harganya per lembarnya Rp10 ribu, namun
masyarakat terus memburunya karena alasan sangat dibutuhkan untuk APBD di
tengah masalah yang menimpa bangtsa ini (Covid-19). “Kami menjual masker ini
sudah lama. Saat ini masyarakat di Kota Bima tidak lagi peduli dengan harga
masker yang mahal. Karena alasan dibutuhkan saat ini, mereka pun membeli masker
seharga Rp10 ribu per lembarnya. Mereka membelinya dalam jumlah banyak karena
alasan untuk diri dan keluarganya yang ada di rumah. Rata-rata harga masker
yang terbuat dari kain ini sebesar Rp10 ribu per lembarnya,” ujar salah seorang
pedagang kaki lima (PKL) di jalan Soekarno-Hatta Kota Bima, Rabu25/3/2020).
Menyikapi langkahnya APBD di seluruh Apotik khususnya di
Kota Bima, kini disikapi secara tegas oleh Walikota Bima melalui Kadis
Perindisterian Perdagangan (Perindag) setempat, Drs. Abdul Haris. Fakta
kelangkaan masker, anti septik, fresh up dan lainya (APBD) untuk kebutuhan
masyarakt yang tenag diresahkan oleh Covid-19 ini, juga diakuinya dibahas
secara resmi pada Rapat Koordinasi Tim Khusus (Timsus) yang dilaksanakan di
Mapolres Bima Kota, Selasa (24/3/2020). “Kelangkaan-kelangkan sejumlah APBD
tersebut, itu akan segera diatasi oleh teman-teman yang ada pada Dinas
Kesehatan (Dikes) Kota Bima,” jelasnya kepada Visioner, Rabu (25/3/2020).
Haris mengaku, kelangkah APBD yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat tersebut bukan saja terjadi di Kota Bima. Tetapi, terjadi di seluruh
Indonesia. Indikasi itu, diakuinya ditemukan di sejumlah tempat yang ditambah
lagi dengan adanya pengakuan langsung masyarakat yang kesulitan untuk
mendapatkanya.
“Tim Pengawasan untuk memantau sejumlah tempat penjualan
APD itu sudah terbentuk. Merekalah yang akan memantau sekaligus mengawasinya
setiap hari. Saat ini kami belum memperoleh data kongkriet tentang di mana saja
tempat penjualan APBD dan berapa harga jualnya saat ini. Jika detailitas data
tersebut sudah kami kantungi, maka selanjutnya adalah melakukan pengawasan
terhadap para pelaku usaha di Kota Bima,” paparnya.
Dan dalam kaitan itu pula, Harus juga meminta partisipasi
Wartawan untuk menunjuk tempat-tempat penjualan APD baik di Apotik, Super
Market dan lainya. “Jika menemukan ada kejanggalan tentang harga APD di sejumlah
tempat termasuk di super market, mohon rekan-rekan Wartawan untuk segera
melaporkan kepada kami agar ditindaklanjuti secara segera,” harapnya.
Akibat Langkahnya Masker, Warga Ini Terpaksa Membeli Masker Yang Digunakanya Seharga Rp10 Ribu Per Lembar Pada Salah Seorang Pedagang Kaki Lima di Kota Bima (25/3/2020) |
“Kami tegaskan agar para pelaku usaha untuk menjual APD
dengan harga standar (normal) seperti yang berlaku secara Nasional. Menjualnya
dengan harga mahal adalah sama dengan mencekik rakyat. Jangan lagi mencekik
rakyat yang sekarang dihadapkan dengan masalah serius. Kepada masyarakat, kami
minta agar segera melaporkan secara resmi jika menemukan adanya pelaku usaha
yang menjual APD dengan harga mahal,” imbuhnya.
Terkait kelangkaan APD yang dirasakan oleh masyarakat
saat ini, Harus menginmgatkan kepada para pelaku usaha untuk tidak menfaatkan
kesempatan pada situasi yang menimpa bangsa saat ini. Menyikapi masalah itu,
Haris mengaku bahwa Tim Pengawasan sudah mengecek secara langsung ke
Apotik-Apotik yang ada di Kota Bima. “Petugas Apotik menjelaskan kepada Tim
Pengawasan, bahwa Masker memang sangat langkah saat ini. Kalau soal keluhan
mahalnya harga penjualan APD di Super Market di Kota Bima, sampai sekarang kami
belum memperoleh datanya. Jika ada datanya, segera laporkan kepada kami dan
selanjutnya Tim Pengawasan akan terjun langsung ke lapangan,” desaknya.
Pada prinsipnya, Haris menegaskan agar para pelaku usaha
tersebut agar tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ditengah
masyarakat diresahkan oleh kasus Covid-19 ini. “Jika pada saat Tim Pengwasan di
lapangan nantinya menemukan kebenaran tentang informasi ini, maka Pemerintah
akan menindak tegas para pelaku usaha. Sebab, secara Nasional mulai dari Pusat
hingga ke Daerah menegaskan bahwa para pelaku usaha tidak boleh memanfaatkan kesempatan
dalam kesempitan guna mencari keuntungan secara pribadi. Itu instruksi dari
Pemerintah Pusah yanjg kemudian ditindaklanjuti dengan surat edaran dari Walikota
Bima beberapa waktu lalu,” tandasnya.
Untuk memperkuat
pengawasan terhadap para pelaku usaha dalam kaitan itu, dalam waktu dekat
pihaknya akan memasan pamflet mulai dari Apotik hingga ke Super Market yang ada
di Kota Bima. “Terimakasih atas saranya. Insya Allah dalam waktu dekat kami
akan memasang pamflet di sejumlah tempat itu. Tujuanya, lebih kepada menekankan
kepada para pelaku usaha di Kota Bima untuk tidak memanfaatkan kesempatan dalam
kesempitan untuk tujuan mencari kepentingan pribadi,” imbuhnya lagi. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda