Setelah Sukses “Guncang Dunia” Dengan RMD, Kini Kota Bima Kembali Ciptkan Sejarah Dahsyat Lewat Festival Rimpu dan Sambolo

PKL Ngaku Raup Keuntungan di Atas Rp1 Juta

Mujahid A. Latif (Kiri) dan Khalid Bin Walid (Kanan)

Visioner Berita Kota Bima-Tahun 2019 Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE berhasil menciptakan sebuah sejarah spektakuler. Yakni melaksanakan kegiatan pawai rimpu (hijab tradisional) Bima yang meghadirkan peserta pawai rimpu dari lapangan Sera-Suba Kota Bima hingga ke destinasi wisata Pantai Lawata sebanyak sekitar 23 ribu. Puluhan ribu peserta rimpu tersebut berasal dari lima Kecamatan di Kota Bima. Yakni Rasanae Barat, Mpunda, Asakota, Raba dan Rasanae Timur.

Hal tersebut dijelaskan sebagai sejarah awal kebangkitan budaya yang juga tradisi warisan leluhur Bima. Dan hal itu diakui lahir atas ide dan gagasan Politisi Partai Golkar yang juga mantan Anggota DPRD dua periode itu (Lutfi). Betapa tidak, terkait hal itu Kota Bima berhasil mendapatkan Rekor Museum Dunia (RMD) hingga berhasil menggeser Kabupaten Dompu yang hanya berhasil memperoleh Rekor Murry terkait festival rimpu tahun 2019.

Atas prestasi terbaik yang diperolehnya dalam kaitan itu, catatan penting Media Online www.visionerbima.com mengungkap bahwa Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi ternyata tak tinggal diam, dan tak pernah pula menyatakan rasa puas. Tetapi, Lutfi justeru kian serius bekerja dalam bentuk menumbuh-kembangkan UMKM khususnya para pengerajin tenunan di 11 Kelurahan di Kota Bima melalui bantuan anggaran.

Sentuhan Pemkot Bima melalui leading sektor terkait dalam kaitan itu, pun diakui berhasil membuat para UMKM menjadi melek jika dibandingkan dengan Pemerintahan sebelumnya hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Creatif (MemparEcraf), Salahuddin Sandiaga Uno (Sandiaga Uno) hadir mengunjungi wilayah Kelurahan Ntobo-Kota Bima sebagai salah satu pusat kerajinan tenunan Bima.

Terkait tumbuh dan kembangnya UMKM di Kota Bima secara nyata tersebut, Sandiaga Uno pun mengapresiasinya sehingga Kota Bima disebut-sebut sebagai salah satu daerah yang layak untuk tujuan wisata baik domestik maupun Internasional.

Lagi-lagi dalam catatan penting Media ini, setelah berhasil “mengguncang dunia” atas prestasinya meraih RMD tersebut-Sabtu (27/8/2022) Pemkot Bima dibawah kendali Lutfi kembali menciptakan sejarah yang diakui sangat spektakuler. Yakni menggelar kegiatan festival rimpu mantika dan sambolo dengan menghadirkan sekitar 50 ribu lebih peserta dari 5 Kecamatan di Kota Bima.

Liputan langsung sejumlah Awak Media pada moment itu melaporkan, puluhan ribu peserta tersebut berasal dari berbagai elemen masyarakat di Kota Bima. Antara lain Muspida Kota Bima, SKPD dan OPD Kota Bima, kalangan dunia pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi Swasta (PTS), BUMN dan BUMD, para Pegiat, Paguyuban Nusantara yang berdomisili di Kota Bima (Jawa Timuran), Sunda, Minang, Sulawesi, NTT, dan lainya.

Moment festival rimpu dan sambolo ini juga melibatkan kalangan Paskibraka dan Purna Paskibraka Indonesia (PPI), LSM, organisasi wanita Kota Bima dan lainya. Masih dalam liputan langsung sejumlah Awak Media, jalan raya Kota Bima terlihat macet mulai dari pagi hingga jelang sore hari karena disesaki oleh peserta festival rimpu dan sambolo yang terlihat long march (jalan kaki) dari rumahnya masing-masing menuju titik kumpul di lapangan Sera Suba dan lapangan Pahlawan Raba.

