“Celoteh” TGH Mahally Fikri dan Ruslan Dinilai Melukai Hati Warga Sape dan Lambu

Aparat Keamanan Membagikan Masker Kepada Penoton Sebelum Memasuki Lapangan Bola Semangka Sape Pada Event Gubernur Cup 2022.

Visioner Berita Kabupaten Bima-Dunia persepakbolaan di Bima yang sudah sekian lama “mati”, sesungguhnya sekedar wacana. Namun “matinya” dunia sepak bola di Bima tersebut diakui benar adanya oleh berbagai pihak, khususnya di Bima terutama di kalangan pecinta sepak bola.

Masih soal olahraga paling diminati tersebut (sepak bola), Bima seolah diposisikan sebagai daerah “paling dianaktirikan” di NTB. Indikasi itu ditemukan tak adanya stadion sepak bola yang dibangun di Bima baik Kota maupun di Kabupaten.

Padahal dalam persepektif ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, lewat event sepak bola mampu walau sekelas Pertandingan Antar Kampung (Tarkam) ada banyak hal positif yang bisa tumbuh dan berkembang. Antara lain daerah yang semulanya sepi bisa menjadi ramai, mempererat hubungan kekeluargaan antar club serta para pendukungnya, hingga peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL).

Berangkat dari fakta-fakta tersebut, Februari 2022 adalah Kecamatan Sape-Kabupaten Bima sukses menciptakan sejarah perdana yang dinilai sangat spektakuler di NTB. Yakni mampu menghadirkan sejumlah mantan pemain Tim Nasional (Timnas) seperti Titus Bonai (Papua), Todd Rivaldo Ferre (Papua), Rossy Noprihanis (Lombok), Patrick Steve Wanggai (Papua) dan sejumlah pemain dari Luar Negeri seperti Onorionde Kughegbe John alias Ok John (Nigeria), Atcha Abdou Rafiou (Togo) dan Zah Rahan Krangar (Liberia) pada ajang Turnamen Sepak Bola Gubernur Cup 2022.

Para pemain ini dihadirkan oleh tiga Club sepak bola di Bima yakni Sape United, Wera FC, PS. Bugis dijelaskan dengan biaya yang tidak sedikit. Dan kehadiran para pemain baik dalam Negeri maupun Luar Negeri tersebut disebut-sebut sebagai magnet (daya tarik) yang mampu menghadirkan para penonton baik dari Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu dengan jumlah sekitar 80 ribu lebih orang di lapangan Semangka Kecamatan Sape sebagai pusat pelaksanaan turnamen sepak bola Gubernur Cup 2022 itu.

Liputan langsung sejumlah Awak Media melaporkan, pelaksanaan turnamen sepak bola Gubernur Cup 2022 yang dilaksanakan di Lapangan Semangka Sape tersebut berlangsung selama 41 hari. Selama itu pula, roda ekonomi warga Kecamatan Sape dan Lambu dijelaskan jauh lebih meningkat dari sebelumnya.

Tak hanya itu, selama event sepak bola Gubernur Cup 2022 ini suasana Sape dan Lambu yang semula diakui sepi khususnya pada malam harinya tiba-tiba menjadi ramai. Pun rasa persahabatan, persaudaraan dan kekeluargaan antara warga Sape sebagai tuan rumah dengan warga-warga lainnya selama event olah raga itu berlangsung terlihat nyata.   

Sementara antusiasme masyarakat di sejumlah daerah dalam menyambut event perdana yang sangat meriah ini, diakui sangat tinggi dari hari ke hari. Hal tersebut diakui pula sebagai bentuk keberhasil jajaran panitia penyeleggara dibawah kendali Arif Rahman (Ketua Panitia). Antusiasme masyarakat buka saja terlihat pada stadion sepak bola Semangka Sape.

Tetapi juga tak sedikit warga yang menonton secara langsung event tersebut di atas pohon, di atap rumah warga dan bahkan pada tiang-tiang tower. Hal tersebut berlangsung selama puluhan hari. Hal yang satu ini juga sempat viral di beranda Media Sosial (Medsos).

Club Wera FC di Kalimaya Resourch Poja-Sape Usai Meraih Juara.

