Pawai Rimpu Besok Jauh Lebih Dahsyat Dari Disaat Kota Bima Dapat Rekor Museum Dunia 2019

Pihak Penyelenggara Siapkan Undian Berhadiah 6 Unit Sepeda Motor

Dipastikan Pawai Rimpu di Kota Bima Besok (27/8/2022) Menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022 Jauh Lebih Dahsyat Dari Pawai Rimpu Tahun 2019 

Visioner Berita Kota Bima-Sabtu besok (28/8/2922) digelar pawai rimpu (Hijab tradisional Bima). Moment spektakluler tersebut, dijelaskan memiliki dua titik start. Untuk masyarakat Kota Bima yang berada di Kecamatan Rasanae Barat dan Kecamatan Mpunda, titik startnya di lapangan sera-suba. Sementara untuk masyarakat di Kecamatan Raba dan Rasanae Timur, titik startnya di lapangan Pahlawan Raba.

Sedangkan muara akhir dari pawai ini dijelaskan di Kantor Walikota Bima. Dipastikan bahwa pawai yang orientasinya membangkitkan sekaligus mempertajam aspek budaya Bima dan tumbuh kembangnya UMKM Kota Bima ini akan jauh lebih dahsyat dari pawai rimpu Kota Bima tahun 2019 yang menghadirkan sekitar 23 ribu peserta dari seluruh Kelurahan dan Kecamatan se Kota Bima.

Pasalnya, pawai rimpu yang disebut-sebut dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-77 tahun 2022 ini akan diikuti oleh sekitar 50 ribu peserta dari seluruh Kelurahan dan Kecamatan se Kota Bima. Jumlah peserta rimpu yang diperkirakan sebanyak 50 ribu orang dari berbagai elemen masyarakat termasuk kalangan Muspida Kota Bima yang ikut pada pawai rimpu besok, diakui yang terbanyak pertama kali dalam sejarah pawai rimpu yang dilaksanakan di Kota Bima.  

Dan pawai rimpu besok juga melibatkan Ketua TP-PKK Provinsi NTB yang juga Istri dari Gubernur NTB. Moment ini diakui kian spektakuler karena adanya kegiatan undian berhadiah. Hadiah yang diperebutkan melalui undian tersebut adalah berupa enam unit sepeda motor dan hadiah hiburan lainnya. Dan hal tersebut diakui merupakan yang pertama kali terjadi dalam sejarah pawai rimpu di Kota Bima.

Sedang geliat ekonomi bagi UMKM khususnya bagi para pengerajin tenunan di Kota Bima, dijelaskan terjadi sejak dua minggu sebelum kegiatan puncak pawai rimpu menyambut HUT RI ke-77 tahun 2022 ini. Dijelaskan pula bahwa stok sambolo dan kain tenunan Bima di 11 Kelurahan di Kota Bima telah habis sejak dua minggu lalu.

Sementara untuk mendapatkan sambolo dan kain tenun yang digunakan oleh peserta pawai rimpu besok, dijelaskan sudah sulit didapatkan untuk saat ini. Sebab, kegiatan puncak pawai rimpu tersebut berlangsung besok dan para penenun disebut-sebut kewalahan menerima pesanan dari masyarakat Kota Bima yang ikut serta dalam pawai rimpu dimaksud.

Secara terpisah, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE yang dimintai komentarnya membenarkan hal itu. Moment spektakuler tersebut, diakuinya lahir atas kerjasama antara Pemerintah Kota Pemkot) Bima dan ketua Dekranasda Kota Bima dibawah kendali Hj. Ellya Alwainy H. Muhammad Lutfi.

“Peserta yang start dari lapangan sera-suba besok akan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kota Bima, Alfian Indra Wirawan, S.Adm. Sementara peserta pawai rimpu yang star di lapangan pahlawan Raba dipimpin secara langsung oleh saya,” ungkap Walikota Bima kepada sejumlah Awak Media di Kantor Walikota Bima, Jum’at sore (25/8/2022).  

