Diduga Bantuan Benang Tenun Salah Sasaran, Lurah Rite-Sekretaris Dekranasda Cek Langsung ke Lapangan

ILUSTRASI.
Visioner Berita Kota Bima-Seorang warga Rite mengeluhkan tidak transparannya data penerima bantuan benang tenun di Kelurahannya beberapa waktu lalu karena di nilainya syarat kepentingan.

Ia menduga penerima bantuan benang tenun ada yang diterima oleh warga yang bukanlah pengrajin tenun. Ironisnya lagi, begitu menerima bantuan para penerima keesokan  harinya disinyalir sudah menjual benang tenun bantuan tersebut. “Inikan aneh,” ungkap salaseorang warga kepada wartawan, Minggu (2/8/2020).

Menurutnya, proses pendataan penerima bantuan tidak ada sama sekali di lakukan baik oleh RT RW maupun pihak Kelurahan, tiba-tiba ada kegiatan bagi-bagi benang tenun.

“Penyerahan bantuan pun dilakukan di kantor Kelurahan yang menandakan bahwa Lurah tahu tentang data penerima itu, tapi kami selaku warga tidak pernah melihat adanya pendataan calon penerima bantuan,” ungkapnya.

Sumber menyebutkan bahwa, informasi yang disampaikannya diketahuinya dari tetangganya yang juga turut menerima bantuan benang tenun padahal bukan penenun.

“Pada saat itu saya sempat bilang sama tetangga saya, loh kamu kan bukan penenun tapi kenapa bisa dapat bantuan benang tenun ya?.  Dijawabnya pada saat itu, nama kami dicatat, sebagai penerima kan rejeki kenapa di tolak,” jelasnya.

Menurutnya, kebijakan ini jelas suatu yang salah karena yang menerima diduga kebanyakan bukan penenun. “Makanya pagi-pagi ada penerima yang jual bantuan benang tenun tersebut, kalau di rupiahkan senilai Rp750 ribu karena masing-masing penenun menerima tiga pack benang yang isinya sejumlah 50 benang dengan harga per benang Rp5000,” bebernya.

Sementara itu, Lurah Rite, Joharmin, S.Pt, menepis informasi tersebut. Dia menegaskan bahwa penerima bantuan benang tenun adalah orang-orang yang memang berhak mendapatkan.

“Artinya mereka adalah Penenun, ya harus diakui masih ada sebagian warga penenun yang belum kebagian, kan tidak mungkin diberi semuanya. Tentu bertahap, nah mungkin mereka yang belum menerima bantuan saja yang menganggap bahwa ini tidak tepat sasaran,” tepisnya saat dikonfirmasi wartawan.

Dia menegaskan bahwa semua orang yang menerima dan mendapatkan bantuan benang tenun tersebut sudah di seleksi termasuk lima kelompok penenun di Kelurahan Rite. “Tapi saya tidak tahu dari Dinas mana yang pasti dari Pemerintah, itu intinya,” tegas Lurah.

Meski demikian Joharmin yang saat itu didampingi Sekertaris Dekranasda Kota Bima, Sunarti, S.Sos, MM, berencana pada hari ini juga, Senin (3/8/2020) akan mengecek langsung ke lapangan.

“Apabila di temui penerima bantuan benang Dekranasda itu bukan Penenun maka pasti akan kami tarik kembali dan di serahkan kepada penenun yang sebenarnya atau orang-orang yang memang berhak mendapatkannya,” tegasnya.

Hal senada juga dijelaskan Sekertaris Dekranasda Kota Bima, Sunarti, S.Sos, MM. Pada prinsipnya, kata dia, bantuan tersebut diberikan kepada kelompok untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok.

“Artinya saat penyerahan bantuan diserahkan kepada ketua kelompoknya bukan anggota karenanya pada saat penyerahan bantuan beberapa waktu lalu saya umumkan bahwa setiap anggota kelompok mendapat masing-masing 3 pak benang untuk menghindari sesuatu yang tidak di inginkan. Tapi ternyata kan kejadian juga dan inilah yang merusak itu, satu saja yang berulah maka rusaklah semuanya,” sesalnya.

Karenanya pada hari ini sesuai perintah dari Ketua Dekranasda pihaknya akan turun mengecek langsung ke lapangan. Dia berjanji, kalau di temui benang itu bukan di terima oleh penenun maka akan di tarik dan di berikan kepada penenun sesungguhnya.

“Dan itu sudah menjadi komitmen Ibu Walikota untuk membantu setiap kelompok penenun Kota Bima,” pungkasnya. (FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.