Turnamen Gubernur Cup 2022 ini akhirnya mampu membuktikan Club Wera FC. Pada moment pertandingan final, Wera WC yang dijuluki dengan "Slogan Kamane" ini berhasil mengalahkan Sape United dengan Score 4-3 melalui drama adu penalti.

Atas keberhasilannya tersebut, Club Wera FC berhasil memperoleh Piala bergilir dan hadiah sebesar Rp50 juta. Kebahagian dan kegembiraan Pelatih Club Wera FC yakni Serma TNI Idrus (Anggota Koramil Wera) serta para suporternya pun pecah.

Keberuntungan yang diperoleh Wera FC Tersebut, bukan saja viral di dunia nyata. Tetapi juga terpantau sangat viral di beranda Medsos. Usai memenangkan pertandingan bergengsi tersebut, Club Wera FC langsung diajak refreshing di sejumlah destinasi wisata di Sape dan Lambu oleh Sponsornya yakni IKRA Nusantara yakni diketuai oleh DR. Muhtar Mahmud.

Antara lain menikmati Indahnya Kalimaya Resourch di wilayah Desa Poja Kecamatan Sape. Destinasi wisata lain di Sape dan Lambu serta menikmati Kulliner ikan segar di Bima.

Atas keberhasilan yang telah diraihnya tersebut, Ketua IKRA Nusantara DR. Muhtar Mahmud menyatakan apresiasi, terimakasih, dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Panitia Penyelenggara, Satgas Covid-19 dan Pemerintah pada umumnya. Sebab, ini merupakan turnamen sepak bola paling ramai di NTB sekaligus mampu membangkitkan gairah dunia sepak bola di Bima.

Rombongan IKRA Nusantara Bersama Club' Wera FC di Bandara Internasional Lombok (BIL) Sebelum Terbang Ke Bima dan Selanjutnya Membuktikan Bintang di Lapangan Semangka Sape.

Ditengah masyarakat Sape dan Lambu masih menikmati kebahagiaan pasca event tersebut berlangsung, muncul suara “minor” dari Ketua DPD Partai Demokrat NTB yang juga Anggota DPRD setempat, TGH. Mahally Fikri. Sentilah Mahally tersebut dilansir oleh sejumlah Media baik Regional maupun Nasional.

Pada acara penutupan event sepak bola tersebut, juga kian semarak karena dihadiri oleh Gubernur NTB, DR. H. Zulkieflimansyah, Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE dan Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE Ketua DPRD Kabupaten Bima, Muhammad Putera Ferriyandi, S.IP dan jajarannya dan tamu-tamu penting lainnya.

Sementara aparat keamanan baik TNI maupun Polri terlihat berada Lapangan Semangka Sape sejak awal hingga kegiatan penutupan berlangsung. Soal Protokol Kesehatan (Prokes), diakui diberlakukan sejak awal hingga akhir dari event sepak bola itu berlangsung.

Ini Pernyataan Mahally Fikri dan Ruslan Dimaksud

Saat menyaksikan partai final turnamen Sepak Bola Gubernur Cup 2022 yang di Lapangan Semangka di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Sabtu (19/2/2022) lalu, Gubernur NTB Zulkifliemansyah diduga melanggar prokes Covid-19.

Hal itu pun disesalkan oleh anggota DPRD Nusa Tenggara Barat. Saat itu Gubernur Zulkieflimansyah yang diduga melanggar protokol kesehatan COVID-19 karena berkerumun dan tanpa masker.

Menurut Ketua Komisi V DPRD NTB Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pemberdayaan Perempuan, TGH Mahally Fikri, ia prihatin atas ulah Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang tidak memberikan contoh.

Apalagi NTB yang kini masuk pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

"Jujur, atas nama pribadi dan lembaga dewan, saya prihatin atas kerumunan masyarakat di partai final kejuaraan sepak bola Gubernur Cup 2022 yang mempertemukan antara Sape Putra United melawan Wera FC tersebut," kata Mahally di Mataram, Selasa (22/2/2022).

Ia meminta agar Gubernur menjadi pemimpin yang memberi contoh.

"Ingat, kita ini masih PPKM level 3, tapi kok malah membiarkan ribuan orang kayak begitu di satu lapangan," ujarnya.

Menurut dia, langkah Polda NTB yang kini memeriksa panitia penyelenggara, tidak tepat. Pasalnya, semua pihak yang hadir.

