Masyarakat NTB Perlu Tingkatkan Kewaspadaan, Ketua DPRD: Jangan Anggap Remeh Covid-19

Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Baiq Isvie Rupaeda.
Visioner Berita Mataram NTB-Jumlah positif corona virus disease 2019 (Covid-19) di Nusa Tenggara Barat terus bertambah. Hingga Minggu 12 April 2020 kemarin, Pemerintah Provinsi NTB mengumumkan bahwa total positif Covid-19 di NTB sebanyak 37 kasus.

Ini menyusul dengan bertambahnya ada empat orang warga NTB yang dinyatakan positif virus Corona. Dengan bertambahnya jumlah kasus positif di NTB tentunya membuat kekhawatiran masyarakat. Sedangkan disisi lain, secara tidak langsung dapat menjadi perhatian bersama. Sehingga seluruh masyarakat NTB dapat lebih waspada. Terkait bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 ini, nampaknya juga menjadi sorotan serius pihak DPRD Provinsi NTB.

Ketua DPRD NTB, Hj. Baiq Isvie Rupaeda meminta kepada seluruh elemen masyarakat di NTB agar meningkatkan kewaspadaan.

Ia menegaskan, Covid-19 tidak boleh dipandang sebelah mata. Karenanya segala anjuran Pemerintah mesti diikuti demi kebaikan bersama.  Terlebih dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di NTB. “Jangan dianggap remeh Covid-19 ini,” ujarnya di Mataram, Senin (13/4/2020).

Pihaknya menyarankan NTB harus memetik sebuah pembelajaran dari daerah ataupun negara yang lebih dulu terpapar. “Kita harus banyak belajar dari daerah dan negara lain yang lebih dahulu kena. Makanya protokol keluar dari rumah dan protokol masuk rumah harus kita terapkan. Termasuk dengan melakukan sosialisasi semampu kita, minimal di keluarga kita sendiri dan lingkungan kita masing-masing,” kata Isvie sapaan akrab Ketua DPRD NTB.

Menurut politisi Partai Golkar itu, jaga jarak (social/physical distancing) menjadi penting sekali. Begitupun termasuk bagaimana menjaga pintu masuk di semua pelabuhan dan bandara serta karantina bagi yang baru datang.

Hal itu kata Isvie perlu lebih diperhatikan oleh pemerintah daerah. “Bagi saya mewakili masyarakat dapil III (Lombok Timur) kenaikan (jumlah kasus) yang semakin hari ini sangat menghawatirkan sekali,” tuturnya.

“Makanya gerakan kita bersama untuk mengajak masyarakat diam dirumah dan keluar kalau tidak penting sekali menjadi hal yang harus kita lakukan untuk meminimalisir perkembangan dari virus ini,” tambah Isvie.

Lebih lanjut ia menegaskan, dengan memperketat pintu masuk dan keluar menjadi salah satu poin penting untuk jadi perhatian bersama. “Ini yang sangat kita khawatirkan. Sehebat apapun kita sampaikan ke masyarakat, tetapi praktiknya kita kecolongan di pintu masuk maka sangat berbahaya bukankah rata rata yang positif ini datangnya dari luar,” ungkapnya.

Oleh karenanya menurut perempuan yang dikenal santun dan ramah itu, pola koordinasi harus diperhatikan dan dimaksimalkan. Sebab, ia menilai hingga sejauh ini pola tersebut masih terkesan belum sejalan. “Yang kami lihat belum baiknya koordinasi serta masing-masing dinas belum maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya,” kata Isvie.

Kendati demikian, lebih lanjut dikatakan Isvie, bukan berarti pemerintah daerah tidak bekerja atau terkesan santai dalam menyikapi Covid-19. Namun kata dia, menyikapi persoalan ini harus dibarengi dengan kekompakkan bersama. Yaitu terwujudnya kekompakkan antara Pemprov dan Pemda di Kabupaten/Kota.

Karena penanganan Covid-19 dinilainya tidak sesederhana yang diperkirakan. “Karenanya tugas kita bersama untuk saling membantu agar penyebaran virus ini tidak melonjak, begitupun untuk memutus matarantainya, sambil kita berdoa agar virus ini cepat selesai di NTB daerah yang kita cintai dan pada umumnya di seluruh Indonesia,” jelas Ketua DPRD NTB.

Sekedar informasi, jumlah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di NTB sebelumnya ada 33 kasus dan kini bertambah menjadi empat. Dengan demikian, jumlah pasien yang dinyatakan positif sebanyak 37 orang. Adapun rinciannya, yaitu empat orang sudah sembuh, dua meninggal dunia. Sementara 31 orang masih positif dan sedang dirawat serta dalam keadaan baik.

Kemudian jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) ada 141 orang. Dengan rincian 65 PDP masih dalam pengawasan. Sementara 76 PDP selesai pengawasan atau sembuh. 11 orang PDP meninggal. Selanjutnya, untuk orang dalam Plpemantauan (ODP) jumlahnya 3.783 orang. Terdiri dari 1.437 orang masih dalam pemantauan dan 2.346 orang selesai pemantauan. Adapun jumlah orang tanpa gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif COVID-19 namun tanpa gejala totalnya 7.357 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 4.826 orang masih dalam pemantauan dan 2.531 orang selesai pemantauan.(TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.