Ini Catatan Pendaki Menuju Puncak Gunung Tambora NTB

Foto Para Pendaki Gunung Tambora.

Visioner Berita Bima-Dompu NTB-Di sebelah utara kaki Gunung Tambora terdapat Desa Kawinda To'i yang terletak di Kecamatan Tambora, NTB. Melalui desa ini, pendakian ke Gunung Tambora dapat dilakukan tanpa perlu khawatir. Pasalnya jalur ini masuk sebagai salah satu wilayah resmi Taman Nasional (TN) Tambora.

Jadi, pendaki yang sudah melakukan pendaftaran di basecamp pendakian di Desa Kawinda To'i dipastikan menjadi tanggung jawab TN Tambora saat terjadinya kecelakaan seperti tersesat di hutan atau cedera parah.

Melewati Tanjakan Penyesalan.

Selain Jalur Pancasila dan Piong, Jalur pendakian Kawinda To'i menjadi salah satu jalur yang akan mengantarkan pendaki ke Puncak Sejati Tambora dengan ketinggian 2.497 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jadi tidak ada salahnya memilih jalur ini bagi pendaki yang bertujuan mencapai tanah tertinggi di Bima-Dompu itu.

Ketika pendaki sudah berada di Desa Kawinda To'i, disarankan untuk registrasi di basecamp TN sebelum pendakian dilakukan. Biaya registrasi per orang adalah Rp 7.500 per hari dan surat keterangan sehat. Untuk mendaki gunung yang pernah meletus dahsyat tahun 1815 ini biasanya dapat dilakukan selama tiga hari dua malam hingga mencapai puncak.

Menuju (Sumit) Puncak Gunung Tambora.

Bagi pendaki yang melebihi waktu pendakian dari waktu pendaftaran atau adanya laporan hilang, maka pihak TN akan melakukan upaya pencarian sebagai bentuk tanggung jawabnya atas keamanan pendaki.

Jalur pendakian Tambora via Kawinda To'i dimulai dengan melewati rumah penduduk menuju jalur air terjun hingga melewati semak belukar sebelum pos 1. Selain itu juga di setiap shelter sengaja disediakan oleh pengelola TN sebagai tempat istirahat pendaki sebelum pos 1 dan 2.

Foto Pos 5.

Pos pendakian via Kawinda To'i terdiri atas 5 pos. Sebelum pos 1 terdapat beberapa shelter, sedangkan menuju pos 1 hingga pos 5 tidak memiliki shelter.

Di pos 2 jalur Kawinda To'i terdapat sumber air yang sangat jernih di sisi kiri dan disana juga ada tempat istirahat atau tempat camp sebelum pendaki melanjutkan perjalanan. Di pos ini ada banyak monyet dan burung serta satwa lainnya.

Melewati Tumbuhan Jelatang Api.

Pada sepanjang jalur pendakian terdapat banyak penunjuk arah yang memudahkan pendaki sehingga tidak tersesat. Namun, banyak sekali jalur baru yang dibuat oleh penebang kayu ilegal yang perlu diwaspadai oleh pendaki karena akan mengarahkan ke jalur yang salah atau lebih jauh. Selain ditemukannya kayu yang telah ditebang.

Waktu tempuh setiap pos rata-rata 2 jam perjalanan, hanya dari basecamp menuju pos 2 ke 3 dan 4 ke 5 sampai sumit (puncak) yang jaraknya paling jauh yaitu sekitar 1-2 jam perjalanan. Di sepanjang perjalanan dari pos ke 3 menuju pos 5 dipenuhi banyak tumbuhan perdu seperti strawberry hutan dan tumbuhan paku dengan jalur yang lebih banyak lumayan landai. Sedangkan jalur dari pos 1 ke pos 3 sudah masuk kawasan hutan yang rapat tetapi tidak serapat ke pos 4 dan 5 serta ke sumit (puncak).

Foto Pendaki Diatas Sumit Gunung Tambora.

Selain sumber air di pos 2, terdapat juga sumber air di pos 3 dan pos 4 yang bisa langsung di minum oleh pendaki. Namun, yang berbeda dari biasanya.

Pendaki yang melewati jalur Kawinda To'i umumnya akan memilih membuka tenda di pos 2 atau 3 untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke (sumit) puncak Tambora. 