Utamanya, para pejabat publik harus juga dipanggil. Sebab, ide awal dari kegiatan tersebut adalah percepatan vaksinasi di wilayah Kabupaten Bima yang dianggap rendah di wilayah NTB.

Akan tetapi praktiknya di lapangan, justru kerumunan yang memicu penyebaran COVID-19. Terlebih, dalam sejumlah video yang viral di media sosial, bahkan dari postingan di akun Facebook, malah banyak penonton yang tidak menggunakan masker.

"Kita dorong aparat penegak hukum agar menegakan prinsip berkeadilan. Yakni, para pejabat publik yang hadir di kejuaraan sepak bola itu juga harus dipanggil untuk dimintai keterangannya. Kalau ini dilakukan, baru namanya enggak tebang pilih," kata Mahally.

Ia perlu mengingatkan Gubernur NTB, lantaran sudah beberapa kali orang nomor satu di NTB dalam postingannya di akun media sosial terlihat mengabaikan Prokes COVID-19.

Oleh karena itu, sikap ketidakpekaan kepala daerah atas kondisi nasional dan dunia yang kini masih dilanda pandemi COVID-19, berdampak pada ketidakdisiplinan masyarakat dalam mengabaikan aturan yang sudah digariskan secara nasional.

"Kalau acaranya untuk vaksinasi, kami enggak persoalkan. Tapi, dalih itu akan mental jika melihat kerumunan masyarakat yang begitu banyaknya. Intinya, janganlah aturan PPKM level 3 yang sudah jelas itu ditafsirkan macam-macam," ujar anggota DPRD NTB dari Dapil II Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara ini.

Senada dengan Mahally. Anggota Komisi IV DPRD NTB H Ruslan Turmudzi juga menyayangkan sekaligus menyesalkan sikap Gubernur dan bupati Bima serta para pejabat lainnya yang hadir pada final turnamen Sepak Bola Gubernur Cup 2022 yang berlangsung di Lapangan Semangka di Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, tersebut.

Ketua Panitia Menyebutkan Bahwa Mahally dan Ruslan Telah Melukai Hati Masyarakat Sape dan Lambu

Patrick Wanggae Dkk Meninkmati Pantai Pasir Putih Usai Turnamen Sepak Bla Gubernur NTB Cup 2022

Ketua Panitia Penyelenggara Turnamen Sepak Bola Gubernur Cup 2022, Arif Rahman mengaku sangat terpukul dengan pernyataan Mahally dan Ruslan Turmudzi sebagaimana yang sudah dilansir oleh sejumlah Media baik Regional maupun Nasional tersebut. Tudingan Mahally dan Ruslan tersebut sangatlah tidak mendasar. Tak hanya itu, “celoteh” keduanya dinilai telah melukai perasaan dan hati masyarakat Sape dan Lambu.

“Jangan membangun narasi di luar lapangan Semangka Sape. Jika sejak awal hingga akhir pertandingan anda hadir di lapangan Semangka, mungki anda bisa melihat fakta sesungguhnya. Di acara penutupan event sepak bola Gubernur Cup 2022, para penoton melepas masker lebih karena kegembiraan atas tim yang didukungnya meraih juara I, juara II dan juara III dan IV bersama. Gubernur NTB dan jajaranya, Walikota Bima dan Bupati Bima yang hadir di acara tersebut juga menggunakan masker. Oleh sebab itu, tudingan tersebut tidak mendasar dan kami kecewa kepada dua anggota DPRD Provinsi NTB itu,” keluhnya kepada Media Online www.visionerbima.com, Senin (24/2/2022).

Sebelum event tersebut dilaksanakan, Arif Rahman menyatakan bahwa pihak telah melakukan koordinasi lintas sektoral. Persyaratan untuk kegiatan keramaian diperkuat oleh adanya rekomendasi dari Kapolsek Sape, rekomendasi dari Kades setempat (Kades Naru), rekomendasi dari Camat Sape. Selanjutnya pihaknya memperoleh rekoemndasi lintas Kabupaten sehingga keluarlah rekoemndasi dari ASKAB hingga memperoleh rekoemndasi dari Gubernur NTB sebagai pihak yang punya hajat.