Setalh tiba di dua titik kumpul tersebut, puluhan ribu peserta festival rimpu mantika dan sambol tersebut kembali melakukan long march dari lapangan pahlawan Raba dan lapangan sera suba menuju muara akhirnya di halaman kantor Walikota Bima. Sementara perjalanan dari dua titik kumpul tersebut menuju muara akhir di halaman kantor Walikota Bima tercatat membutuhkan waktu lebih dari dua jam lamanya.

Pada moment yang bersamaan, cuaca di Kota Bima terasa sangat panas. Kendati demikian, terlihat sedikitpun tak menyurutkan semangatr puluhan ribu peserta festival rimpu dan sambolo sedikitpun tak pernah kendor. Dari lapangan pahawan Raba menuju muara akhir di halaman  kantor Walikota Bima, puluhan ribu peserta festival rimpu dan sambolo ini dipimpin secara langsung oleh Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE.

Di moment itu pula, Walikota Bima didampingi oleh Ketua Dekranasda Kota Bima, Hj. Ellya Alwainy H. Muhammad Lutfi, Dandim 1608/Bima, Letkol Inf Muhammad Zia Ulhaq, Kapolres Bima Kota, AKBP Rohadi, S.IK, MH dan istrinya (Ketua Bhayangkari Cabang Polres Bima Kota), Wakapolres Bima Kota, Kompol Mujahidin, S.Sos, Sekda Kota Bima, Drs. H. Muhtar Landa, MH, dan sejumlah Kepala SKPD serta OPD Kota Bima.

Sedangkan pada dari titik kumpul di lapangan sera suba menuju muara akhir di halaman kantor Walikota Bima tersebut, puluhan ribua pserta festival rimpu dan sambolo inidipimpin secara langsung oleh Ketua DPRD Kota Bima, sejumlah Kepala SKPD dan OPD Kota Bima serta lainya.

Tiba di muara akhir di di halaman kantor Walikota Bima, para peserta Festival rimpu dan sambolo tersebut disambut oleh Walikota Bima, Ketua DPRD Kota Bima, Kapolres Bima Kota, Ketua BhayangkariCabang Polres Bima Kota Ketua Dekranasda Kota Bima,Sekda Kota Bima, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Raba-Bima dan delegasi dari Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bima.

Lagi-dalam liputan langsung sejumlah Awak Media, waktu terus berjalan namun suasana terasa kian menyengat. Namun demikian, pelaksanaan kegiatan festival rimpu dan sambolo masih berlangsung. Usai festival rimpu dan sambolo, tiba saatnya pihak panitia penyelenggara melaksanakan kegiatan undian berhasiah.

Hadiah-hadiah yang diundi, hadiah utamanya adalah enam unit sepeda motor. Lima diantaranya di menang-kan oleh warga di salah satu Kelurahan pasang masing-masing Kecamatan. Maksudnya, 1 Kecamatan hanya boleh mendapatkan untuan berhadiuah berupa satu unit sepeda motor. Sementara satu unit sepeda motor berhasil diraih oleh masyarakat umur, Adelia.

Sedangkan salah satu peraih undian berhasiah berupa satu unit sepeda motor tersebut adalah peserta rimpu atas nama Ainun Zariah, warga asal Kelurahan Lewirato Kecamatan Mpunda-Kota Bima. Selain undian berhasih berupa sepeda motor, sejumlah peserta juga mendapatkan hadiah hiburan. Antara lain peralatan dapur dan lainya. Dan ada pula yang mendapatkan uang tunai sebesar Rp1 juta dari salah satu Perbankan di Kota Bima.

Proses pelaksanaaan kegiatan undian berhadiah ini tercatat berlangsung lebih dari dua jam. Puluhan peserta rimpu juga terlihat menyesaki halaman kantor Walikota Bima. Mereka terlihat berharap mendapatkan hadiah undian dari masing-masing kupon yang mereka dapatkan dari panitia penyelanggara.

Singkatnya, proses pelaksanaan undian berhadiah tersebut berlangsung sampai dengansore hari. Namun sebelumnya, pada bagian barat kantor Walikota Bima terlihat sesaknya peserta festival rimpu mantika dan sambolo. Mereka terlihat membeli barang-barang, makana dan minuman ringan di sana.