Jumlah peserta pawai rimpu sebanyak puluhan ribu tersebut, diakuinya direkrut mulai dari tingkat RT se Kota Bima. Masing-masing RT di seluruh Kelurahan dan Kecamatan se-Kota Bima sebanyak 20 orang. Tak hanya itu, pawai rimpu besok juga akan melibatkan organisasi di luar Pemerintah (organisasi kemahasiswaan) di berbagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Bima seperti HMI, PMII, IMM dan lainnya.

“Pawai rimpu besok juga akan melibatkan kalangan dunia pendidikan se Kota Bima. Dan istri-istri Muspida Kota Bima sebagai peserta pawai juga menggunakan rimpu. Sedangkan pihak Muspida dan DPRD Kota Bima akan tampil dengan pakaian tradisional Bima, salah satunya sambolo,” terang Lutfi.

Pawai rimpu besok juga diakuinya akan melibatkan mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai PTS di Kota Bima. Salah satunya dari Akademi Kebidanan (Akbid) yang ada di Kota Bima. Bagi mahasiswa akan tampil dengan performa tradisional Bima. Sementara Bidan dan Perawat akan tampil menggunakan rimpu.

“Di dunia pendidikan tingkat SD, yang terlibat pada pawai rimpu besok hanya guru-gurunya saja. Sedangkan di dunia pendidikan tingkat SMP dan SMA, yang terlibat dala pawai rimpu besok para guru dan siswanya,” papar Lutfi.

Pawai rimpu menyambut HUT RI ke-77 tahun 2002 yang dilaksanakan di Kota Bima besok, dijelaskannya juga melibatkan kalangan BUMN dan BUMD di Kota  sebagai pesertanya. Bukan itu saja, pihak TNI dan Polri di Kota Bima juga disebutnya akan terlibat sebagai peserta pawai rimpu dimaksud. Pun para pegiat seperti LPA, Peksos, PUSPA Kota Bima dan lainnya juga akan terlibat sebagai peserta rimpu dimaksud.

Pawai Rimpu besok ungkapnya, juga melibatkan seluruh SKPD dan OPD di Kota Bima sebagai pesertanya. Pun demikian halnya dengan kalangan DPRD Kota Bima serta Partai Politik. Juga moment tersebut akan melibatkan para Paguyuban Nusantara yang berdomisili di Kota Bima sebagai peserta. Diantaranya Makasar-Sulsel, NTT, Minang (Sumatera Barat), Jawa Barat, Jawa, Batak dan lainnya.

“Esensi dari kegiatan ini bukan saja terkait dengan meningkatkan pertumbuhan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kota Bima, terutama pihak UMKM (pengerajin tenun) dan para Pedagang Kaki Lima (PKL). Tetapi juga berorientasi kepada membangkitkan sekaligus mempertajam nilai-nilai budaya Bima agar semakin hidup. Bukan itu saja, moment pawai rimpu dimaksud juga bertujuan membangkitkan sekaligus mempertajam nilai-nilai keislaman orang Bima,” urainya.

Jelang puncak pelaksanaan pawai rimpu dimaksud, pertimbuhan roda ekonomi masyarakat Bima bukan saja terjadi pada pihak UMKM dan PKL. Tetapi juga memberi keuntungan kepada para penjual kacamata di pusat pertokoan di Kota Bima.

“Toko-toko kacamata di sejumlah toko di pusat pertokoan di Kota Bima sejak beberapa hari lalu sampai dengan sekarang kewalahan melayani para pembelinya. Para pembelinya tersebut rata-rata dari peserta pawai rimpu. Kacamata tersebut digunakan oleh para peserta yang ikut pada kegiatan pawai rimpu besok. Jelang puncak pelaksanaan pawai rimpu tersebut, bukan saja kacamata yang diburu oleh para peserta. Tetapi juga sepatu, sambolo dan lainnya,” tandas Lutfi.

Spktakulernya pawai rimpu besok, papar Lutfi, bukan saja akan menjadi perhatian di Kota Bima, dan di Provinsi NTB. Tetapi juga aka menjadi perhatian Nasional. Dan pawai rimpu dimaksud juga dijelaskannya sangat kuat kaitannya dengan misi pengembangan dunia pariwisata Kota Bima. Sebab, hal tersebut tentu saja berdampak kepada kehadiran para wisatawan baik regional, nasional dan bahkan dunia di Kota Bima.