Perjuangan pihaknya untuk memperoleh rekomendasi bagi pelaksanaan Gubernur Cup 2022 tersebut, nampaknya belum berakhir sampai di situ. Setelah memperoleh rekomendasi dari Gubernur NTB, pihaknya memperoleh rekoemndasi dari Satgas Covid-19 Kabupaten Bima. Setelah semua persyaratan digenggamnya, pihaknya kemudian pihak melakukan koordinasi dengan Camat Sape. Hal tersebut diakuinya berorientasi kepada melakuka antisipasi penyebaran Covid-19 baik kepada para pemain sepak bola maupun kepada para penontonya.

“Selanjutnya kami melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Camat Sape, Kompi Brimob setempat (Sape) dan Danramil Sape. Sebelum evet itu berlangsung, Kompi Brimob Sape melakukan penyemprotan disinvektan di arena lapangan Semangka Sape. Hal itu dilakukan demi mengantisipasi agar para pemain dan penonton terhindari dari serangan Covid-19,” tandasnya.

Dari upaya-upaya nyata tersebut yang dilakukan sejak awal hingga event sepak bola tersebut ditutup secara resmi oleh Gubernur NTB, ditegaskanya bahwa hingga saat ini tak seorangpun baik pemain, penonton dan lainya yang terjangkit oleh Covid-19. Justeru yang dinilainya aneh adalah munculnya sentilan Mahally dan Ruslan diakhir pertandingan event sepak bola tersebut. Oleh karenanya, Arif Rahman menilai bahwa sentilan dua orang anggota DPRD Provinsi NTB tersebut kental dengan nuansa politisnya.  

“Mereka berceloteh di sejumlah Media pada saat event berakhir. Kenapa dari awal mereka justeru diam saja. Dan kenapa hanya event sepak bola di Sape saja yang disentik. Sementara keramaian ditempat-tempat lainya di NTB justeru terkesan dibiarkan oleh mereka. Sungguh ceoleh keduanya telah melukai hati masyarakat Sape dan Lambu yang sudah puluhan tahun tidak menikmati suasana ramai seperti ini,” tanyanya dengan nada serus.

Soal masker ujarnya, sumbangan dari berbagai pihak berdatangan dan kemudian dibagikan kepada para pemain dan para penonton yang hadir baik sejak awal maupun pada saat event sepak bola tersebut ditutup secara resmi oleh Gubernur NTB. Pembagian masker tersebut dilakukan sejak awal hingga event berakhir. Dan melalui Beranda Medsos itu pula, pihaknya kerap mengkampanyekan “Gubernur NTB Bermasker”.

“Adapun para penonton yang melepas masker pada acara penutupan, itu merupakan bentuk kegembiraan mereka karena Clubnya menjadi juara. Namun pada saat itu juga, ada pula para penonton yang tetap menggunakan masker. Oleh karenanya, jangan melihat hanya pada satu sisi saja.Tetapi harus memandangnya secara keseluruhan,” imbuhnya.

Soal tiketpun diakuinya sjak awal hingga akhir dibatasi berdasarkan kesepakatan dan sesuai dengan kapasitas tribun (stadion). Untuk tiket, sejak awal hingga akhir pertandingan berlangsung ada yang terjual 500 lembar, 700 lembar dan ada yang terjual diubawah 1000 lembar. Jadi, tiket yang terjual itu ditegaskanya sesuai dengan kapasitas dan kemampuan tribun.

“Sementara jumlah penonton yang membludak, itu bukan tanggungjawab kami selaku Panitia Penyelenggara. Sebab, soal tiket sudah kami batasi dari awal hingga akhir pertandingan. Kendati demikian, kami tetap membagikan masker kepada mereka. Jadi, teramat lucu kedengaranya bahwa pelaksanaan event olah raga tersebut tidak taat Prokes,” keluhnya.

Event sepak bola sekals Tarkam yang dilaksanakan di lapangan Semangka Sape tersebut, ditegaskanya berhasil membangkitkan gairah sepak bola khususnya di Bima yang sudah sekitar puluhan tahun mati. Dia kembali menegaskan bahwa semua pihak harus bersyukur dan berterimakasih atas peristiwa besar bukan saja menguntungkan para penggemar sepak bola di Bima. Tetapi juga berdampak positif sangat luas bagi peningkatan roda ekonomi warga Sape dan Lambu.