Dan keramaian tersebut terlihat memberikan keuntungan tersendiri bagi para pelaku UMKM yang berjejeran di sebelah barat kantor Walikota Bima tersebut. Saah seorang pengerajin tenunan Bima yaki Yuyun mengaku bahwa kain tentunan yang dipajangnya pada moment tersebut sangat laku. Namun ia tak menjelaskan tentang nominal keuntungan yang diperolehnya padamoment itu.

“Alhamdulillah banyak yang laku. Keuntungan yang kami dapatkan, Alhamdulillah ada. Soal berapa nominalnya, ya Alhamdulillah ada lah, Bang,” sahutnya kepada Media ini dengan nada singkat.

Yang beruntung pada moent keramain itu bukan saja Yuyun. Tetapi juga sejumlah pedagang minuman, salah satunya orange juice (juice jeruk), teh botol, aqua dingin dan lainya, termasuk kopi siap saji. Masing-masing mereka menjelaskan bahwa hasil penjualan sejak pagi hinga festival rimpu dan sambolo usai lebih dari satu juta rupiah.

Dan ada pula sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang mengaku bahwa pada moment tersebut bisa menarik keuntungan sampai dengan satu juta rupiah. Sementara dagangan yang mereka (PKL) padang pada moment tersebut yakni berupa kopi, teh manis, orange juice, teh botol, makanan siap saji dan lainya.

“Alhamdulillah, setelah kami hitung keuntungan dari hasil penjualan kali ini lebih dari satu juta rupiah. Dan Alhamdulillah dari keuntungan ini kami bisa menghidupkan keluarga, terutama untuk membiayai anak-anak yang sekolah,” ujar sejumlah PKL di maksud.

Ramainya festival rimpu dan sambolo tersebut juga ditanggapi secara positif oleh Wakil Ketua DPD Partai Gerindra NTB, Mujahid A. Latief. Salah satu Advokat senior asal Bima yang berdomisili di Jakarta ini mengaku terkejud dan terkagum-kagum ketika melihat keramaian Kota Bima hari ini (27/8/2022) yang diusung oleh festival rimpu mantika dan sambolo.

“Ini sungguh luar biasa. Dan kita harus memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan semacam ini. Betapa tidak, festival rimpu dan sambol ini adalah sama halnya dengan membangkitkan gairah budaya, tradisi leluhur dan tatanan keislaman orang Bima. Sekali lagi, kami dari Partai Gerinda menyatakan salut, bangga, apresiasi, terimakasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Pemkot Bima dan pihak Dekransada Kota Bima sebagai penyelengara kegiatan ini. Kita berharap agar festival rimpu dan sambolo ini bisa dijadikan sebagai kalender event di Kota Bima,” harap Mujahid Latief.

Sosok yang dikenal cerdas, pintar, ramah, santun, komunikatif dan murah hati ini (Mujahid Latief) memastikan bahwa ramainya festival rimpu dan sambolo di Kota Bima ini merupakan wujud nyata dari kecintaan berbagai elemen masyarakat Kota Bima terhadap nilai-nilai budaya dan tradisi warisan para leluhurnya.

“Semua menggunakan rimpu (wanita). Dan kaum laki-laki sebagai pesertanya juga terlihat enggunakan sambolo dan lain tenunan Bima. Itu mencerminkan kekentalan cinta mereka terhadap bidaya dan tradisi warisan para leluhurnya. Sekali lagi, itulah bukti cinta mereka,” ulas Mujahid Latief.

Mujahid Latief menyatakan, festival rimpu mantika dan sambolo yang dilaksanakan dalam rangkat HUT Kemerdekaan RI ke-77 ini mendapat mendapat respon positif masyarakat Kota Bima. Hal itu tercerminkan kepada puluhan rubi peserta yang ikut meramaikan acara yang diprakarsasi oleh Pemkot Bima dan Dekranasda Kota Bima ini.