Dari pos 3 menuju pos 4 jalur pendakian sudah mulai ditumbuhi oleh jelatang api. Tumbuhan ini adalah yang paling khas di Tambora karena seperti menjadi musuh bebuyutan pendaki. Tumbuhan yang memiliki duri-duri halus ini jika terkena anggota tubuh maka akan sangat gatal seperti tersengat listrik hingga menyebabkan ruam merah dan bentol di kulit, tergantung ketahanan tubuh menanggapi reaksi sengatan jelatang.

Foto Pendaki.

Lembah jelatang bahkan tanpa sekat tumbuhan lain berada di sekitar pos 4 dan pos 5. Pendaki benar-benar harus waspada melewati jalur ini jika tidak ingin terkena jelatang.

Di pos 4 ke pos 5 pendakian Tambora juga terdapat vegetasi hutan cemara yang tumbuh menjulang sebagai tempat beristirahat para pendaki. Di kawasan hutan cemara ini pendaki biasanya menginap karena hutan yang sedikit rapat dan terdapat sumber air, pos 5 lah yang tidak terdapat sumber air.

Padang Savana.

Dari pos 4 ke pos 5 juga terdapat vegetasi savana yang tumbuh di antara pohon cemara. Sepanjang jalur ini sudah mulai menanjak tanpa ada jalur yang landai. Pendaki harus bersiap mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencapai pos 5, tapi tak ada salahnya untuk beristirahat menikmati pemandangan dari ketinggian di jalur ini. Dan tanjakan penyesalan berada di pos 3 menuju pos 4. Mental dan kekuatan fisik para pendaki di uji di tanjakan tersebut, "Jangan Ngaku Pendaki Kalau Belum Takhlukan Tanjakan Ini".

Bunga Edelweis Tambora.

Di antara savana menuju pos 5 juga mulai terlihat vegetasi bunga edelweis Tambora yang berwarna ungu. Bunga ini cukup langka karena tumbuh di ketinggian tertentu, memiliki warna ungu tentu menjadi ciri khas bagi edelweis Tambora. Bagi para pendaki disarankan jangan memetik tumbuhan ini, karena selain merusak kehidupan edelweis, juga bisa memicu kemarahan pendaki lain, lho.

Sampai di pos 5, pendaki Gunung Tambora juga biasanya bermalam di sini. Disana tidak ada sumber air, rata-rata para pendaki mengambil air terlebih dahulu di pos 4, dan untuk keperluan buang air pun bisa.

Pendaki Saat Istrahat.

Jika memilih membuka tenda di tempat ini, hal lain yang perlu diwaspadai adalah faktor kedinginannya dan hutan (babi) yang biasanya muncul, dan tak sedikit pendaki yang sudah dirusak barang-barangnya. Sebaiknya barang-barang digantung sebelum melanjutkan perjalanan menuju (sumit) puncak Tambora.

Dari pos 5, pendaki yang ingin menuju puncak harus turun terlebih dahulu melewati hutan cemara dan savana yang terhampar luas sejauh mata memandang dan jalur terus menanjak.

Pendaki Sampai (Sumit) Gunung Tambora 2497 MDPL Jalur Kawinda To'i.

Menuju puncak Tambora dibutuhkan waktu sekitar 1-2 jam perjalanan dari pos 5. Jalur yang harus dilewati adalah tanjakan ekstrem yang berpasir dengan vegetasi savana dan edelweis.

Catatan penting lainnya, keunikan Gunung Tambora memiliki kawah seluas 7 kilometer dan menjadi gunung dengan kaldera terbesar di Indonesia. Sedangkan kedalaman kawahnya sekitar 1,2 kilometer dari bibir kawah.

Sumit Gunung Tambora.

Kawah Tambora sendiri merupakan bentukan dari letusan Tambora pada tahun 1815, dengan ketinggian awal sekitar 4200 mdpl. Di dalam kawah terdapat bentang alam yang beragam seperti danau, savana, dan Gunung Api Toi yang merupakan anak dari Gunung Tambora.

Bagi yang ingin mendaki gunung ini, harap berhati-hati karena bibir kaldera beberapa kali terlihat runtuh. Hal ini sangat membahayakan pendaki yang penasaran melihat bentang alam di dalam kaldera. (FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.