“Kami tegaskan kami, jangan melukai hati masyaraat Sape dan Lambu serta masyarakat Bima yang sudah sangat lama merindukan peristiwa besar seperti ini. Ingat, Anda juga harus menggali lebih jauh esensi dari event ini. Tujuan besarnya ada dua dari event ini, yakni mensukseskanGubernur Cup 2022 dan mensukseskan program Nasional (program pemerintah) yakni mempercepat capaian vaksinasi massal khusunya di Sape dan Lambu. Catatan itu tentu ada bisa lihat bahwa program vaksinasi berjalan sejak awal hingga ebent sepak bola berakhir. Event ini taat Prokes, dan sampai saat ini tak terdengar adanya yang terjangkit Covid-19,” ungkapnya.

Capaian porsentase Vaksin yang diperoleh sejak awal hingga akhir event tersebut, diakuinya bukan sekedar wacana. Tetapi fakta adanya, bisa dipertanggungjawabkan dan datanya ada pada pihakSatgas Covid-19 Kota dan Kabupaten Bima. Artinya, event ini telah memberikan kontribusi sekaligus mendukung Program Nasional yakni meningkatkan capaian Vaksinasi massal.

“Hadirnya para pemain Nasional pada event sekelas Tarkam tersebut, sesungguhnya harus dijadikan sebagai sarana bagi terbukanya cakrawala berpikir kita semua tentang matinya dunia sepak bola khusnya di Bima dan kemudian ditindaklanjuti dengan perjuangan membangun stadion yang mumpuni sebagai wadah generasi muda di bidang olah raga sehingga bisa setara dengan daerah-daerah lainya di Indonesia. Namun tidak demikian faktanya, apa yang telah kita rintis ini justeru dlukai dengan komenta-komentar yang menyakiti hati serta perasaan warga Sape dan Lambu. Sekali lagi, sungguh kami ecewa,” keluhnya lagi.

Mestinya semua mata harus berfikir positif dengan kehadiran event sepak bola Gubernur Cup 2022 ini. Melalui event tersebut,  pihaknya berhasil meredam stigma bahwa selama ini Sape dan Lambu sebagai “Zona Merah” yang hampir tiap hari terjadi beragam kasus kriminal, salah satunya soal pembnuhan dan itu bukan lagi rahasia umum.

“Sebelum event ini berlangsung, Sape dan Lambu distigmakan sebagai “Zona Merah”. Namun lewat event ini, kami telah mempersembahka yang terbaik buat masyarakat Sape dan Lambu. Selama event ini berlangsung, kami telah menjadikan Sape dan Lambu sebagai pemersatu. Tak ada keributan selama event berlangsung. Suasana kekeuargaan, keakraban dan persudaraan antar sesama pun berjalan dengan sangat baik pula. Sekali lagi, harusnya kita apresiatif-bukan justeru melukai,” imbuhnya.

Melalui event tersebut, anak-anak muda yang sebelumnya berstatus pengangguran diakomodir menjadi pekerja, minimal mereka menjadi tukang parkir. Hasil yang mereka peroleh selama event berlangsung bukan saja untuk dirinya sendiri. Tetapi juga untuk keluarganya.

“Anda keliri jika kami di Panitia mendapatka keuntungan besar berupa materi dari event sepak bola ini. Yang ada adalah, kami justeru menghidupkan banyak orang. Yang ada adalah, sebagai anak bangsa kelahiran Sape dan Lambu sesungguhnya kami telah merubah dua wilayah ini dari sepi menjadi ramai. Dari dua Kecamatan yang sebelumnya tidak dikenal orang, namun dengan event ini nama Sape dan Lambu menjadi harum sampai di luar sana. Lantas kenapa ada yang kehilanganrasa bersyukur dan berterimakasih,” tanyanya dengan nada kecewa.

Patrick Wanggae Dkk Usai Turnamen Sepak Bola Gubernur Cup 2022 di Lapangan Semangka Sape

Untuk pembangunan tribun, diakuinya bahwa pihak Panitia tidak menarik keuntungan. Tetapi pembangunan tribun setersebut diserahkan kepada warga Desa Naru Kecamatan Sape. Sementara kontribusinyang diperolehd ari Tribun tersebut juga diperuntukan kepada warga Desa Naru.