“Bagi saya, antusiasme masyarakat tersebut menunjukan kecintaan sekaligus kebanggaan masyarakat Bima terhadap identitas dan budaya yang dimilki. Dengan acara ini kita tunjukkan kepada pihak luar bahwa Bima punya budaya yang sangat dibanggakan yang tentu saka akan terus dilestarikan sampai kapanpun. Acara ini sebaiknya tidak berhenti sampai disini saja. Tetapi perlu even lainnya dalam skala dan format yang berbeda tetapi memiliki tujuan untuk mengangkat dan mempromosikan budaya rimpu,” harapnya.

Mujahid Latief kemudian menambahkan, festival rimpu dan sambolo ini juga telah memberikan efek positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, tembe nggoli, sambolo dan atribut lain khas Bima diakuinya banyak terjual, dan bahkan untuk atribut tertentu ludes dan susah didapatkan pada jauh-jauh hari sebelum kegiatan puncak festival rimpu dan samolo dilaksanakan.

“Ini fakta yang tak bisa dipungkiri oleh kita semua. Melalui kegiatan ini, bukan saja budaya dan tradisi orang Bima yang hidup. Tetapi soal ekonomi dan kesehateraan bagi pelaku UMKM dan PKL juga menjadi sangat hidup. Oleh sebab itu, kegiatan seperti ini harus dijadikan sebagai kalender event oleh pihak terkait di Kota Bima ini,” pungkasnya.

Secara terpisah Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bima yang juga Anggota DPRD Kota Bima, Khalid Bin Walid mengakui bahwa keramaian festival rimpu mantika dan sambol tersebut buka sekedar wacana. Ruas-rusa jalan yang dilewati oleh para peserta festival rimpu dan sambolo tersebut diakuinya sangat sesak. Sehingga pihak Kepolisian (Polres Bima Kota) dan Dinas Perhubungan Kota Bima menjadi kewalahan mengatur arus lalu linta mulaid ari pagi hingga jelang sore hari.

“Sekitar 50 ribu peserta terlihat jelas pada moment tersebut. Angka tersebut kauh lebih besar dari kegiatan festival rimpu itahun 2019 hingga Kota Bima berhasil meraih RMD. Hal tersebut mencerminkan bahwa budaya dantradisi rimpu dan sambolo sebagai warisan leluhurnya orang Bima semakin hidup. Dan sungguh ini merupakn teronosan luar biasa dari Walikota Bima dan pihak Dekranasda setempat,” tandas Walid.

Festival rimpu mantika dan sambol ini, ditegaskanya lebih kental dengan membuat budaya dan tradisi dan budaya warisan leluhurnya Bima semakin hidup. Dan melalui festival rimpu mantika serta sambolo ini, kecintaan masyarakat Kota Bima terhadap tradisi dan budaya warisan leluhurnya semakin kental saja.

“Nama Bima kian dikenal di mata daerah lain melalui festival rimpu mantika dan sambolo ini. Itu tentu saja mengjadi keuntungan besar bagi Kota Bima serta masyarakatnya. Dan melalui kegiatan ini pula, juga bisa memberika dampak positif bagi tumbuh kembangnya dunia wisata di Kota Bima. Ta hanya itu, kegiatan semacam ini juga memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi serta kesejahteraan kepada para pelaku UMKM dan PKL yang ada di Kota Bima. Untuk itu, kami tawarkan agar kegiatan seperti ini bisa dijadikan sebagai kalender event di Kota Bima,” harap Walid.

Walid menambahkan, hadirnya puluhan ribu peserta yang menggunakan rimpu dan sambolo pada kegiatan tersebut atas panggilan cintanya terhadap tradisi dan budaya watisan leluhurnya. Jika demikian adanya, maka kehadiran mereka pada moment tersebut bukan karena dipaksa oleh siapapun.

“Cinta mereka terhadap tradisi dan budaya warisan leluhurnya tentu saja sangat besar. Itu tercermin kepada keterlibatan puluhan ribu peserta tersebut pada kegiatan festival timpu ndan sambolo dimaksud. Sekali lagi, jika cintanya mereka sudah sangat melekat terhadap tradisi dan biusaya warisan leluhurnya maka tak ada lagi istilah paksa memaksa,” pungkas Walid. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.