Musrokot KONI Kota Bima, Lutfi Diklamasi-Nandar “Koit” di Tatib dan Irfan “Loyo” Sebelum Bertarung

Ketua KONI Kota Bima Terpilih, H. Muhammad Lutfi, SE (Tengah) Didampingi Ketua KONI NTB, Ir. Hj Husnandiaty Nurdin, MM (Paling Kanan) dan Pimpinan Sidang Pada Musrokot KONI Kota Bima, I Gusti Lanang Bratastuta, SH, MH (Paling Kiri)

Visioner Berita Kota Bima-Musyawarah Olah Raga Kota Komite Olah Raga Nasional (KONI) Kota Bima dalam rangka pemilihan Ketua KONI setempat untuk periode 2022-2026 yang dilangsungkan di ruang aula utama kantor Walikota Bima pada Minggu (18/12/2022) berhasil menguak sejumlah persoalan yang dinilai sangat menarik. Suara lantang dua orang kandidat Calon Ketua sebelumnya yakni Aris Dedi Munandar dan Muhammad Irfan yang juga anggota DPRD Kota Bima pada salah satu Media Online di Bima, justeru akhirnya “gigit jari” pada arena Musrokot tersebut.

Betapa tidak, Nandar yang semula dinilai yakin akan maju di pentas pemilihan karena karena pada Rapat Koordinasi (Rakor) pada Sabtu (17/12/2022) berhsil memperoleh rancangan usulan suara sebanyak 30 prsen justeru “koit” pada tingkat pembahasan Tata Tertib (Tatib). Nandar kandas karena hasil pembahasan Tatip yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang, I Gusti Lanang Bratastuta, SH, MH (mantan Wakapolres Bima Kota yang juga Pengurus KONI NTB), Nandar hanya memperoleh 9 suara, dua suara dinyatakan batal yakni dari pesrta Cabang Olah Raga (Cabor) Pertina dan Renang.

Oleh karenanya, jumlah suara dukungan terhadap Nandar ditegaskan tidak memenuhi korum. Sementara syarat dukungan berdasarkan hasil Tatib, dijelaskan minimal 30 porsen dari total jumlah peserta Cabor sebanyak 35. Oleh sebab itu, Ekspektasi Nandar harus kandas pada pembahasan Tatib alias tak memenuhi syarat sebagai Calon Ketua Koni Kota Bima.

“Nandar tak bisa maju sebagai Calon Ketua KONI Kota Bima periode 2022-2026 karena porsentase dukungan tak mencapai 30 porses sesuai ketentuan Tatib. Untuk itu, melalui kesempatan ini H. Muhammad Lutfi, SE dinyatakan terpilih secara aklamasi. Lutfi terpilih secara aklamasi karena berhasil memperoleh dukungan dari para peserta Cabor sebanyak 24 suara (50 persen plus 1),” tegas Pimpinan sidang setersebut.

Lantas bagaimana dengan Irfan yang juga duta PKB pada DPRD Kota Bima itu?. Liputan langsung sejumlah Awak Media Melaporkan, Irfan justeru “loyo” alias menyatakan diri tak ikut menjadi kandidat calon Ketua KONI Kota Bima. Irfan kandas karena karena tak mendapat dukungan dari para peserta Cabor. Namun demikian, terkuak bahwa Irfan memberikan dukungan kepada Nandar. Kendati Irfan beraviliasi dengan Nandar, namun tak membuat “nasib apesnya” Nandar pada moment Musrokot tersebut tak kunjung berubah menjadi baik.

Usai memenangkan moment Musrokot tersebut, Ketua KONI Kota Bima terpilih H. Muhammad Lutfi, SE menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan pernghormatan yang setinggi-tingginya kepada para pendukungnya. Tak hanya itu, ucapan yang sama juga sampaikanya kepada Ketua KONI NTB yang hadir pada saat itu, Ir. Hj Husnandiaty Nurdin, MM dan para Panitia Penyelenggara Musrokot karena mampu melaksanakan kegiatan Musrokot ini dengan tertib, aman, sukses dan lancar.

“Lepas dari itu, Insya Allah jabatan ini akan saya jadikan sebagaisarana untuk mengaktualisasi diri dan meletakan pengabdian seutuhnya kepada KONI Kota Bima sebagai wadah yang memayungi seluruh Cabor yang ada. Ketegasan lainya, saya tidak akan menjadikan jabatan sebagai Ketua KONI Kota Bima sebagai sarana untuk mencari popularitas. Sebab, target utamanya adalah mewujudkan impian para Cabor agar menjadi yang terbaik khususnya pad ajang Pekan Olah Raga Provinsi (Poprov) NTB yang akan diselenggarakan pada Pebruari tahun 2023,” tegas Lutfi yang disambut meriah oleh ratusan undangan yang hadir pada moment Musrokot dimaksud.

Pada moment itu pula, Lutfi juga menyinggung tentang Organisasi (Cabor) yang bernaung di bawah payung KONI Kota Bima. Organisasi yang baik dan benar tegas Lutfi yakni telah memiliki ADART yang diakui adanya. Jika sebaliknya, maka organisasi atau Cabor terebut tentu saja bermasalah. Dampak dari organisasi yang tak memiliki ADARTujarnya, tentu saja akan berpotensi dikenakan sanksi. Hal yang sama juga akan menimpa para atlet yang ada di dalam organisasi dimaksud.

“Tidak boleh ada organisasi atau Cabor atau Cabor yang bernaung di bawah panji KONIKota Bima ini yang hanya bermodalkan papan nama. Dan organisasi tanpa ADART alias hanya bermodalkan papan nama tersebut tentu saja sangat bermasalah,” timpal Politis Partai Golkar yang kini masih menjabat sebagai Walikota Bima ini.

Jelang Porprov NTB yang akan dilaksanakan pada Pebruari 2023, Lutfi menyatakan akan berbuat akan melahirkan sejumlah terobosan baru. Antara lain akan berbuat banyak untuk Cabor yang ada, khususnya Cabor-Cabor yang berprestasi.

“Roda organisasi ini (KONI Kota Bima) akan berjalan dengan baik apabila disentuh dengan cara yang baik pula. Dengan sentuhan yang baik, tentu saja akan memacu semaangat bagi atlte di berbagai Cabor guna mewuujudkan mimpinya menjadi juara baik di ajang Porprov hingga pada jenjang selanjutnya. Dan dengan anggaran yang ada, tentu saja akan lebih diperioritaskan kepada para atlet yang berprestasi yang bisa mengharumkan nama Kota Bima di mata daerah lain di Nusantara, khsusnya di NTB ini,” terang Lutfi.

Inilh nama-nama 35 Cabor Sebagai Peserta Murokot KONI Kota Bima yakni PASI, KODRAT, PERCASI, E-SPORT, FPTI, HAPKINDO, IMI, IPSI, ISSI, PBVI, PELTI, PENTAQUE, PERBAKIN, PERPANI, PERSEROSI, PERTINA, PTMSI, TAEKWONDO, TRIATHLON, WUSHU, KICK BOXING, MUATHAY, PBSI, PERWOSI, PSSI, PSTI, PERSANI, POBSI, PDBI, KEMPO, KARATE, PRSI, GABSI, POSSI, FASI.

Sementara Cabor-Cabor yang memberikan dukungan kepada Nandar yakni, E-SPORT, PERPANI, PERTINA, TAEKWONDO,  KICK BOXING, PERWOSI/SIWO, KARATE, PRSI dan GABSI. Selain itu, adalah Cabor-Cabor yang memberikan dukungan kepada Lutfi (Ketua terpilih).

Ketua KONI NTB ini Bicara Tegas dan Beberkan Kebiasaan Buruk Daerah

Foto Bersama Usai Musrokot KONI Kota Bima Berlangsung

Sementara itu, Ketua KONI NTB yakni Ir. Hj Husnandiaty Nurdin, MM dalam sambutanya usai moment Musrokot KONI Kota Bima tersebut menyampaikan ucapan selamat kepada H. Muhammad Lutfi. Mantan Kepalda Dinas Dikpora NTB yang diakui berdarah Bima ini berharap agar Lutfi bisa mengemban amanh yang baik sebagai Ketua KONI Kota Bima terpilih untuk periode 2022-2026 ini.

“Atas nama Ketua KONI NTB, saya percaya bahwa Lutfi akan mampu berbuat membuktikan kinerja terbaiknya dari sebelumnya untuk seluruh Cabor yang ada. Dari sisi anggaran untuk KONI Kota Bima, saya juga sangat percaya bahwa Lutfi akan mampu memberikan songkonganyang lebih dari periode sebelumnya,” paparnya.

Hunandiaty kemudian menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada seluruh peserta Murokot KONI Kota Bima serta pihak Panitia Penyelenggara karena telah mampu melaksanakan kegiatan ini sehingga bisa berjalan dengan sukses, aman, tertib dan lancar. Sebab, kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari berturut-turut, dimulais ejak Sabtu (17/12/2022) dan berakhir pada Minggu (18/12/2022).

“Alhamdulillah kita telah mampu mensukseskan kegiatan Musrokot ini dengan sabar hingga melahirkan hasil yang sangat baik. Selamat untuk Lutfi, semoga dengan sentuhan tanganya bisa mewujudkan mimpi serta cita-cita bersar seluruh Cabor yang ada terutama pada moment Porprov NTB yang waktunya semakin dekat ini,” harapnya.