“Orientasinya untuk warga Desa Naru. Jika 5000 orang mengisi tribun tersebut, maka semuanya untuk waega Desa Naru. Dari tribun saja, luar biasa keuntunganya yang diperoleh warga Desa Naru. Dan kami membentuk beberapa kelompok dari bangunan tribun tersebut, dan keuntunganya untuk kelompok-kelompok itu juga. Sementara untuk Parkir, kami serahkan pengelolaanya kepada anak-anak muda yang selama ini nganggur. Selama event berlangsung, mereka bekerja dengan sangat baik dan sadar. Tetapi sebelumnya, mereka kerap kali terlibat dalam sejumlah kasus. Dan bahwa setelah event berakhir, mereka semua datang kepada kami dan bertanya kapan event seperti ini kembali diadakan,” beber Arif Rahman.

Sebab melalui event seperti ini, mereka menjelaskan bahwa event seperti ini sangat membantunya dari sisi ekonomi. Arif Rahman kembali menyatakan kekecewaanya kepada dua oran anggota DPRD Provinsi NTB dimaksud (Mahally dan Ruslan) karena keduanya tidak melihat esensi lainyang ditimbulkan oleh event sepak bola Gubernur Cup 2022 ini.  

“Jika tak mampu membantu mereka secara langsung, minimal jangan melukai kegiatan besar yang saudah memberian banyak dampak positif bagi warga Sape dan Lambu. Terkait dengan pihak Polda NTB telah menurunkan Tim untuk memeriksa kami sebagai Panitia penyelenggara event ini, kami menyatakan wellcome. Namun yang pelu diketahui bahwa semua proses dan persyarakat bagi pelaksanaan event ini sudah terpenuhi secara administratif termasuk soal Prokes,” Tutur Arif.

Dengan adanya Gubernur Cup NTB 2022 ini, Arif Rahman kembali mengutarakan bukan semata-mata berorientasi kepada memuaskan warga Bima, Dompu dan Kota Bima sebagai penggemar sepak bola. Tetapi melalui event besar ini, pihaknya juga telah memperkenalkan seluruh destinasi wisata yang ada di Kecamatan Sape dan Lambu.

“Usai event berlangsung, kami mengajak Patrck Wanggae Cs mengelilingi seluruh Destinasi wisata di Kecamatan Sape dan Lambu. Setelah mengelilingi seluruh destinasi wisata yakni di pasir putih, pantai pink, Lariti dan lainya. Malah mereka bertanya kapan lagi bisa kembali ke Bima untuk menikmati suasana seperti ini. Bahkan ada ada satu kenangan yang sulit mereka lupakan, yakni “Sanggowo Sarati”. Bahkan mereka terus meminta-minta “Sanggowo Sarati”. Dan hal ini akan mereka ceritakan ke daerah-daerah lainya di Indonesia,” ucapnya.

Singkatnya, Arif Rahman menyatakan bahwa “celoteh” Mahally dan Ruslan tersebut telah melukai perasaan dan hati masyarakat Sape dan Lambu. “Celoteh” keduanya terebut, ditudingnya justeru jauh dari fakta dan data sesungguhnya.

“Terkait celoteh keduanya tersebut, kami juga hadir di Mapolres Bima Kota dalam upaya melakukan klarifikasi. Dan dalam kaitan itu pula, kawan-kawan aktivis yang ada di Sape dan Lambu uga hadir di Mapolres Bima Kota. Mereka bereaksi keras karena “celoteh” kedua orang anggota DPRD Provinsi NTB tersebut yang sudah beredar luas di Medsos,” pungkasnya.

Secara Terpisah, Ketua Asosiasi Kabupaten (ASKAB) PSSI Kabupaten Bima, Khaeruddin Juraid yang dimintai tanggapanya hanya menjelaskan dengan nada singkat, padat dan jelas.

“Penyelenggaraan Turnamen sepak bola Gubernur Cup 2022 bukan kegiatan dari ASKAB PSSI Bima. Namun Panitia Penyelenggara sudah mengantongin izin keramaian dan izin dari Satfas Covid-19. Selanjutnya ASKAB PSSI Bima mengeluarkan rekomendasi berdasarkan surat dari Panitia Penyelenggara,” sahunta, Senin (24/2/2022). (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.