Geotourism NTB, Saat Pariwisata dan Pelestarian Alam Seiring Berjalan
Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah. |
Visioner
Berita Mataram NTB-Memiliki dua warisan geopark, Taman
Nasional Gunung Rinjani UNESCO Global Geopark dan Gunung Tambora Nasional
Geopark, menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai daerah yang kaya akan
destinasi wisata alamnya yang mempesona. Tak heran jika sektor Pariwisata
menjadi salah satu program primadona Pemerintah Provinsi NTB. Namun, Pemprov
NTB di bawah kepemimpinan Gubernur, Dr. Zulkiflimansyah dan Wakil Gubernur Dr.
Sitti Rohmi Djalilah tak ingin hanya sekedar memberdayakan sektor pariwisatanya
saja, pelestarian alam dan budayanya juga harus dijadikan sebagai prioritas.
Hal tersebut
disampaikan Wakil Gubernur NTB saat membuka secara daring acara Geotourism
Festival 2020 pada Rabu, 15 Juli 2020. Acara tersebut juga dihadiri oleh Deputi Bidang Produk
Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani
Mustafa, Diretur UNESCO Regional Science Bureau for Asia and the Pacific Prof.
Dr Shahbaz Khan, para pelaku wisata
internasional, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum.
“I would like to
Emphasize, tourism and nature
reservation cannot be separated. Tourism must be with the nature reservation,
not without, Saya ingin menekankan, pariwisata dan reservasi alam tidak dapat
dipisahkan. Pariwisata harussejalan dengan reservasi alam, bukan tanpanya,”
tegas Wagub NTB yang akrab disapa Ummi Rohmi tersebut.
Untuk menjalankan
pariwisata dan pelestarian alam dikatakan Ummi Rohmi tidak bisa dilakukan
sendiri-sendiri. Harus ada kerjasama yang baik antara Pemerintah dan lembaga
Non pemerintah, terutama masyarakat untuk terus melestarikan dan menjaga alam.
Geotourism sendiri adalah pariwisata yang berkelanjutan dengan fokus utama pada
fitur geologi bumi dengan cara menumbuhkan pemahaman lingkungan dan budaya,
apresiasi, konservasi, dan keuntungan lokal. Geotorism memiliki hubungan dengan
ekowisata, wisata budaya, dan wisata petualangan namun tidak identik dengan
salah satu dari bentuk-bentuk pariwisata tersebut.
Prinsip tersebut
menjadi sangat cocok disandingkan dengan protokol normal baru (new normal)
dalam pariwisata Indonesia yakni konsep
CHS yaitu Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan, dan Safety atau
keselamatan yang digalakkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama
Kusubandio.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Produk Wisata dan
Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa,
tentang bagaimana Geoturism ini sangat tepat dijalankan di tengah pandemic
Covid-19 karena memiliki nafas yang sama dengan konsep protocol pariwisata new
normal Indonesia, CHS yaitu Cleanliness atau kebersihan, Health atau kesehatan,
dan Safety atau keselamatan.
Sementara itu, Diretur
UNESCO Regional Science Bureau for Asia and the Pacific Prof. Dr Shahbaz Khan
memaparkan sektor Pariwisata di NTB memang
belakangan waktu ini tengah dihantam cobaan bertubi-tubi. Belum sembuh dari
rekontruksi pasca bencana alam gempa bumi 2018 yang lalu, pandemic Covid-19
juga kini membuat sektor pariwisata di NTB kian tiarap.
Namun, dikatakan Dr Shahbaz Khan, hal ini justeru akan semakin
membuat NTB banyak belajar untuk mempersiapkan kembali sektor pariwisatanya di
masa era baru atau new normal dan di masa yang akan datang.
“Insya Allah everything
becomes better in the future,” kata Dr. Shahbaz Khan.
Terakhir, sebelum
membuka secara resmi acara Festival Tourism yang akan berlangsung selama dua
hari tersebut , Wakil Gubernur NTB berharap acara tersebut bisa mempromosikan
kembali sektor pariwisata NTB yang telah siap dengan protocol kesehatannya.
Selain itu, Ummi Rohmi juga berharap agar produk-produk karya masyarakat lokal
NTB bisa ikut dipromosikan. (FAHRIZ)
Tulis Komentar Anda