Dugaan Praktik Jual Beli Darah Hingga 1 Juta di RSUD Bima, Dua Tenaga Kesehatan Dipecat

Direktur RSUD Bima.

Visioner Berita Kota Bima-Dugaan praktik jual beli darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, sedang hangat diperbincangan publik khususnya di kalangan relawan. Maraknya para calo yang kini berkeliaran di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima, membuat pasien dan keluarganya menjadi korban. 

Terutama pada pasien yang membutuhkan darah, kerap dimanfaatkan sejumlah calo untuk mencari keuntungan. Tak tanggung-tanggung, keluarga pasien yang membutuhkan darah harus merogoh kocek hingga Rp 1 juta untuk mendapatkan darah. 

Hal ini dibenarkan oleh Direktur RSUD Bima, drg. H. Ikhsan, Kamis (14/7/2022). Diakuinya, ulah para calo ini baru terungkap beberapa bulan terakhir setelah keluarga pasien melapor ke pihak RSUD Bima akan maraknya calo pendonor. 

Meski setiap harinya ada pendonor yang dilayani pihak Rumah Sakit, namun kebutuhan darah di RSUD Bima selalu saja kekurangan. 

Sementara Ikhsan mengungkap, bahwa bank darah hanya dimiliki RSUD Bima akan tetapi yang membutuhkan darah hampir seluruh instalasi rumah sakit di Bima mengambilnya ke RSUD Bima. 

Keluarga pasien, lanjut Ikhsan, ada yang dimintai uang hingga Rp 1 juta untuk mendapatkan darah untuk didonorkan. 

"Itu laporan dari keluarga pasien yang masuk ke kami," terangnya. 

Calo ini, tidak hanya berasal dari orang di luar manajemen RSUD Bima tapi juga melibatkan pegawai setempat. 

Ikhsan mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena calo-calo tersebut orang di luar dari manajemen rumah sakit. 

Sedangkan pegawai RSUD Bima, teridentifikasi 2 orang terlibat dan kini sudah dipecat. 

"Statusnya tenaga kontrak dan dia nakes dua orang ini. Saya ambil sikap tegas, langsung memecat," tegas Ikhsan. 

Ditanya modus operandinya, dua pegawai RSUD Bima tersebut meminta uang pelicin kepada keluarga pasien agar bisa dilayani lebih cepat. Kemudian, dijanjikan bisa didahulukan untuk mendapatkan stok darah. 

Tidak hanya memecat dua orang nakes tersebut, Ikhsan juga mengeluarkan Surat Peringatan (SP) 1 kepada Kepala Ruangan dua nakes yang melanggar. 

"Saya anggap, oknum tersebut berulah karena tidak adanya pengawasan Kepala Ruangan. Makanya saya berikan SP juga," jelasnya. 

Ikhsan meminta kepada keluarga pasien, langsung melaporkan ke polisi jika ada pihak tertentu yang meminta uang untuk mendapatkan darah dengan nilai yang tidak wajar. 

"Karena kami tidak memiliki kewenangan kalau pelaku dari luar. Saya hanya bisa awasi pegawai di sini saja. Sebaiknya langsung dilaporkan ke polisi," saran Ikhsan. 

Selain soal calo, Ikhsan mengaku saat ini sedang fokus menekan persoalan atitude nakes dan tenaga medis yang kerap dikeluhkan pasien. 

Menurut Ikhsan, atitude berkaitan dengan tipikal dan karakter warga Bima. Sehingga tidak semudah dan secepat membalikkan telapak tangan untuk mengubahnya, tapi secara perlahan. 

"Yang pasti kami memiliki komitmen, untuk perbaiki keluhan yang selama ini terlontar, terutama terkait atitude," pungkasnya. (FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.