“Pawai rimpu ini direncanakan akan dijadikan sebagai kalender tahunan di Kota Bima. Tujuannya bukan sekedar mempertahankan nilai budaya dan keislaman orang Bima. Tetapi juga untuk menumbuh-kembangkan geliat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kota Bima,” paparnya.

Lutfi menegaskan, rekrutmen peserta rimpu mulai dari tingkat RT, Kelurahan dan Kecamatan se Kota Bima tidak menggunakan Anggaran dari Pemkot Bima (APBD II Kota Bima). Tetapi diakuinya murni pasrtisipasi dari seluruh elemen masyarakat Kota Bima. Itu membuktikan bahwa Kota Bima sangat rindu untuk mempertahankan nilai-nilai budaya dan tatanan keislamannya. Dan partisipasi nyata tersebut juga termasuk soal konsumsi untuk para peserta pawai rimpu itu sendiri.

Lutfi menyatakan, spektakulernya pawai rimpu besok juga didukung oleh adanya undian berhadiah. Hadiah dari undian tersebut yakni berupa enam unit sepeda motor. Dan hadiah yang dinilai spektakuler tersebut, dijelaskannya merupakan yang pertama kali terjadi dalam sejarah pawai rimpu di Kota Bima.

“Enam unit sepeda motor sebagai hadiah dari undian tersebut adalah satu unit dari saya (Walikota Bima), satu unit dari Ketua DPRD Kota Bima, Alfian Indra Wirawan, S.Adm, dua unit dari Dekranasda Kota Bima, satu unit dari Anggita DPR RI (PAN), H. Muhammad Syafruddin, ST, MM dan satu unit dari H. Fatahilah Ramli,” tuturnya.

Soal pengumpulan foto copy KTP kepada seluruh peserta rimpu dimaksud yang diperbincangkan oleh kelompok tertentu, ditegaskannya tidak ada korelasinya sedikitpun dengan masalah politik. Tetapi hal itu dilakukan guna menghindari kecurangan pada moment undian berhadiah untuk mendapatkan sepeda motor dimaksud.

“Pada moment undian berhadiah dimaksud, satu peserta rimpu hanya boleh mendapatkan satu lembar kupon. Dan pemilik kupon tersebut tentu saja harus cocok dengan foto copy KTP yang telah mereka serahkan kepada panitia penyelenggara. Pada saat pembacaan pemenang undian berhadiah sepeda motor tersebut, tentu saja identitas pemenangnya harus sesuai dengan KTPnya pula. Itulah esensi dari pengumpulan foto copy KTP dimaksud. Kalau selama inikan tidak demikian faktanya. Satu orang peserta bisa mendapatkan lebih dari satu kupon dan tidak pula menunjukan foto kopi KTPnya. Intinya pengumpulan foto copy KTP tersebut dimaksudkan agar hadiah-hadiah yang diperoleh dari hasil undian dimaksud bisa terdistribusi dengan tepat,” jelas Lutfi.

Masih soal foto copy KTP yang dikumpulkan kepada para peserta pawai rimpu dimaksud, hal itu ditegaskannya akan dihanguskan (dibakar) oleh Asisten II Setda Kota Bima, H. Ahmad, SE (H. Goma) usai moment undian berhadiah itu dilaksanakan.

“Semua foto copy KTP yang dikumpulkan kepada peserta pawai rimpu tersebut akan dibakar oleh H. Goma usai pelaksanaan undian berhadiah. Sekali lagi, foto copy KTP itu dikumpulkan jangan dikait-kaitkan dengan persoalan politik. Tetapi hal itu dilakukan, murni untuk menghindari adanya kecurangan pada moment berlangsungnya undian berhadiah,” ulasnya.

Soal undian berhadiah tersebut, diterangkannya bahwa pihak panitia penyelenggara akan menyediakan lima kotak undian. Lima kotak undian tersebut paparnya, dipersiapkan untuk lima Kecamatan se-Kota Kota Bima.

