Khairil Paparkan Kinerja Nyata Dinda-Dachlan Terkait Pembangunan Infrastruktur di Langgudu
Khairil |
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Aksi demonstrasi Aliansi Perjuangan Rakyat Langgudu Selatan
(APRLS) di depan kantor Bupati Bima di Desa Godo Kecamatan Woha Kabupaten Bima
pada 29 Juni 2020, sejumlah persoalan penting yang mendesak untuk segera
dijawab oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dibawah kendali Bupati-Wakil
Bupati, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE-Drs. H. Dachlan M. Noer (Dinda-Dachlan).
Satu diantara tuntutan massa aksi yang berjumlah ratusan orang
itu, yakni pengaspalan jalan yang sudah dilebarkan dari Desa Waduruka ke Desa
Karampi. Aksi demo yang melibatkan 4 orang Kepala Desa (Kades) tersebut, pun
mengundang perhatian publik. Menariknya, massa aksi pun sempat menginap di
depan Kantor Bupati Bima.
Mereka menginap selama dua hari di sana, yakni sejak Senin malam
hingga Rabu pagi (1/6/2020). Massa aksi kembali ke Desanya masing-masing yakni
setelah melakukan audiensi dengan Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri (Rabu
siang, 1/7/2020). Adapun tuntutan massa aksi tersebut, yakni perbaikan jalan darat yang ada diwilayah Langgudu
Selatan. Hebatnya, aksi massa sampai menginap selama 2 hari di depan kantor
Bupati Bima ini tidak menimbulkan gejolak anarkis (aksi berlangsung damai).
Dibalik aksi demonstrasi ini, Khairil menanggapinya sembari
menjelaskan tentang kinerja nyata Dinda-Dahlan untuk Kecamatan Langgudu,
khususnya di Langgudu bagian selatan. “Bagi saya tidak ada masalah jika
masyarakat melakukan demonstrasi terkait fasilitas umum yang perlu diperhatikan
pemerintah. Namun jangan sampai juga mengatakan bahwa pemerintah tidak
memperhatikan kehidupan masyarakat Langgudu Selatan, maksudnya tanpa mengetahui
apa saja yang sudah dikerjakan oleh pemerintah masa kepemimpinan Dinda-Dachlan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat empat DSsa yang ada diwilayah Langgudu
bagian selatan,” saranya.
Khairil menyatakan, pergerakan pihak APRLS tersebut hanya
melihat pada satu aspek yakni tentang keadaan jalan yang belum diaspal. “Jika
dibuka secara bersama anggaran pembangunan yang dikucurkan untuk masyarakat Langgudu
Selatan, tentu saja cukup besar mulai tahun 2016 sampai dengan 2018,” terangnya.
Khairil menerangkan, anggaran Pada tahun 2016 yaitu pembangunan
jalan ekonomi Tamandaka-Pusu Rp291.773.000, Pembangunan jalan ekonomi
Waduruka-Tamandaka sebesar Rp197.810.000, peningkatan jalan Wane-Karampi-Sido sebesar RP. 9.500.000.000, dan peningkatan
Jalan So Serae-Tamandaka-Pusu sebesar Rp3.000.000.000. “Pada tahun 2017,
anggaran yang diturunkan juga cukup besar. Rincianya, lanjutan pembukaan jalan
Tamandaka-Soro Afu Rp197.810.000, Pembangunan Jembatan Karampi Rp3.750.000.000,
Pembangunan jembatan Waduruka Rp3.750.000.000, Pembangunan irigasi dusun Soro
Bali desa Karampi Rp 198.800.000,” jelasnya.
Khairil memaparkan, pada tahun 2018 perincian anggaran yang
digelontorkan oleh Pemkab Bima untuk infrastruktur di sana yakni yaitu pembangunan
talud dan deker jalan Desa Karampi dan Desa Sarae uma sebesar Rp143.425.000, lanjutan pembangunan jalan Tamandaka-Pusu Rp375.500.000,
pembangunan jembatan SP III Sarae Nae-Pusu Rp2.875.000.000, Pembangunan DI.
Narile Butu Nuwa Desa Karampi Rp1.100.000.000.
“Sementara anggaran tahun 2019 dibandingkan dengan anggaran
pembangunan pada tahun sebelumnya, memang cukup kecil yakni untuk peningkatan
jalan SP III Sarae Nae-Karampi sebesar Rp98.800.000. Namun dari keseluruhan
anggaran masa kepemimpinan Dinda-Dachlan yang masuk di Kecamatan Langgudu Langgudu.
Yang paling banyak menerima anggaran
infrastruktur tersebut adalah wilayah Langgudu Selatan. Harusnya mereka sedikit
bersabar atas keadaan jalan saat ini, karena tidak mungkin anggaran Kabupaten
Bima difokuskan hanya untuk satu kecamatan,” harap Khairil.
Khairil kemudian membeberkan, sebelum kepemimpinan Dinda-Dachlan
menjabat sebagai Bupati Bima sesungguhnya semua orang tahu bahwa banyak wilayah
yang belum mendapatkan penerangan listrik di Langgudu, termasuk Langgudu bagian
Selatan. Namun pada kepemimpinan Dinda-Dahlan langsung memfokuskan untuk
menyalurkan listrik ke seluruh Desa yang belum mendapatkan penerangan diwilayah
Langgudu. “Jadi dalam permasalahan pengaspalan jalan itu, masyarakat harus tetap bersabar dan terus
melakukan komunikasi dengan Pemerintah Daerah melalui wakilnua di setiap Daerah
Pemilihan (Dapil),” ujar Khairil.
Dalam
dunia pemerintahan, sesungguhnya maslaah infrastruktur selalu menjadi perhatian.
Sebab untuk mengukur keberhasilan pemimpin harus tersedia infrastruktur agar
dapat menunjang ekonomi rakyat. “Jadi tidak ada istilah daerah yang dianak
tirikan. Yang ada hanya butuh proses dan waktu. Untuk membangun wilayah,
semua butuh proses. Sebab, tidak mungkin
menyelesaikan permasalahan yang di Kabupaten Bima tidak mungkin bisa
dituntaskan dalam waktu satu periode kepemimpinan,” tegas Khairil. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda