Terobosan Lutfi Setelah Terpilih Jadi Ketum KONI, Dari Pembuatan Website-Bonus Rp20 Juta Untuk Medali Emas

Bagi Atlet Asal Kota Bima Masih di Daerah Lain “Akan Didiskualifikasi” di Porprov NTB

Moment Rakor KONI Kota Bima Dalam Rangka Persiapan Menuju Porprov NTB Tahun 2023, Minggu (25/12/2022) Dipimpin Oleh Ketum Terpilih, H. Muhammad Lutfi, SE

Visioner Berita Kota Bima-H. Muhammad Lutfi, SE telah terpilih secara aklamatif menjadi Ketua Umum (Ketum KONI) Kota Bima periode 2022-2026 pada Musrokot yang digelar pada minggu lalu. Dikabarkan bahwa dalam waktu dekat, Politisi partai Golkar yang juga mantan Anggota DPR RI dua periode yang kini masih menjabat sebagai Walikota Bima tersebut akan dilantik secara resmi menjadi Ketum KONI setempat.

Sementara pembentukan pengurus KONI Kota Bima di masa kepemimpinan Lutfi juga diinformasikan telah final. Pun diinformasikan bahwa sejumlah nama yangmenjadi Pengurus KONI Kota Bima sebelumnya telah dicoret. Tak hanya itu, pada kepengurusan kali ini juga ditegaskan pencoretan Organisasi yang tak memiliki AD/ART dalam kepengurusan KONI Kota Bima. Dalam kaitan itu, yang berpotensi besar untuk dicoret adalah SIWO PWI dan PERWOSI.

Kebijakan tersebut, ditegaskan tentu saja memiliki sejumlah landasan akurat. Antara lain, dianggap bukan Organisasi prestasi alias bukan Cabang Olah Raga (Cabor). Sementara Sekretariat sejumlah Organisasi yang “ditendang keluar” dari kepengurusan KONI Kota Bima itu, hingga saat ini diduga “tak jelas”.

Setelah terpilih secara resmi menjadi Ketum KONI Kota Bima, Lutfi juga menyatakan sejumlah terobosan baru guna mewujudkan impian Organisasi prestasi yang menaungi puluhan Cabor ini (KONI). Antara lain mengganti sejumlah Ketua Cabor sebelumnya dengan menghadirkan SDM baru yang dianggap cukup potensial membawa Cabor-Cabor dimaksud guna meraih prestasi terbaiknya pada ajang Porprov NTB yang akan digelar pada Februari 2023, membuat website tersendiri bagi KONI untuk mempublikasikan setiap kegiatan Cabor mulai dari latihan (TC) hingga pertandingan di Porprov dan menyiapkan hadiah fantastis sebesar Rp20 juta bagi atlet peraih medali emas di ajang Porprov dimaksud, Rp10 juta untuk para peraih medali perak dan Rp5 juta untuk peraih medali perunggu.

“Semangat organisasi dan atlet di seluruh Cabor harus diinjeksi. Peningkatan nilai bonus bagi atlet berprestasi tersebut, tentu saja bertujuan untuk memacu semangat dan kemampuan mereka untuk meraih prestasi terbaiknya di ajang Porprov NTB yang akan digelar pada Februari tahun 2023. Dan dengan terobosan baru itu pula, diharapkan agar para atlet Kota Bima khususnya yang berprestasi bisa mengharumkan tanah kelahiranya baik di ajang Porprov NTB, Pra PON maupun di PON,” harap Lutfi pada Rapat Kordinasi (Rakor) Persiapan Porprov di Sekretariat KONI Kota Bima, Minggu (25/12/2022).

Liputan langsung sejumlah Awak Media pada mment tersebut dihadiri oleh Ketua Harian KONI Kota Bima yang baru Sudirman DJ, SH, Sekretaris KONI yang baru menggantikan posisi Drs. H. Alwi yakni Drs. Adisan, M.Si dan seluruh Ketua Cabor dan sejumlah Awak Media.

“Proprov NTB sudah semakin dekat. Tak ada waktu untuk main-main. Sebab, Porprov bukan ajang untuk latihan. Tetapi moment Poprov NTB ini merupakan ajang pertarungan bagi atlet untuk membuktikan prestasi terbaiknya guna mengharumkan nama daerahnya(Kota Bima). Karena moment Porprov semakin dekat, maka seluruh Cabor yang ada harus berlatih secara serius. Perbaikan gizi bagi para atlet adalah hal yang wajib untuk dipenuhi,” tegas Lutfi.

Bagi Cabor yang telah meraih banyak medali emas, perak maupun perunggu pada ajang Porpov sebelumnya, ditegaskanya akan terus diberikan motivasi terbaik. Dan penyediaan bonus yang diniai besar tersebut, dijuga layak dijadikan sebagai motivasi bagi para atlet yang sebelumnya belum berhasi meraih medali baik emas, perak maupun perunggu.

“Hal tersebut juga menjadi tantangan serius bagi para pelatih di seluruh Cabor yang ada. Sebab, salah satu kunci baru atlet untuk meraih prestasi terbaiknya di ajang Porprov NTB dimaksud sesungguhnya ada di tangan para pelatihnya. Tak ada lagi waktu untuk main-main. Sokongan anggaran dari Pemerintah untuk KONI tentu saja telah dimatangkan. Untuk itu, maka saatnya untuk membuktikanya (bukan sekedar mimpi),” tegasnya lagi.

Dalam catatanya, Lutfi mengaku menemukan ada kepengurusan yang gemuk pada sejumlah Cabor. Yakni terdapat dua pelatih dengan jumlah atlet yang sedikit.

“Untuk itu, kita persempit jumlah pelatihnya menjadi satu orang saja. Jika hal itu dipertahankan, tentu saja boros dari sisi anggaran. Sebab, yang dilatihnya adalah Cabor yang sama,” ungkap Lutfi.

“Ancaman Diskusilifikasi” Bagi Atlet Kota Bima di Daerah Lain di Ajang Porprov NTB 2022

Ancaman ini bukan sekedar wacana hampa. Tetapi diakui akan dibuktikan oleh pihak Panitia Penyelenggara Porprov NTB pada moment verifikasi (Verfal) di Porprov NTB yang akan dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2022.

Hasil Rakornas KONI pada bulan September 2022 sebagaimana dijelaskan oleh Ketua KONI NTB pada Musrokot KONI Kota Bima Minggu lalu menegaskan (sebagaimana pemberitaan Media ini sebelumnya), antara lain soal by name by adress (berdasarkan KTP) bagi para atlet di seluruh Cabor.

Lebih jelasnya, jika ada atlet Kota Bima yang kini masih membela daerah lain ditegaskan agar segera kembali ke Kota Bima pula. Namun jika yang bersangkutan masih membela daeah lain di ajang Porprov NTB tahun 2023 maka secara otomatisakan didiskualifikasi.

“Ini bukan sekedar ancaman. Tetapi Verfal tersebut akan dilakukan oleh Pantia Penyelenggara Porprov NTB pada Februari 2023 nanti. Jika enggan didiskualifikasi maka dihimbau kepada para atlet yang masih berada di daerah lain itu segera kembali ke daerah asalnya. Sebab, proses dan tahapan Verfal tersebut yakni berdasarkan by name by adress,” tegas Ketua KONI NTB, Ir. Hj Husnandiaty Nurdin, MM pada moment Musrokot KONI Kota Bima Minggu lalu.

Dijelaskanya, kebijakan diskualifikasi tersebut tentu saja merujuk pada Rakornas KONI di Jakarta yang dilaksanakan pada September 2022. Dan hasil keputusan pada Rakorban tersebut tegasnya, tentu saja wajib hukumnya dimaknai oleh pihak KONI yang ada di daerah di seluruh Indonesia, salah satunya di NTB.

“Keputusn ini wajib untuk dijujung tinggi. Oleh karenanya, bagi atlet yang masih berada di daerah lain maka segera kembali ke daerahnya. Jika tidak, tentu saja akan mengalami kerugian sangat besar pada moment Porprov NTB yang akan diselengarakan pada Februari 2023. Sekali lagi, ini bukan sekedar ancaman. Tetapi akan dibuktikan oleh Panitia Penyelenggara Proprov NTB tahun 2023. Kebijakan itu tidak mengenal bahwa yang bersangkutan sebagai atlet berprestasi atau sebaliknya didaerah lain,” imbuhnya lagi.

Lepas dari itu, setidaknya KONI Kota Bima setelah Lutfi terpilih menjadi Ketua Umumnya tercatat ada sejumlah atlet peraih medali di daerah lain yang kini sudah kembali ke tanah kelahiranya (Kota Bima) guna membela Kota Bima di ajang Porprov NTB tahun 2023. Hal itu berkat perjuangan keras Ketua Formatur KONI Kota Bima, Fauzi dan Ketua Harian KONI Kota Bima terpilih yakni Sudirman DJ.

“Alhamdulillah kini 2 orang atlet peraih medali emas pada Porprov sebelumnya yang membela daerah lainya di NTn, kini sudah kembali ke Kota Bima. Keduanya akan membela Kota Bima di ajang Porprov NTB pada Februari 2023” ungkap Sudirman DJ didampingi Fauzi tanpa menyebutkan identitas 2 orang atlet tersebut.

Hasil investigasi Media ini juga mengungkap adanya hal “terburuk” yang terjadi pada Cabor Atletik pasca pelaksanakan Poprov NTB tahun sebelumnya. Yakni lebih dari 1 atlet berprestasi pada Cabor Atletik. Lebih jelasnya, sejak saat itu hingga sekarang kedua atlet beprestasi tersebut telah menjadi atlet pada Cabor Atletik di DKI Jakarta.

Dan peristiwa ini dijelaskan terjadi di saat Drs. H. Alwi Yasin menjadi Ketua Cabor Atletik Kota Bima. Dikabarkan pula, kedua atlet tersebut sudah tidak mungkin lagi untuk dityarik kembali menjadi atlet Atletik Kota Bima karena sudah resmi menjadi warga DKI Jakarta (ber KTP DKI Jakarta). Sementara di kubu Cabor Atletik Kota Bima, kini diinformasikan sedang resah, gelisah dan mengajukan Opsi pergantian Ketua Cabornya. Sebab, kisah nyata perpindahan kedua atlet berprestasi ke DKI jakarta tersebut dituding sebagai kegagalan serius Alwi Yasin. (TIM VISIONER)   

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.