“Satu Kecamatan disiapkan satu kotak undian. Dan masing-masing Kecamatan hanya akan bisa mendapatkan masing-masing satu unit sepeda motor. Sedangkan undian berhadiah untuk satu unit sepeda motor dipersiapkan untuk umum,” terang Lutfi.

Kegiatan ini dijelaskannya diselenggarakan oleh Dinas Koperindag Kota Bima, Dinas Pariwisata dan Olahraga Kota Bima dan Dekranasda Kota Bima. Dan kegiatan ini juga disponsori oleh salah satu Perusahaan Kopi bubuk di Indonesia.

Sementara itu, Kadis Koperindag Kota Bima yakni H. Abdul Haris yang dimintai komentarnya membenarkan bahwa pertumbuhan roda ekonomi masyarakat Bima khususnya UMKM jelang pelaksanaan puncak pawai rimpu dimaksud bukan sekedar wacana. Tetapi hal itu ditegaskannya nyata adanya.

“Sekitar dua minggu sebelum puncak pawai rimpu ini, stok sarung tenun dan sambolo dari pihak UMKM Kota Bima di 11 Kelurahan sudah habis. Sementara harga per lembar sarung tenun sebesar Rp200 ribu hingga Rp250 ribu, dijelaskan habis dibeli oleh para peserta pawai rimpu dimaksud. Intinya, produksi tenunan di 11 Kelurahan di Kota Bima sangat kewalahan menerima pesanan dari para peserta rimpu dimaksud yakni sejak dua minggu sebelum kegiatan puncak pawai rimpu ini dilaksanakan,” tandas harus kepada Media Online www.visionerbima.com, Jum’at sore (26/8/2022).

Saat ini diakuinya masih banyak peserta rimpu dimaksud yang ingin mendapatkan sarung tenunan dan sambolo. Namun karena puncak kegiatan dimaksud dilaksanakan besok, maka hari ini Pula (26/8/2022) pihak penenun tak bisa lagi melayani mereka karena alasan waktu yang sudah sangat kepepet.

“Waktunya sudah sangat kepepet. Untuk itu, para UMKM sebagai pengerajin tenunan dan sambolo tak lagi bisa melayani para pembeli,” ulas Haris.

Berpijak pada tumbuh dan berkembangnya perputaran roda ekonomi masyarakat terutama UMKM karena pawai rimpu dimaksud, Harus berharap agar Walikota Bima bisa mengagendakan hal yang sama minimal dua kali dalam setahun. Sedangkan perhitungan kasarnya kata Haris, satu oran pelaku UMKM di Kota Bima (pengerajin tenunan dan sambolo) bisa mendapatkan untuk sebesar Rp5 juta dalam sekali pawai rimpu dilaksanakan di Kota Bima.

“Sedangkan masing-masing pelaku UMKM di 11 Kelurahan di Kota Bima menyediakan stok minimal 20 lembar kain tenunan pada etalasenya. Motif tenunan yang disediakan oleh pihak UMKM di 11 Kelurahan tersebut sangat beragam. Ada yang motif Renda (kain tenunan Renda-Kabupaten Bima) dan lainya. Namun fokus kota Bima lebih kepada Tembe Nggoli (sarung Nggoli). Sedangkan 11 Kelurahan sebagai pusat produksi tenunan Kota Bima yakni Ntobo, Rite, Penanae, Kendo, Rabadompu Barat, Raba Dompu Timur, Oifo’o, Nitu, Lela Mase, Nungga dan Toloweri,” tandas Haris.

Singkatnya, Haris membenarkan bahwa pawai rimpu kali ini jauh lebih dahsyat dari pawai rimpu tahun 2019 yang berhasil mengantarkan Kota Bima mendapatkan rekor museum dunia. Saat itu, jumlah peserta pawai rimpu dari seluruh Kelurahan dan Kecamatan se-Kota sebanyak sekitar 23 ribu orang.

“Sedang pada pawai rimpu kali ini diperkirakan mecapai 50 orang peserta. Jumlah peserta tersebut berasal dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Kota Bima, termasuk kalangan Muspida setempat. Sekali lagi, ini sungguh luar biasa dan tentu saja akan mengundang perhatian Nasional dan bahkan dunia,” pungkas Haris. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.