Organisasi yang bermasalah tegasnya, tentu saja akan berdampak buruk bagi para atlet yang ada di dalamnya. Sementara soal prestasi bagipara atlet, pun ditegaskanya tetap bersifat mutlak.

“Jika bermasalah maka tentu saja prestasi akan semakin menjaduh.Jika organisasinya bagi, maka prestasinya sudah tentu bagus. Ada organisasi yang aneh, tiba tiba minta SK tetapi tidak melaksanakan musyarawarah. Masalah itu terjadi karena mereka saat musyawarah tidak mengundang KONI Provinsi,” ungkapnya.

Hal itu diakuinya berbahaya. Terkadang lewat jalur yang salah ungkapnya, juga berimbaskan kepada ancaman bagi prestasi bagi para atlet. Dan lazimnya oraganisasi yang bermasalah, terkadang cenderung memilih orang-orang dekatnya, keluarganya dan lainya. Namun yang harus ditegaskan, mekanis dan aturan organisasi itu harus dibaca. Sebab, organisasi itu tujuan utamanya adalah melayani atlet. Jadi yang dibutuhkan adalah soal kualitas organisasinya.

“Setiap Cabor itu perlu mengawal penyusunan RPJMD agar anggaran bagi Cabor bisa muncul di APBD. Untuk meraih medali itu, harus berdarah-darah. Oleh karenanya harus didukung oleh organisasi yang baik, dukungan anggaran yang tepat dan potensi SDM atlet itu sendiri,” imbuhnya.

Organisasi dan KONI harus kompak. Pertemuan antara keduanya harus ada, minimal empat kali dalam setahun. Ketika pertemuan itu intens dilakukan, tentu saja muncul transparansi serta membawa semangat prestasi atlet dan pelatih menjelang event.

“Tahapan pertemuan antara KONI dan Cabor harus sama sama dilakukan. Jelang Porprov, belum semua Cabor entry dengan baik. Jika ada masalah maka berikan kepada KONI untuk memecahkanya. Itu tujuanya agar KONI yang memasukannya sebagai peserta Porprov,” imbuhnya lagi.

Di moment Porprov NTB pada Pebruari 2022, ia menegaskan tidak boleh ada mutasi bagi atlet di berbagai Cabor yang ada. Sementara sistem verifikasi factual (Verfal) yang akan dilakukan oleh Panitian Penyelenggara Porprof NTB tersebut adalah by name bay adress (berdasakan nama dan alamat yang tertera di dalam KTP) pada masing-masing atlet itu pula.

“Misalnya jika dia memiliki KTP Kota Bima, maka yang bersangkutan wajib hukumnya untuk menjadi atlet Kota Bima. Lebih tegasnya, yang bersangkutan tidak boleh menjadi atlet untuk daerah lain. Jika terjadi sebaliknya, maka pihak Panitia Penyelenggara akan mendiskualifikasinya,” tegasnya.

Ketegasan tersebut diungkapnya merujuk pada hasil Rapat Kerja Nasional (Rakornas) yang dilangsung jauh sebelum Musrokot Kota Bima dilaksanakan (September 2022). Lebih jelasnya, Rakorbas tersebut menegaskan tidak boleh ada mutasi atlet antar daerah. Makanya sekarang ulasnya, sistim yang digunakan adalah by name by adress.

Ia kemudian menghimbau, setelah Musrokot Kota Bima dilaksanakan dan kemudian menetapkan Ketua KONI setempat maka pihaknya tidak boleh menunggu lama untuk menetapkan SK Ketua Terpilih(H. Muhammad Lutfi, SE). Oleh karenaya, jelang SK dimaksud diterbitkan maka yang dibutuhkan adalah kerja cerdas dan kerja cepat.

“Jangan membuat kami di Provinsi harus menunggu lama. Namun soal itu ada salah satu daerah yang aneh. Setelah Musyawarah pemilih Ketua KONInya, kami di Provinsi harus menuggu sampai tiga bulan lamanya untuk menerbitkan SK bagi Ketua terpilihnya. Padahal mengirim nama Ketua  terpilih kepada kami di Provinsi tidaklah susah. Hal buruk tersebut tidak boleh diteladani. Saya orang Bima, jadi tidak peduli dengan gan hal itu. Namun yang terpenting bagi saya saya adalah soal prestasi. Melalui kesempatan ini pula, saya berharap mudah-mudahan Ketua KONI terpilih di Kota Bima ini memiliki komitmen dan perhatian lebihnya terhadap olah raga,” pungkasnya. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.